Halini menguatkan pendapat yang kedua. Dan menurut pendapat yang lainnya, firman-Nya berikut ini: dari (golongan) jin dan manusia. (An-Nas: 6) merupakan tafsir dari yang selalu membisikkan godaannya terhadap manusia, yaitu dari kalangan setan manusia dan setan jin. Sebagaimana pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:
Surat Al Falaq dan surat An Nas disebut-sebut menjadi penyebab sembuhnya Nabi Muhammad SAW yang kala itu terkena sihir. Beliau disihir oleh Labid bin Al-A’shom yang membuat beliau sakit parah. Mempelajari tafsir surat An Nas akan membuat siapa saja menjadi mengerti. Bahwa memohon perlindungan itu hendaknya hanya kepada Allah SWT. Berbicara soal permohonan perlindungan, surat An Nas ini bersama surat Al Falaq juga biasa disebut dengan al muawwidzatain yang artinya memang dua perlindungan. Teks Surat An Nas dan Terjemahannya Teks Arab dan Terjemahan Surat An Nas dari Ayat Pertama hingga Terakhir بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ – ١ 1 Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, مَلِكِ النَّاسِۙ – ٢ 2 Rajanya para manusia, اِلٰهِ النَّاسِۙ – ٣ 3 Sembahan para manusia, مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ – ٤ 4 Dari kejahatan bisikan setan yang bersembunyi, الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ – ٥ 5 Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia, مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ – ٦ 6 Dari golongan jin dan manusia.” Tafsir Surat An Nas per Ayat Tafsir Surat An Nas Lengkap beserta Makna Tiap Ayatnya Singkatnya, dalam surat An Nas terdapat permohonan perlindungan kepada Allah SWT. Permohonan perlindungan ini menggunakan perantara 3 asma Allah yang sekaligus mencakup tiga makna keyakinan tauhid kepada Allah SWT. Adapun tiga asma tersebut ialah ar Rab, al Malik dan Ilaahi. Sedangkan untuk tafsir masing-masing ayat dalam surah An Naas, mulai dari ayat pertama, hingga terakhir dapat ialah sebagai berikut 1. Ayat Pertama Surat An Nas dibuka dengan kata qul yang artinya adalah katakanlah. Jika meninjau Tafsir Al Azhar, bisa diketahui bahwa kata ini bermakna katakanlah wahai utusan-Ku lalu ajarkan juga kepada mereka. Dilanjutkan dengan kata a’udzu yang diambil dari kata audz. Makna dari kata ini ialah menuju sesuatu untuk menghindari sesuatu yang ditakuti. Sementara Rabb bermakna kepemiliharaan, kepemilikan dan juga pendidikan yang melahirkan pembelaan dan juga kasih sayang. Sementara itu dalam Tafsir Fi Zilalil Qur’an dijelaskan bahwa Rabb ialah Tuhan yang Melindungi, yang Menjaga, yang Mengarahkan dan yang Memelihara. Dengan kata lain, yang dimaksud adalah Allah SWT yang menjadi Rabb segala makhluk. Baik dari kalangan jin, maupun manusia, segalanya kepunyaan Allah SWT. Akan tetapi, dalam ayat yang pertama ini kata Rabb lebih dikhususkan kepada manusia karena terdapat kata an naas setelahnya. An naas itu sendiri adalah kelompok manusia. Sehingga, yang ditekankan pada ayat ini, lebih pada manusia sebagai makhluk. 2. Ayat Kedua Ayat kedua ialah malikin naas yang artinya adalah raja manusia. Kata malik dalam ayat ini artinya adalah raja dan umumnya kata ini dipakai untuk menyebut penguasa yang mengurus manusia. Malik yang dimaksud di sini berbeda dengan maalik yang artinya pemilik. Karena maalik yang berarti pemilik umumnya dipakai untuk menyebutkan orang yang berkuasa atas sesuatu yang tidak bernyawa. Itulah mengapa dalam ayat kedua ini terdapat kata malik yang tidak dibaca panjang sebagaimana yang terdapat dalam surat Al Fatihah. Dalam Fi Zilalil Qur’an, al malik artinya adalah Tuhan yang Mengambil Tindakan, Tuhan yang Berkuasa dan Tuhan yang Menentukan Keputusan. Sedangkan dalam Tafsir Al Azhar, malik artinya adalah raja atau penguasa, sultan atau pemerintah tertinggi. Namun bila huruf mim dibaca panjang menjadi maalik artinya berubah menjadi yang memiliki. Secara gamblang, ayat yang kedua surat An Nas ini menjelaskan bahwasanya Allah SWT itu adalah malik, yakni penguasa yang memiliki kekuasaan tertinggi atas manusia. 3. Ayat Ketiga Makna Surah An Naas pada Ayat Ketiga Ayat ketiga adalah ilaahin naas. Kata ilahi asal katanya ialah aliha – ya’lahu. Artinya adalah menuju serta bermohon. Kemudian disebut dengan ilaah karena semua makhluk menuju dan juga bermohon kepada-Nya dalam memenuhi berbagai kebutuhan. Namun pendapat yang lain menyatakan bahwa kata ilaah arti awalnya adalah mengabdi atau menyembah. Jadi ilaah ialah Dzat yang disembah dan kepada Dia segala pengabdian tertuju. Sayyid Quthb telah menjelaskan bahwasanya al ilaah berarti Tuhan yang Berkuasa, Yang Mengurusi, Yang Mengungguli serta yang Maha Tinggi. Dalam sifat-sifat ini terkandung perlindungan dari kejahatan yang merasuk dalam dada sementara yang bersangkutan tidak paham cara menangkalnya. 4. Ayat Keempat Dalam ayat keempat terdapat kata syarr yang artinya adalah mudlarat atau buruk. Ibnu Qayyim al Jauziyah menyebutkan bahwa syarr itu mencakup dua hal, yakni yang mengantar pada sakit dan sakit itu sendiri. Sementara alwaswas pada awalnya artinya adalah suara yang amat halus. Arti ini selanjutnya berkembang menjadi bisikan dan umumnya merujuk pada bisikan negatif. Oleh sebab itu, sebagian ulama memahaminya dengan setan. Pasalnya, setan sering membisikkan rayuan dalam hati manusia. Sementara kata al khannas artinya adalah bersembunyi, mundur dan kembali. Jadi, maknanya adalah setan sering menggoda manusia kembali manakala dia lengah serta melupakan Allah SWT. Sebaliknya, setan akan mundur saat manusia mengingat Allah SWT. 5. Ayat Kelima Selanjutnya, ayat kelima dalam surat an nas menjelaskan antara manusia dan setan. Pada ayat ini, ditegaskan kembali bahwa Setan dapat dan akan selalu membisikkan keburukan bagi kaum manusia. Ayat kelima menyebutkan bahwasanya setan bisa membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia. Bisikan dari setan ini adalah ajakan kepada manusia agar taat kepadanya dengan kata-kata yang amat tersembunyi, namun bisa sampai dalam hati tanpa ada suara yang terdengar sedikitpun. Dalam surat lainnya, tepatnya Surat Al Hijr, Allah terlah berfirman وَإِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ Dan sesungguhnya kutukan bagi setan itu akan tetap menimpamu sampai hari kiamat. قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ Iblis berkata “ya Tuhanku, kalau begitu maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari manusia dibangkitkan. Dalam ayat tersebut, Allah Subhanahu Wata’ala menyebutkan bahwa kutukan terhadap Setan akan berlaku hingga akhir zaman. 6. Tafsir Surat An Nas Ayat Terakhir Tafsir Surat An Nas Ayat Ke Enam Ibnu Katsir memberikan penjelasan bahwa ayat 6 surat An Nas adalah tafsir dari ayat 5 sebelumnya. Dalam ayat 6 ini disebutkan tentang jin dan manusia. Sementara Sayyid Quthb memberikan penjelasan bahwa bisikan jin itu tidak bisa diketahui bagaimana terjadinya. Akan tetapi bekas-bekas pengaruhnya dalam kehidupan dan jiwa bisa dijumpai. Sedangkan manusia, diantara bisikan yang mereka lontarkan ada yang justru lebih berat dibandingkan dengan bisikan setan jin. Sayyid Quthb lantas memberikan contoh seseorang yang membisikkan kejahatan kepada temannya. Atau penasehat yang membisikkan kejahatan pada penguasa serta berbagai jenis bisikan lain yang bisa menjerumuskan. Itu juga termasuk golongan setan yang asalnya dari manusia. Dari tafsir surah An Naas tiap ayat tersebut, bisa dipahami bahwa setiap mukmin hendaknya senantiasa memohon perlindungan kepada Allah SWT dan membaca surat An Nas juga termasuk dalam upaya melindungi diri. Akhirnya, cukup sekian pembahasan mengenai tafsir surat An Nas dari Ayat Quran. Mudah mudahan dengan membaca dan memahami tafsir surah an naas ini, kita bisa dijauhkan dari rasa was was maupun bisikan iblis dan para pengikutnya. Akhirul kalam, billahi taufiq wal hidayah, wallahu a’lam bish showab. Waasalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh. SuratAn-Nas Ayat 1. Makkiyyah, 6 ayat ~ Dalam surat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw. untuk kembali dan berlindung kepada-Nya dalam mencegah kejahatan yang besar, yang tidak terlihat oleh kebanyakan manusia. adalah sebuah search engine khusus tafsir Al-Quran yang memudahkan umat islam mencari dan memahami tafsir ayat-ayat Al
Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Dari jin dan manusia" lafal ayat ini menjelaskan pengertian setan yang menggoda itu, yaitu terdiri dari jenis jin dan manusia, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat lainnya, yaitu melalui firman-Nya, "yaitu setan-setan dari jenis manusia dan dari jenis jin." Al-An'am, 112 Atau lafal Minal Jinnati menjadi Bayan dari lafal Al-Waswaasil Khannaas, sedangkan lafal An-Naas di'athafkan kepada lafal Al-Waswaas. Tetapi pada garis besarnya telah mencakup kejahatan yang dilakukan oleh Lubaid dan anak-anak perempuannya yang telah disebutkan tadi. Pendapat pertama yang mengatakan bahwa di antara yang menggoda hati manusia adalah manusia di samping setan, pendapat tersebut disanggah dengan suatu kenyataan, bahwa yang dapat menggoda hati manusia hanyalah bangsa jin atau setan saja. Sanggahan ini dapat dibantah pula, bahwasanya manusia pun dapat pula menggoda manusia lainnya, yaitu dengan cara yang sesuai dengan keadaan dan kondisi mereka sebagai manusia. Godaan tersebut melalui lahiriah, kemudian merasuk ke dalam kalbu dan menjadi mantap di dalamnya, yaitu melalui cara yang dapat menjurus ke arah itu. - Wallahu A'lam - Akhirnya hanya Allah sajalah Yang Maha Mengetahui. Yaitu jin dan manusia. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir Admin Submit 2015-04-01 021812 Link sumber Bisikan jahat yang biasanya sumbernya dari jin, bisa juga dari manusia yang telah menjadi walinya. Selesai tafsir surah An Naas dengan pertolongan Allah, taufiq-Nya dan kemudahan-Nya, wal hamdulillahilladzii bini’matihii tatimmush shaalihaat. Kami berharap kepada Allah agar Dia tidak menghalangi kebaikan yang ada di sisi-Nya karena keburukan yang ada pada diri kami, karena tidak ada yang berputus asa dari rahmat-Nya kecuali orang-orang yang zalim, dan semoga shalawat dan salam terlimpah kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarganya dan para sahabatnya semua. Selesai kitab tafsir ini dengan pertolongan Allah, taufiq-Nya dan kemudahan-Nya oleh seorang hamba yang mengharapkan ampunan dan rahmat Allah, Abu Yahya Marwan Hadidi bin Musa –semoga Allah mengampuninya, mengampuni kedua orang tuanya, keluarganya dan kaum muslimin semua- pada hari Jum’at tanggal 17 Ramadhan 1431 H bertepatan dengan tanggal 27 Agustus 2010 M. Rabbanaa taqabbal minnaa wa’fu innaka antal ghafuurur rahiim.
ntqx18X.
  • c23g1b9npw.pages.dev/364
  • c23g1b9npw.pages.dev/138
  • c23g1b9npw.pages.dev/129
  • c23g1b9npw.pages.dev/267
  • c23g1b9npw.pages.dev/473
  • c23g1b9npw.pages.dev/240
  • c23g1b9npw.pages.dev/383
  • c23g1b9npw.pages.dev/57
  • tafsir surat an nas ayat 1 6