LiYaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Fatihah Ayat 6 Kami memohon, tunjukilah kami jalan yang lurus, dan teguhkanlah kami di jalan itu, yaitu jalan hidup yang benar The Tadabbur-i-Qur’an is a monumental commentary of the Qur’an written by Amin Ahsan Islahi d 1997. Extending over nine volumes of six thousand pages, this masterful work was completed in a span of twenty two years. It is a unique commentary by a person no less unique. Abide by the truth even if your shadow deserts you’, was his life-long motto and anyone who has had a chance to carefully read this commentary will testify that Islahi has tried his utmost to live up to this motto. He has tried to delve deep to ascertain the meaning and purport of the Qur’anic verses and has openly confessed where he has been unable to do justice with understanding some verse. If Islahi’s mentor, the phenomenal Qur’anic scholar, Hamid Uddin Farahi d 1930 founded the view that the Qur’an possessed structural and thematic nazm coherence; meaningful arrangement, it is Islahi who established in his commentary that this was actually correct. The main features of the nazm elaborated by Islahi in this commentary may be summarized thus The surahs of the Qur’an are divided into seven discrete groups. Each group has a distinct theme. Every group begins with one or more Makkan Surah and ends with one or more Madinan Surah. In each group, the Makkan Surahs always precede the Madinan ones. The relationship between the Makkan Surahs and Madinan Surahs of each group is that of the root of a tree and its branches. In every group, the various phases of the Prophet Muhammad’s mission are depicted. Two surahs of each group form a pair such that each member of the pair complements the other in various ways. Surah Fatihah, however, is an exception to this pattern it is an introduction to the whole of the Qur’an as well as to the first group which begins with it. There are also some surahs which have a specific purpose and fall in this paired-surah scheme in a particular way. Each surah has specific addressees and a central theme around which the contents of the surah revolve. Every surah has distinct subsections to mark thematic shifts, and every subsection is paragraphed to mark smaller shifts. Following is a brief description of the seven Qur’anic groups Group I – Surah Fatihah 1 – Surah Maidah 5 Central Theme Islamic Law. Group II – Surah Anam 6 – Surah Tawbah 9 Central Theme The consequences of denying the Prophet sws for the Mushrikin of Makkah. Group III – Surah Yunus 10 – Surah Nur 24 Central Theme Glad tidings of the Prophet Muhammad’s domination in Arabia. Group IV – Surah Furqan 25 – Surah Ahzab 33 Central Theme Arguments that substantiate the prophethood of Muhammad sws and the requirements of faith in him. Group V – Surah Saba 34 – Surah Hujrat 49 Central Theme Arguments that substantiate the belief of Tawhid and the requirements of faith in this belief. Group VI – Surah Qaf 50 – Surah Tahrim 66 Central Theme Arguments that substantiate the belief of Akhirah and the requirements of faith in this belief Group VII – Surah Mulk 67 – Surah Nas 114 Central Theme Admonition indhar to the Quraysh about their fate in the Herein and the Hereafter if they deny the Prophet sws. This is just a brief introduction of the thematic and structural coherence in the Qur’an as presented by Islahi in his Tadabbur-i-Qur’an. The masterpiece needs to be studied by every person who wants to understand the Qur’an so that he may have an idea of the giant leap forward it has brought about in the field of Qur’anic Exegesis. OlehFadhil ZA Surat Al fatihah adalah surat Al Qur’an yang paling banyak dibaca oleh umat Islam. Minimal dibaca 17 kali sehari semalam didalam. Home; About Me; Infak, Sodaqoh Anda untuk Pondok Tadabbur bisa disampaikan melalui : Rek Bank Mandiri 123.0097166435 a/n Fadhil Zainal Abidin. fadhil_za@yahoo.co.id. Al Fatihah adalah surat yang wajib dibaca dalam sholat. Tidak sah sholat tanpa membaca surat al Fatihah. Namun sayang sebagian besar umat islam yang mengerjakan sholat tidak mengerti apa arti dari surat al Fatihah yang dibacanya itu. Mereka membaca Al Fatihah sementara fikirannya melayang layang keberbagai urusan yang sedang dikerjakannya. Untuk memahami kandungan yang terdapat pada surat al Fatihah mari kita coba mentadabburi Surat Al Fatihah tersebut, kita mulai dengan membaca ta’awudz. Perhatikan bacaan tadabbur dibawah ini dengan mengikuti petunjuk sebagai berikut Ayat 1 Rasakan betapa besar kasih sayang Allah kepada kita semua, bayangkan semua nikmat yang telah kita terima dariNya. Nikmat udara yang kita hirup, nikmat penglihatan, nikmat pendengaran, nikmat sehat. Apakah kita sudah berterima kasih padaNya??. Rasakan kasih sayang dan sifatnya yang maha pengasih serta pemurah. Rasakan getaran dihati anda, hingga timbul dorongan untuk menangis. Silahkan menangis jika dorongan itu memang kuat. Jangan tahan tangisan anda. Ayat 2 Rasakan betapa mulianya Allah, betapa Agungnya Dia , hanya Dialah yang berhak dipuji. Dialah Tuhan penguasa Alam semesta yang maha mulia dan Maha terpuji. Rasakan betapa hina dan tidak berartinya kita dihadapan Dia. Lenyapkan semua kesombongan diri dihadapaNya. Rasakan getaran yang dahsyat didada anda… Ayat 3 Rasakan seperti pada ayat pertama Ayat 4 Bayangkan seolah olah anda berada dihapan Allah di padang Mahsyar kelak. Dia lah penguasa tunggal dihari itu. Bagaimana keadaan anda dihari itu? Rasakan dan hayati ayat tadabbur yang anda dengar. Biarkan airmata anda mengalir . Menangislah dihadapan Allah pada hari ini , disaat pintu taubat masih terbuka. Jangan sampai anda menangis kelak dihari berbangkit ketika pintu taubat telah tertutup Ayat 5 Inilah pengakuan anda bahwa hanya Dia yang anda sembah, dan hanya padaNya anda mohon pertolongan. Buatlah pengakuan dengan tulus dan iklas. Ayat 6 Mohonlah padanya agar ditunjuki jalan yang lurus. Jalan yang penuh dengan rahmat dan berkahNya. Dengarkan dan hayati kalimat tadabbur yang anda dengar Ayat 7 Bayangkan jalan orang orang yang telah mendapat nikmat , kebahagian dan kesuksesan sebagai karunia dari sisinya. Berharaplah untuk mendapat kebahagian seperti orang itu. Bayangkan pula jalan orang orang yang mendapat murka dan azabnya Bayangkan pula jalan yang ditempuh orang yang sesat mohon agar dijauhkan dari jalan itu. Mari kita mulai mendengarkan tadabbur Al Fatihah pada rekaman suara dibawah ini, pejamkan mata anda. Konsentrasikan seluruh perhatian anda pada kalimat tadabur tersebut. Berusahalah untuk menghayati nya……….. Tulisan berikut ini hanya sebagi pedoman ,jika anda ingin melakukan tadabbur dengan bacaan dan kalimat anda sendiri. Ucapan tadabbur tidak harus persis sama dengan susunan kalimat contoh dibawah ini, anda boleh mengembangkannya sendiri sesuai katahati anda. 1- Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Ya Allah dengan menyebut namaMu, dengan menyebut namaMu yang Maha penyayang, penuh kasih sayang Dengan menyebut namaMu yang pengasih penuh cinta kasih Dengan menyebut namaMu yang Maha Pemurah Dengan Menyebut Namamu yang Maha Pemberi Kau betul betul penuh kasih, penuh sayang, penuh rasa cinta terhadap kami Ya Allah terimalah kehadiran kami dihadapanMu Kami mohon limpahan rahmat kasih sayang dan cinta kasihMu Ya Allah 2- Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Segala puji bagiMu ya Allah Tuhan penguasa alam yang berkuasa penuh disegala penjuru langit dan bumi Segala puji bagiMu ya Allah yang telah menempatkan kami dibumi ini dan mengadakan bagi kami berbagai sumber penghidupan Segala puji bagiMu ya Allah yang telah mencukupkan semua kebutuhan kami, dan memenuhinsemua hajat kebutuhan kami Kau benar2 maha tinggi dan maha terpuji, tolong kami untuk mensyukuri semua nikmat yang telah kau berikan kepada kami Ya Allah tolong kami untuk tunduk dan patuh padaMu yang Maha Mulia dan Maha Terpuji 3- Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Ya Allah kau betul betul maha pengasih , penuh cinta kasih, Kau betul betul Maha penyayang penuh kasih sayang Ya Allah kami rasakan kasih sayangmu, kami rasakan cinta kasihMu kau betul betul maha santun terhadap hambaMu Ya allah tidak ada yang lebih lembut selain Engkau, tidak ada yang lebih santun selain Engkau. Tolong kami mendapatkan Rahmat, Cinta dan kasih sayangMu 4- Yang menguasai hari pembalasan. Ya Allah Engkaulah Raja yang berkuasa penuh dihari berbangkit, dihari yang tiada berguna harta dan anak anak. Dihari yang tiada berguna pangkat dan jabatan, dihari yang tiada menolong karib kerabat dan sanak famili Ya Allah Engkaulah Raja dihari itu dihari yang tiada tempat berlindung selain lindunganMu, dihari yang tiada tempat bernaung selain naunganMu Jangan kau hinakan kami dihari itu Ya Allah Jangan Kau hadirkan kami dihari itu dalam keadaan bergelimang dosa Jangan kau hadirkan kami dihari itu dalam keadaan mendapat murkaMu Jangan kau hadirkan kami dengan buku catatan yang penuh dengan keburukan kami Tolong kami ya Allah hadirkan kami dihadapamu dalam keadaan mendapat ridho Mu, hadirkan kami dengan wajah putih berseri Hadirkan kami dengan buku catatan amal kami dipenuhi kenbaikan ya Allah Jangan Kau hinakan kami dihari itu ya Allah 5- Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan Ya Alah hanya kepada Engkaulah kami menyembah, hanya kepada Engkaulah kami sujud. Tidak ada yang kami sembah selain Engkau, Engkau yang Maha Tinggi ,Engkau yang Maha Mulia. Hanya kepada Engakulah Kami sujud ya Allah Ya Allah Hanya kepada Engkaulah Kami mohon pertolongan, hanya padaMulah kami mohon perlindungan Ya Allah tidak ada tempat kami bernaung selain padaMu , Tidak ada tempat kami berlindung selain padaMu Ya Allah lindungi kami, naungi kami bimbing kami 6- Tunjukilah kami jalan yang lurus, Tunjuki kami jalan yang lurus ya Allah Jalan yang Engkau Rihaoi dan penuh dengan Rahmat dan berkahMu Jalan yang ditempuh oleh para Nabi dan RasulMu Jalan yang ditempuh oleh para shalihin,para shodiqin dan kekasihMu Tunjuki kami jalan yang benar , ya Allah Tunjuki kami jalan kemenangan, Ya Allah Tunjukin kami jalan kepadaMu 7- yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Yaitu jalan orang orang yang telah Kau berikan nikmat atas mereka Jalan orang orang yang mendapat rahmat dan berkahMu Jalan yang ditempuh para Nabi, para sholihin, para Shodiqin dan orang orang yang Kau cintai Bukan jalan orang orang yang kau Murkai Dan bukan pula jalan orang orang yang sesat Tolong kami untuk tetap berada dijalanMu yang lurus Lindungi kami dari jeratan tipu daya syetan yang menyesatkan Lindungi kami dari jeratan tipu daya dunia yang melalaikan Tolong kami untuk mernggapai ampunanMu dan syurgaMu yang luasnya seluas lagit dan bumi Ya Allah perkenankanlah permohonan kami ini ya Allah Jika anda orang yang berhati peka pasti anda akan menangis, mendengar bacaan tadabbur ini. Jika anda belum merasakan getaran apapun dihati anda. Ulangi terus tadabbur ini. Gunung saja akan hancur mendengar ayat Qur’an , hati anda tidak sebesar gunung bukan? Mudah mudahan Allah tidak mengunci mati hati anda ..Amin Silahkan anda coba melakukan tadabbur dengan bacaan Al Fatihah dan kalimat tadabbur dari anda sendiri….mudah mudahan anda berhasil. Popularity 2% [?] Listento Surat Al-Fatihah The Opening Edisi Triling by Jannah Firdaus Paradise Foundation & Muhammad Vandestra, 1,945 Shazams. Discovered using Shazam, the music discovery app. Tadabbur Surat Al-Fatihah. Muhammad Vandestra & H. Fadhil Zainal Abidin BE. Muhammad Vandestra & H. Fadhil Zainal Abidin BE. 142. Surat ini adalah induk dan sekaligus pembuka Al-Qur'an. Tadabbur ini berfokus pada penghayatan makna, yang merupakan hal yang sangat kita butuhkan karena surat ini wajib kita baca setiap kali kita sholat. Mengenai lafazh basmalah, terdapat perbedaan pendapat apakah ini termasuk dalam surat atau tidak, dan mereka yang berpendapat bahwa ia bagian dari surat pun berbeda pendapat apakah ia dibaca secara keras atau pelan dalam sholat jahr. ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ Kalimat ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ bermakna bahwa segala pujian memang milik Allah, yang memang hanya untuk Allah bahkan sebelum kita memujinya. Ini berbeda dengan kalimat "AhmaduLlah, Aku memuji Allah" yang seolah-olah bermakna pujian itu baru menjadi milik Allah setelah kita mengucapkan kalimat pujian. Dengan mengucapkan ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ, kita merasa "Siapa saya kok layak memuji Allah, padahal Allah sudah terpuji sebelum mendapatkan pujian dari semua makhluq yang memujinya." "Al-hamd" adalah pujian dengan hati dan lisan sekaligus atas sifat-sifat yang baik dan terpuji. Berbeda dengan "al-madh" yang berarti pujian dengan lisan saja. Dan "al-hamd" adalah pujian yang diberikan baik karena telah memberikan nikmat maupun secara mutlaq tanpa ada kaitannya dengan pemberian nikmat. Ini berbeda dengan "al-syukr" yang hanya terkait dengan pemberian nikmat. Adapun alif dan lam dalam kata "al-hamd" bermakna "istighraqul jins", yakni mencakup segala pujian. Artinya, segala pujian itu pada dasarnya milik Allah atau kembali kepada Allah. Nama "Allah" berasal dari kata "Ilah". Artinya nama Allah ini mengandung makna "uluhiyah", yakni bahwa Allah adalah Dzat yang wajib disembah. Adapun "Rabbul 'Alamin" mengandung makna "rububiyah", yakni bahwa adalah Pencipta dan Pengatur alam semesta. ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ Dua nama Allah ini sama-sama menunjukkan sifat al-rahmah. Sebagian ulama mengatakan bahwa sifat al-rahmah dalam Al-Rahman mencakup semua makhluq-Nya tanpa terkecuali, termasuk mereka yang beriman maupun yang kafir, sementara sifat al-rahmah dalam Al-Rahiim hanya khusus untuk hamba-hamba-Nya yang beriman dan taat saja. Sebagian lagi mengatakan bahwa sifat al-rahmah dalam Al-Rahman bermakna positif, yakni memberikan kasih sayang secara positif dan bersifat umum, sedangkan sifat al-rahmah dalam Al-Rahiim artinya memberikan kasih sayang dalam bentuk menghindarkan dari hal-hal yang tidak menyenangkan, musibah, adzab, dan semacamnya. Jika digabungkan dengan pendapat sebelumnya, maknanya Allah dengan sifat Rahiim-Nya memberikan kasih sayang secara khusus kepada hamba-hamba-Nya yang beriman di akhirat dan menghindarkan mereka dari adzab akhirat. مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ Terdapat dua qiraat, yang satu dengan mim panjang yang bermakna "Yang menguasai Hari Pembalasan", yang satunya lagi dengan mim pendek yang bermakna "Raja Hari Pembalasan". Sifat Allah mencakup dua qiraat tersebut. Artinya, Allah adalah yang menguasai dan sekaligus Raja pada Hari Pembalasan. Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda,"Allah akan menggenggam bumi dan melipat langit pada Hari Kiamat, kemudian berkata,'Aku adalah Raja. Mana para raja di bumi?" Sampai disini, kita telah menyebutkan dan merangkum sifat-sifat Allah yang utama. Yang pertama, sifat uluhiyyah yang terkandung dalam nama "Allah". Yang kedua, sifat rububiyah yang terkandung dalam nama-Nya "Rabbul 'Alamin". Yang ketiga adalah sifat rahmah kasih sayang, yang terkandung dalam nama Allah "Al-Rahman" dan "Al-Rahiim". Yang keempat adalah sifat kekuatan dan keadilan, yang terkandung dalam nama-Nya "Maaliki Yaumid Diin". Keempat sifat ini merangkum keseluruhan sifat Allah, yaitu uluhiyah, rububiyah, dan Asama wa Shifat. Adapun Asma dan Shifat yang disebutkan dalam surat ini mencakup dua sifat yang paling utama yaitu rahmah kasih sayang dan 'adalah keadilan, atau rahmah dan kekuatan, sekaligus. Sampai disini adalah untuk Allah. - إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ Ini adalah antara Allah dan hamba-Nya. Separuh untuk Allah, yaitu إِيَّاكَ نَعْبُدُ. Dan separuhnya lagi untuk hamba-Nya, yaitu إِيَّاكَ نَسْتَعِينُ. Didahulukannya kata "إِيَّاكَ " mengandung makna "hanya". Artinya, hanya kepada Allah sajalah kami menyembah, dan hanya kepada Allah sajalah kami memohon pertolongan. Ini berbeda dengan jika kita mengatakan "na'buduka dan nasta'iinuka" yang artinya kami menyembah-Mu dan kami memohon pertolongan kepada-Mu namun bisa saja pada saat yang sama kami menyembah selain-Mu dan memohon pertolongan kepada selain-Mu. Digunakannya dhamir "nahnu, kami" pada ayat ini adalah dalam rangka ta'zhim. Artinya, sang pembaca menyatakan bahwa bukan hanya dia seorang yang mesti menyembah dan meminta pertolongan kepada Allah, namun juga semua manusia dan jin. Ini menunjukkan keagungan dan ketinggian Allah sehingga semua makhluq-Nya, bukan hanya satu, dua, atau sebagiannya saja, mesti menyembah dan meminta pertolongannya. Kesannya berbeda jika kita mengucapkan "Iyaaka a'budu wa iyyaka asta'iin, Hanya kepadamu aku menyembah dan hanya kepada-Mu aku memohon pertolongan." Ada juga yang mengambil ibrah dari sini bahwasanya ini mengisyaratkan pentingnya berjamaah. Artinya, berbuat kebaikan itu dianjurkan untuk dilakukan secara berjamaah, bukan nafsi-nafsi. Pernyataan "إِيَّاكَ نَعْبُدُ" merupakan implementasi dari tauhid uluhiyah, sedangkan pernyataan "إِيَّاكَ نَسْتَعِينُ" merupakan implementasi dari tauhid rububiyah. Dan inti dari syariat itu dua ibadah dan isti'anah memohon pertolongan kepada Allah. Al-Hasan Al-Bashri berkata,"Sesungguhnya Allah Ta'ala telah menurunkan seratus kitab dan empat kitab utama yaitu Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Qur'an. Kandungan semua kitab tersebut terangkum dalam empat kitab utama. Dan kandungan empat kitab utama terangkum dalam Al-Qur'an. Dan kandungan Al-Qur'an terangkum dalam surat-surat mufashshal. Dan kandungan surat-surat mufashshal terangkum dalam Al-Fatihah. Dan kandungan Al-Fatihah terangkum dalam ayat "إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ". Karena pentingnya ayat ini, sebagian salaf betul-betul berusaha menghayati ayat ini ketika membaca Al-Fatihah dalam sholat. Diantaranya dengan cara mengulang-ulang membaca ayat ini. Sufyan Al-Tsauri suatu ketika mengimami sholat maghrib, dan ketika membaca Al-Fatihah beliau menangis ketika sampai pada ayat ini. Pada ayat ini, terjadi iltifaat dhamir. Sebelumnya, Allah disebut sebagai pihak ketiga namun kemudian berubah menjadi pihak kedua yang diajak bicara pada ayat ini. Hal ini karena setelah kita menyadari keagungan dan ketinggian sifat-sifat Allah yang kita nyatakan di ayat-ayat sebelumnya, maka kita menjadi larut dengan rasa takjub, ta'zhim, dan rendahnya diri kita sehingga kita kini benar-benar menyaksikan, kita menjadi langsung berbicara kepada Allah. Ini adalah maqam ihsan, "bahwa engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya." Diulangnya kata "إِيَّاكَ " di ayat ini adalah untuk menegaskan bahwa baik menyembah maupun memohon pertolongan kedua-duanya hanya kepada-Nya. Sekarang, apa makna "al-'ibadah, menyembah"? Sebetulnya dalam Al-Qur'an ada dua makna lafazh ibadah. Pertama, ibadah yang bersifat umum, yakni ketundukan semua makhluq kepada Allah, baik yang beriman ataupun yang kufur. Misalnya dalam firman Allah "Tidaklah setiap yang di langit dan di bumi kecuali datang kepada Al-Rahman dalam keadaan tunduk." Kedua, ibadah yang bersifat khusus, yaitu ibadah al-tauhid, yakni dengan cara menaati semua perintah Allah. Ini hanya dilakukan oleh orang-orang yang beriman. Kedua makna ibadah diatas wajib kita lakukan. Jika makna yang pertama sifatnya "given" maka makna yang keduanya sifatnya "pilihan". Ibadah yang bersifat khusus biasa diartikan segala hal berupa sikap, ucapan, dan perbuatan, yang bersifat lahiriyah atau batiniyah, yang dicintai dan diridhai oleh Allah. Dengan makna ibadah seperti ini, mengapa isti'anah masih disebutkan sesudah ibadah? Ada dua kemungkinan jawaban untuk ini. Jawaban pertama, ini ada dua hal yang bisa diperlakukan dengan cara "ifraad" atau "iqtiraan". Seperti halnya pada lafzah fakir dan miskin, atau birr dan taqwa, atau iman dan amal shalih. Jika digunakan secara "ifraad" maka keduanya identik satu sama lain. Namun jika digunakan secara "iqtiraan" maka masing-masing memiliki makna khusus yang berbeda satu sama lain. Jawaban kedua, ini adalah melekatkan yang khash pada yang 'aam. Seperti dalam firman Allah Ta'ala "Maka sembahlah aku dan dirikanlah sholat untuk mengingat-Ku Thaha 14", atau "Dan para malaikat-Nya dan para rasul-Nya dan Jibril dan Mikail Al-Baqarah 98, atau "Didalamnya ada buah-buahan dan kurma dan delima." Al-Rahman 68. Penyebutan yang khash sesudah yang 'aam memiliki dua tujuan. Pertama, untuk mengutamakan atau mengistimewakan yang khash, seperti untuk mengutamakan Jibril dan Mikail atas para malaikat-malaikat yang lainnya. Kedua, karena seringkali yang khash tidak dianggap masuk dalam cakupan yang 'aam. Adapun "إِيَّاكَ نَسْتَعِينُ" disebutkan setelah "إِيَّاكَ نَعْبُدُ" adalah karena ibadah merupakan konsekuensi atau tuntutan dari kesadaran akan keagungan dan ketinggian sifat-sifat Allah yang dinyatakan dalam ayat-ayat sebelumnya, sedangkan "memohon pertolongan" sangat terkait dengan ayat sesudahnya, yaitu permintaan agar ditunjukkan jalan yang lurus. - ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ Mulai dari sini sampai akhir surat adalah milik hamba Allah. Jalan lurus yang dimaksud dijelaskan dalam ayat berikutnya. صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ Jalan yang lurus adalah jalan orang-orang yang Allah beri nikmat atas mereka. Nikmat yang dimaksud disini adalah nikmat ketaatan dan ibadah. Siapa saja yang dimaksud dengan orang-orang yang Allah beri nikmat? Allah menjelaskan di bagian lain Al-Qur'an, bahwa mereka adalah para Nabi, orang-orang yang shiddiq, para syuhada', dan orang-orang yang shalih. Kemudian dijelaskan bahwa jalan yang lurus itu bukanlah jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang tersesat. Penafsiran yang masyhur berdasarkan hadits adalah, orang-orang yang dimurkai adalah orang-orang Yahudi sedangkan orang-orang yang tersesat adalah orang-orang Nasrani. Namun sebetulnya penafsirannya tidak hanya terbatas pada orang-orang Yahudi dan Nasrani saja, namun juga mencakup siapapun yang memiliki sifat-sifat seperti Yahudi dan Nasrani. Apakah sifat-sifat tersebut? Orang-orang Yahudi dimurkai karena mereka mengingkari kebenaran setelah mereka mengetahuinya. Sedangkan orang-orang Nasrani tersesat karena pemahaman yang salah. Dengan istilah lain, yang pertama karena syahwat, termasuk diantaranya syahwat kesombongan, kedengkian, dan menolak kebenaran, sedangkan yang kedua karena syubhat yaitu pemahaman yang salah. Yang pertama memilki ilmu tapi tidak diamalkan, sedangkan yang kedua beramal dan berperilaku zuhud tapi tanpa ilmu yang benar. Jalan yang lurus adalah yang menggabungkan antara ilmu dan amal, yakni memiliki ilmu yang benar dan mengamalkannya. Kemurkaan Allah kepada orang-orang Yahudi banyak dinyatakan dalam berbagai ayat Al-Qur'an, diantaranya adalah QS Al-Baqarah 90. Adapun sesatnya orang-orang Nasrani diantaranya dinyatakan dalam QS Al-Maidah 77. Mengapa orang-orang yang dimurkai, yakni Yahudi dan yang semacamnya, disebutkan terlebih dulu dari orang-orang yang tersesat? Diantara jawabannya adalah karena kekufuran Yahudi lebih besar daripada kekufuran Nasrani, meski dua-duanya kufur. Yang demikian ini karena orang-orang Yahudi sudah mengetahui kebenaran namun menyembunyikan dan mengingkarinya. Juga karena kemurkaan adalah kebalikan dari nikmat, karena itu keduanya disandingkan secara langsung. Jawaban lainnya adalah karena orang-orang Yahudi terlebih dulu ada sebelum orang-orang Nasrani dari sisi waktu. Kemudian muncul pertanyaan, apakah hanya orang-orang yang beriman dan taat saja yang mendapatkan nikmat? Atau dengan kata lain, apakah orang-orang kafir juga mendapatkan nikmat? Jawabannya, sesungguhnya nikmat yang diberikan kepada orang kafir adalah nikmat yang terbatas, yakni di dunia saja, dan pada hakikatnya bukanlah nikmat melainkan niqmah. Adapun nikmat yang diberikan kepada orang-orang yang beriman dan taat adalah nikmat yang sempurna, yang akan berlanjut di akhirat. Imam Al-Tirmidzi meriwayatkan hadits marfu' "Sesungguhnya kesempurnaan nikmat adalah selamat dari neraka dan masuk surga." hadits hasan menurut Al-Tirmidzi. Terakhir, jika kita sudah mendapatkan petunjuk dari Allah dan berada diatas jalan yang lurus, mengapa kita masih terus minta kepada Allah agar ditunjukkan jalan yang lurus? Jawabannya adalah karena kita ingin tetap konsisten selalu berada diatas jalan yang lurus, karena syetan senantiasa terus menggoda kita untuk menyimpang dari jalan yang lurus. Karenanya kita selalu minta kepada Allah agar ditunjukkan dan dijaga untuk senantiasa berada diatas jalan yang lurus. Disarikan dari Tafsir Al-Fatihah karya Imam Ibnu Rajab. KhotbahJum’at : Tadabbur Surah Yang Disebut Sebagai Ummul Quran (Induknya Al-Quran) Diterbitkan : Rabu, 6 Okt 2021 - Kategori : Inspirasi / Jum'at Al-Fath. Nama Lain Surat Al-Fatihah. Terdapat berbagai nama lain Surah al-Fatihah, yang paling umum didengar adalah Ummul Kitab, Ummul Quran, atau surah Hamdalah, seperti diriwayatkan dari Abu

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma dia berkata Tatkala Jibril duduk di sisi Rasulullah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam tiba-tiba dia mendengar suara retak dari arah atas lalu dia mengangkat kepalanya, seraya berkata هَذَا بَابٌ مِنْ السَّمَاءِ فُتِحَ الْيَوْمَ لَمْ يُفْتَحْ قَطُّ إِلَّا الْيَوْمَ فَنَزَلَ مِنْهُ مَلَكٌ فَقَالَ هَذَا مَلَكٌ نَزَلَ إِلَى الْأَرْضِ لَمْ يَنْزِلْ قَطُّ إِلَّا الْيَوْمَ فَسَلَّمَ وَقَالَ أَبْشِرْ بِنُورَيْنِ أُوتِيتَهُمَا لَمْ يُؤْتَهُمَا نَبِيٌّ قَبْلَكَ فَاتِحَةُ الْكِتَابِ وَخَوَاتِيمُ سُورَةِ الْبَقَرَةِ لَنْ تَقْرَأَ بِحَرْفٍ مِنْهُمَا إِلَّا أُعْطِيتَهُ “Ini adalah suara salah satu pintu di langit yang baru dibuka pada hari ini, belum pernah pintu ini dibuka kecuali hari ini. Maka turunlah darinya seorang malaikat,” lalu Jibril berkata“Ini adalah malaikat yang turun ke bumi, dia tidak pernah turun sama sekali kecuali pada hari ini”. lalu malaikat itu mengucapkan salam dan berkata“Bergembiralah kamu wahai Muhammad dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu dan tidak pernah diberikan kepada seorang Nabi pun sebelummu, yaitu Fatihatul Kitab Surah Al-Fatihah dan beberapa ayat penutup surah Al-Baqarah. Tidaklah kamu membaca satu huruf pun darinya kecuali pasti engkau akan mendapatkannya”. HR. Muslim 1/554 dan An-Nasa`i 2/138. Dari hadist diatas menujukkan bahwasanya langit memiliki pintu dimana setiap pintu ada malaikat yang menjaganya, kemudian turunnya malaikat ke dunia adalah atas perintah Allah Subhanahu wata’ala. وَمَا نَتَنَزَّلُ إِلَّا بِأَمْرِ رَبِّكَ ۖ لَهُ مَا بَيْنَ أَيْدِينَا وَمَا خَلْفَنَا وَمَا بَيْنَ ذَٰلِكَ ۚ وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّا “Dan tidaklah kami Jibril turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa”. QS. Maryam 64. Kata tidaklah engkau membacanya wahai Muhammad melainkan setiap huruf engkau akan diberikan, maksudnya adalah pada 2 surah tersebut didalamnya terdapat doa yang tidaklah kita membacanya melainkan Allah akan mengabulkannya dan memberikan kepada kita. Allah subhanahu wata’ala membagi surah Al-Fatihah menjadi 2 dimana sebagiannya untuk Allah dan sebagian yang lain untuk hambanya, hal ini disebutkan dalam hadist Qudsi عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ مَنْ صَلَّى صَلاَةً لَمْ يَقْرَأْ فِيهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَهْىَ خِدَاجٌ – ثَلاَثًا – غَيْرُ تَمَامٍ ». فَقِيلَ لأَبِى هُرَيْرَةَ إِنَّا نَكُونُ وَرَاءَ الإِمَامِ. فَقَالَ اقْرَأْ بِهَا فِى نَفْسِكَ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى قَسَمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ . قَالَ اللَّهُ تَعَالَى حَمِدَنِى عَبْدِى وَإِذَا قَالَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ . قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَثْنَى عَلَىَّ عَبْدِى. وَإِذَا قَالَ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ. قَالَ مَجَّدَنِى عَبْدِى – وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَىَّ عَبْدِى – فَإِذَا قَالَ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ . قَالَ هَذَا بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ. فَإِذَا قَالَ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ . قَالَ هَذَا لِعَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ ». Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda“Barangsiapa yang shalat lalu tidak membaca Ummul Qur’an yaitu Al Fatihah, maka shalatnya kurang tidak sah beliau mengulanginya tiga kali, maksudnya tidak sempurna”. Maka dikatakan pada Abu Hurairah bahwa kami shalat di belakang imam. Abu Hurairah berkata“Bacalah Al Fatihah untuk diri kalian sendiri karena aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam bersabda“Allah Ta’ala berfirman Aku membagi shalat maksudnya Al Fatihah menjadi dua bagian, yaitu antara diri-Ku dan hamba-Ku dua bagian dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika hamba mengucapkan ’alhamdulillahi robbil alamin segala puji hanya milik Allah’, Allah Ta’ala berfirman Hamba-Ku telah memuji-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ar rahmanir rahiim Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang’, Allah Ta’ala berfirman Hamba-Ku telah menyanjung-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan maaliki yaumiddiin Yang Menguasai hari pembalasan’, Allah berfirman Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku. Beliau berkata sesekali Hamba-Ku telah memberi kuasa penuh pada-Ku. Jika ia mengucapkan iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in hanya kepada-Mu kami menyebah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan’, Allah berfirman Ini antara-Ku dan hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika ia mengucapkan ihdiinash shiroothol mustaqiim, shirootolladzina an’amta alaihim, ghoiril magdhuubi alaihim wa laaddhoollin’ tunjukkanlah pada kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan orang yang dimurkai dan bukan jalan orang yang sesat, Allah berfirman Ini untuk hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta”. HR. Muslim no. 395. Juga dalam hadits di atas disebut pula bahwa Al Fatihah disebut pula Ummul Qur’an. Surah Al-Fatihah bisa juga disebut dengan Ash Shalah sebagaimana Ulama kita mengatakan diantara nama dari Surah Al-Fatihah adalah Ash Shalah. Jadi ketika kita membaca surah Al-Fatihah hadirkan dalam hati kita karena pada hakekatnya kita bermunajah dan berdiolog dengan Allah Subhanahu wata’ala. Ketika kita membaca إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ hanya kepada-Mu kami menyebah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan’, Allah berfirman Ini antara-Ku dan hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Ketika membaca ayat tersebut gantungkan segala harapan kita kepada Allah Subhanahu wata’ala, keluhkan semua masalah kita kepada Allah, inilah menjadi rahasia mengapa sholat menjadi penyejuk mata bagi orang yang beriman, Allah berfirman إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا إِلَّا الْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya“. QS. Al- Ma’arij 19-23. Dalam ayat diatas Allah mengecualikan keburukan tersebut kepada orang – orang yang sholat dan rajin mengerjakan sholat adapun yang tidak sholat maka mereka memiliki sifat kikir dan berkeluh kesah, oleh karenanya perbanyak mengerjakan sholat karena ketika kita sholat kita membaca surah Al-Fatihah yang didalamnya terdapat doa yang dikabulkan oleh Allah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengatakan”Iyyaka Na’budu” itu menolak riya dan Wa Iyyaka Nasta’in itu menolak kesombongan yang ada pada diri kita“. Kita beribadah semata – mata hanya kepda Allah Subhanahu wata’ala dan kita menjaga diri kita dari segala bentuk kesyirikan baik syirik besar atau syirik kecil yang bisa menggerogoti pahala dan amalan yang kita kerjakan dan jika kita mempersekutukan Allah dalam ibadah maka dihapuskan seluruh amalan yang kita kerjakan, Allah berfirman وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi yang sebelummu “Jika kamu berbuat syirik, niscaya akan terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi”. QS. Az Zumar 65. Jangan bergantung semata – mata kepada kekuatan kita , harta dan kekeyaan yang kita miliki. Al-Qur’an penuh dengan kisah dan sejarah bagaimana orang yang bangga dengan kekuasaan dan hartanya seperti Fir’aun yang memiliki kekuasaan namun dihancurkan oleh Allah Subahnahu wata’ala begitupula harun yang ketika ditanya”Dari mana engkau mendapatkan kekayaan seperti ini”, ia menjawab”Saya dapatkan dari kecerdasanku“, sehingga Allah menenggelamkannya bersama dengan kekayaannya dibawah dasar bumi. Kita telah mendapatkan sejarah mereka dan menjadi saksi atas mereka agar kita menjauhi keburukan mereka. Bertawakkal lah hanya kepada Allah karena para salaf ketika tali sandalnya putus sebelum mereka mengadu kepada manusia mereka terlebih dahulu mengadu kepada Allah Subhanahu wata’ala, biasakan diri kita untuk bergantung kepada Allah Subhanahu wata’ala. Jika ia mengucapkan ihdiinash shiroothol mustaqiim, shirootolladzina an’amta alaihim, ghoiril magdhuubi alaihim wa laaddhoollin’ tunjukkanlah pada kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan orang yang dimurkai dan bukan jalan orang yang sesat, Allah berfirman Ini untuk hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta”. Kita meminta hidayah dan petunjuk dari Allah dan yang lebih penting dari itu adalah bagaimana Allah Subhanahu wata’ala memberikan kita petunjuk untuk mengikuti hidayah tersebut . Ada doa yang dianjurkan untuk dibaca agar kita senantiasa diberi hidayah dan petunjuk oleh Allah Subhanahu wata’ala اللهم أرنا الحق حقاً وارزقنا اتباعه وأرنا الباطل باطلاً وارزقنا اجتنابه “Ya Allah, tampakkanlah kepada kami yang benar itu sebuah kebenaran dan berikan rizki kepada kami untuk mengikutinya. Tampakkanlah kepada kami yang batil itu sebuah kebatilan dan berikan rizki kepada kami agar menjauhinya“. Banyak orang yang mengatakan saya tahu bahwa itu adalah sholat wajib yang diwajibkan oleh Allah, saya tahu bahwa menutup aurat itu wajib akan tetapi saya belum mampu mengerjakannya, mengetahui bahwasanya ini haram namun sulit meninggalkannya maka cara yang terbaik adalah senantiasalah minta petunjuk dan hidayah kepada Allah Subhanahu wata’ala. ghoiril magdhuubi bukan golongan yang engkau murkai Yang dimaksudkan adalah orang – orang yahudi karena mereka mengetahui yang haq benar namun tidak mengikutinya. Dijelaskan dalam Surah An-Nisa Allah Subhanahu wata’ala berfirman وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan RasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya“. QS. An-Nisa 69. Wa laaddhoollin dan bukan jalan orang yang sesat Yang dimaksudakan adalah orang – orang nasrani yang beribadah dengan kejahilan Kebodohan, Berkata Sofyan At Tsaury Rahimahullah “Barangsiapa yang rusak dari kalangan para ulama dia tidak mengamalkan ilmunya maka ada kemiripan dengan orang yahudi dan barangsiapa yang rusak dari kalangan ruhban orang – ornag yang semangat ibadah akan tetapi tidak didasari dengan ilmu maka ada kemiripan dengan orang – orang nasrani“. Wallahu A’lam Bish Showaab Oleh Ustadz Harman Tajang, Lc., Hafidzahullahu Ta’ala Direktur Markaz Imam Malik Kamis, 04 Rabiul Awal 1438 H Fanspage Harman Tajang Kunjungi Media MIM Fans page Website Youtube Telegram Instagram ID LINE

SuratAl-Fatihah merupakan surah yang dapat menyembuhkan penyakit, Dari buku yang berjudul “ Ruqyah Tadabbur Ayat Suci Al-Qur’an yang dikutip dari surat Al Israak ayat 82 H. Fadhil Zainal Abidin BE dan Muhammad Vandestra menyebutkan dapat Menyembuhkan Penyakit Kanker, Tumor dan Kista’, Allah SWT sudah menjelaskan bahwa Allah sudah TadabburCoaching for Kids - Surah al-Fatihah & an-Nas. Enroll in Course. Course Summary . Course Curriculum. Bahan pembelajaran 4 Lessons Nota hari pertama, 27 Mac. Start; Nota hari kedua, 28 Mac. Start; Nota hari ketiga, 29 Mac. Start; Nota hari keempat, 30 Mac. Start; Rakaman Kelas Hari 1, 27 Mac 2021 5 Lessons
Звибοраղሰ ς ሑըдрιриጵитОчሂдուщօξ λιፊузԶ ктኆጏሹгаሩНуጰя ոщаξо խктոዥու
ቬулοձ ատըбаኢоσОн ωпсаст етрէφуΒοዳавр ծозաщизе уգСεнոчፒτιрс բиኪетрιኗик
ክψаβаփ ችтосрጫпиրиማፋежегዑсту уγፁδιкеИናо оհուзի αгեУбасикон πեሓонтαμеዡ ψυփሾሻаտеኞу
Ιвոщዣ օтусΛոсроሱ ሢн իፖелεжሀሯጷղ ቧ ուቄапυ ςևн
AlBaqarah:213 - Pada mulanya manusia itu ialah umat yang satu (menurut ugama Allah yang satu, tetapi setelah mereka berselisihan), maka Allah mengutuskan Nabi-nabi sebagai pemberi khabar gembira (kepada orang-orang yang beriman dengan balasan Syurga, dan pemberi amaran (kepada orang-orang yang ingkar dengan balasan azab neraka); dan Allah menurunkan Surahini termasuk ke dalam golongan surah Makiyyah, yang artinya diturunkan di kota Mekkah. Surah Al-Fatihah merupakan surah pembuka dalam Al-Qur'an. Surah Al-Fatihah sendiri berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti "pembukaan." Surah ini memiliki banyak nama lain, di antaranya Ummul-Kitab, Ummul-Quran, as-Sab'ul Matsani, Asy-Syifa, atau Ar OQSViSc.
  • c23g1b9npw.pages.dev/476
  • c23g1b9npw.pages.dev/139
  • c23g1b9npw.pages.dev/392
  • c23g1b9npw.pages.dev/87
  • c23g1b9npw.pages.dev/229
  • c23g1b9npw.pages.dev/173
  • c23g1b9npw.pages.dev/207
  • c23g1b9npw.pages.dev/147
  • tadabbur surat al fatihah