Sebab perjalanan ruhani sufi, merupakan perjalanan panjang, sebagaimana perjalanan syari'at kita. Banyak sekali "jebakan-jebakan" yang bisa saja membuat kita gagal dalam proses menuju kepada allah Ta'ala, hanya karena kita terpaku pada fenomena tersebut.

Episoder Lytte senere Merk som spilt Vurder Nedlastning GĂ„ til podcast Dele Semua umat muslim pasti menginginkan agar melalui bulan Ramadhan dengan sempurna dan dapat meraih kemenangan yang gemilang atas perjuangannya dalam sebulan penuh. Namun kemenangan bukanlah hal yang mudah didapatkan, terdapat tantangan dan bahkan musuh yang menghalangi jalan menuju kemenangan di bulan saja tantangan dan musuh itu? Bagaimana cara menghadapinya?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada April 2021, yang diambil dari kajian Gema Ramadhan Telkom bersama Prof. M. Quraish Shihab dengan tema asli "Meraih Kemenangan Gemilang dengan Akhlak Mulia", sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Lytte Lytte igjen Fortsette Lytter... Lytte senere Lytte senere Merk som spilt Vurder Nedlastning GĂ„ til podcast Dele Semua umat muslim pasti menginginkan agar melalui bulan Ramadhan dengan sempurna dan dapat meraih kemenangan yang gemilang atas perjuangannya dalam sebulan penuh. Namun kemenangan bukanlah hal yang mudah didapatkan, terdapat tantangan dan bahkan musuh yang menghalangi jalan menuju kemenangan di bulan saja tantangan dan musuh itu? Bagaimana cara menghadapinya?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada April 2021, yang diambil dari kajian Gema Ramadhan Telkom bersama Prof. M. Quraish Shihab dengan tema asli "Meraih Kemenangan Gemilang dengan Akhlak Mulia", sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Lytte Lytte igjen Fortsette Lytter... Lytte senere Mangler du episoder? Klikk her for Ă„ oppdatere manuelt. Lytte senere Merk som spilt Vurder Nedlastning GĂ„ til podcast Dele Nabi bersabda bahwa ada dua cara yang dapat ditempuh untuk meraih ridha Allah, yaitu melalui bersyahadat atas keEsaan Allah dan memohon ampunannya. Namun, tidak cukup hanya itu, Nabi juga menyebutkan dua hal lainnya yang seharusnya tidak ditinggalkan umat Islam di bulan Ramadhan, yang tidak kalah pentingnya untuk saja dua hal yang dipesankan Nabi untuk dilakukan di bulan Ramadhan? Bagaimana sesungguhnya cara yang benar dari bersyahadat dan memohon ampunan pada Allah?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Juli 2013, berasal dari kajian yang diselenggarakan setiap Ahad awal bulan di kediaman M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Lytte Lytte igjen Fortsette Lytter... Lytte senere Lytte senere Merk som spilt Vurder Nedlastning GĂ„ til podcast Dele Ramadhan adalah bulan istimewa dimana pahala dilipatgandakan, sehingga umat muslim berlomba-lomba beribadah dan melakukan kebaikan di Ramadhan. Tentunya sebagai muslim yang paling diharapkan adalah diterimanya amal perbuatannya, namun alangkah lebih baik lagi jika mendapatkan pula ridha cara untuk mendapat ridha Allah di Ramadhan? Apa yang sebaiknya dilakukan di bulan ini?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Juli 2013, berasal dari kajian yang diselenggarakan setiap Ahad awal bulan di kediaman M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Lytte Lytte igjen Fortsette Lytter... Lytte senere Lytte senere Merk som spilt Vurder Nedlastning GĂ„ til podcast Dele Setelah menjelaskan tentang pengertian ulama dan hal yang harus dihindari untuk para pencari ilmu, Prof. M. Quraish Shihab memberikan pengertian tentang apa itu ilmu secara lebih rinci. Sehingga dengan mengetahuinya, para pencari ilmu dapat memperoleh hakekat suatu ilmu yang akan itu Ilmu? Bagaimana sebaiknya mendapatkannya? ____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Februari 2023, yang diambil dari kajian Kuliah Umum Program PKU Masjid Istiqlal bersama Prof. M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Lytte Lytte igjen Fortsette Lytter... Lytte senere Lytte senere Merk som spilt Vurder Nedlastning GĂ„ til podcast Dele Sosok ulama sangat identik dengan bobot keilmuan yang dimilikinya, namun pengertian ulama sendiri dapat dilihat dari berbagai perspektif yang tetap tidak terlepas akan adanya ilmu yang dimilikinya. Ilmu juga mempunyai pengertian tentang kejelasan sesuatu, sehingga sesuatu yang bersifat abu-abu tidak bisa dinamakan sebagai ilmu, di sinilah Prof. M. Quraish Shihab akan memberikan pesan-pesan bagi para pencari perbedaan pengertian dari istilah ulama? Apa pesan dari Prof. M. Quraish Shihab bagi para pencari ilmu?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Februari 2023, yang diambil dari kajian Kuliah Umum Program PKU Masjid Istiqlal bersama Prof. M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Lytte Lytte igjen Fortsette Lytter... Lytte senere Lytte senere Merk som spilt Vurder Nedlastning GĂ„ til podcast Dele Al-Quran akan selalu menjadi sumber utama dan pedoman hidup umat Islam yang harus diimani dan dijalankan dalam kehidupan, namun butuh adanya penafsiran agar dapat memahami Al-Quran dengan baik. Tetapi, penafsiran terhadap Al-Quran mempunyai banyak tantangan bahkan muncul adanya kesalahan-kesalahan penafsiran oleh sebagian bentuk tantangan ketika menafsirkan Al-Quran? Bagaimana contoh kesalahan dalam penafsiran?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Januari 2023, yang diambil dari kajian Halaqah Tafsir di masjid Bayt Al-Quran Pondok Cabe , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Lytte Lytte igjen Fortsette Lytter... Lytte senere Lytte senere Merk som spilt Vurder Nedlastning GĂ„ til podcast Dele Al-Quran akan selalu menjadi sumber utama dan pedoman hidup umat Islam yang harus diimani dan dijalankan dalam kehidupan, namun butuh adanya penafsiran agar dapat memahami Al-Quran dengan baik. Tetapi, penafsiran terhadap Al-Quran mempunyai banyak tantangan bahkan muncul adanya kesalahan-kesalahan penafsiran oleh sebagian bentuk tantangan ketika menafsirkan Al-Quran? Bagaimana contoh kesalahan dalam penafsiran?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Januari 2023, yang diambil dari kajian Halaqah Tafsir di masjid Bayt Al-Quran Pondok Cabe , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Lytte Lytte igjen Fortsette Lytter... Lytte senere Lytte senere Merk som spilt Vurder Nedlastning GĂ„ til podcast Dele Al-Quran akan selalu menjadi sumber utama dan pedoman hidup umat Islam yang harus diimani dan dijalankan dalam kehidupan, namun butuh adanya penafsiran agar dapat memahami Al-Quran dengan baik. Tetapi, penafsiran terhadap Al-Quran mempunyai banyak tantangan bahkan muncul adanya kesalahan-kesalahan penafsiran oleh sebagian orang. Bagaimana bentuk tantangan ketika menafsirkan Al-Quran? Bagaimana contoh kesalahan dalam penafsiran?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Januari 2023, yang diambil dari kajian Halaqah Tafsir di masjid Bayt Al-Quran Pondok Cabe , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Lytte Lytte igjen Fortsette Lytter... Lytte senere Lytte senere Merk som spilt Vurder Nedlastning GĂ„ til podcast Dele Alangkah banyaknya anugerah yang telah Allah berikan namun seringkali terlupakan oleh manusia, yaitu berupa nikmat dan juga rasa untuk bersyukur atas nikmat tersebut. Syukur manusia terhadap nikmat seringkali belum mencapai tahap "bersyukur" yang benar, sehingga tidak merasakan kelezatan atas nikmat yang didapatkannya. Bagaimana cara bersyukur yang benar? Apa saja yang dapat disebut nikmat?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada April 2022, yang diambil dari kajian Shell bersama Prof. M. Quraish Shihab , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Lytte Lytte igjen Fortsette Lytter... Lytte senere Lytte senere Merk som spilt Vurder Nedlastning GĂ„ til podcast Dele Salah satu alasan diperlukannya hari kebangkitan adalah agar terpenuhinya keadilan bagi semua orang agar memperoleh ganjaran atas segala perilakunya dengan balasan yang setimpal, yaitu dengan menikmati surga atau merasakan derita neraka. Surga dan neraka sudah dilukiskan Al-Quran dengan berbagai keindahan dan kengeriannya yang membuat manusia selalu berharap dan menghindarinya, namun realitas sesungguhnya surga dan neraka tidak sama dengan gambaran dalam benak manusia. Bagaimanakah realitas surga dan neraka? Mengapa gambaran surga dan neraka dalam al-Quran tidak sama persis dengan realitasnya?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada September 2022, yang diambil dari kajian Jumat Subuh Cari Ustadz bersama Prof. M. Quraish Shihab , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Lytte Lytte igjen Fortsette Lytter... Lytte senere Lytte senere Merk som spilt Vurder Nedlastning GĂ„ til podcast Dele Manusia akan menemui ajal mereka menuju kematian dan akan menjalani proses peradilan untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya, maka untuk menjalaninya manusia mengalami "reinkarnasi", hidup kembali. Berbeda dengan agama lainnya dalam memahami reinkarnasi, Islam memahami konsep reinkarnasi ini dalam bentuk yang berbeda. Bagaimana konsep "reinkarnasi" dalam Islam? Apa proses yang dijalani manusia setelah kematian? ____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada September 2022, yang diambil dari kajian Jumat Subuh Cari Ustadz bersama Prof. M. Quraish Shihab , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Lytte Lytte igjen Fortsette Lytter... Lytte senere Lytte senere Merk som spilt Vurder Nedlastning GĂ„ til podcast Dele Manusia disebutkan di surah al-'Alaq mempunyai dua cara untuk menambah pengetahuan, melalui qalam dan diajarkan langsung oleh Allah. Qalam atau pena disebut sebagai media pembelajaran dengan maksud bahwa penambahan ilmu melalui membaca yang tertulis, di sisi lain manusia dapat diberikan keistimewaan untuk langsung mendapatkan ilmu dari Allah tanpa usaha, yang disebut ilmu ladunni. Bagaimana cara mendapatkan ilmu ladunni tersebut? Mengapa menggunakan istilah qalam untuk aktivitas belajar dengan membaca? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Oktober 2022, yang diambil dari kajian sekolah Islam al-Izhar bersama Prof. M. Quraish Shihab , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Lytte Lytte igjen Fortsette Lytter... Lytte senere Lytte senere Merk som spilt Vurder Nedlastning GĂ„ til podcast Dele Awal surah al-'Alah menjelaskan tentang kekuasaan Allah sebagai Sang Maha Pencipta, dan terkhusus disebutkan tentang penciptaan manusia yang berasal dari 'alaq. Manusia diciptakan Allah berbeda satu dengan yang lainnya, karena Allah menghendaki adanya keragaman bagi manusia. Bagaimana makna 'alaq dalam awal surah ini? Apakah manusia tidak dapat menjadi sama? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Oktober 2022, yang diambil dari kajian sekolah Islam al-Izhar bersama Prof. M. Quraish Shihab , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab Lytte Lytte igjen Fortsette Lytter... Lytte senere Lytte senere Merk som spilt Vurder Nedlastning GĂ„ til podcast Dele Nabi Muhammad mendapatkan wahyu pertama kali berupa awal surah al-'Alaq yang didapatkan langsung melalui Malaikat Jibril, dengan perintah pertama yang menggetarkan hati Nabi, yaitu perintah membaca. Namun, menariknya dalam perintah ini tidak disebutkan objek bacaan untuk Nabi. Lantas bagaimana makna perintah membaca tersebut? Apa yang diperintahkan kepada Nabi untuk dibaca?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Oktober 2022, yang diambil dari kajian sekolah Islam al-Izhar bersama Prof. M. Quraish Shihab , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Lytte Lytte igjen Fortsette Lytter... Lytte senere Lytte senere Merk som spilt Vurder Nedlastning GĂ„ til podcast Dele Tidak sedikit dari kelompok yang mengatasnamakan Islam yang merespons terhadap situasi dan kondisi yang terjadi dengan sikap yang ekstrim dikarenakan kurangnya pengetahuan yang utuh tentang perbedaan agama, ilmu agama, dan keberagamaan. Sehingga kurangnya pemahaman tersebut menjadikan banyak orang yang tidak dapat bersikap secara moderat, padahal agama Islam mengajarkan wasathiyyah. Apa maksud dari sikap moderat? Apa perbedaan dari agama, ilmu agama, dan keberagamaan?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Maret 2021, berasal dari kajian yang diselenggarakan bersama Dharma Wanita Persatuan Kemenag RI, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Lytte Lytte igjen Fortsette Lytter... Lytte senere Lytte senere Merk som spilt Vurder Nedlastning GĂ„ til podcast Dele Sikap moderat sering diistilahkan dengan faham wasathiyyah, atau faham jalan tengah, yang diambil dari penfsiran surat al-Baqarah ayat 143. Faham wasathiyyah mempunyai beragam pengertian yang berbeda-beda dari para ulama, bahkan definisi paling komplit belum ada dipaparkan oleh para ulama manapun, namun pelaksanaannya dapat diterapkan dan dicontohkan oleh para ulama dengan tentunya memenuhi syarat-syarat wajib untuk melaksanakan wasathiyyah. Bagaimana perbedaan makna wasathiyyah dari para ulama? Apa saya syarat-syarat pelaksanaan wasathiyyah?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada November 2020, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Lytte Lytte igjen Fortsette Lytter... Lytte senere Lytte senere Merk som spilt Vurder Nedlastning GĂ„ til podcast Dele Ukhuwah Islamiyyah, sering difahami sebagai persaudaraan antar sesama umat Islam saja, namun terdapat pengertian lain dari ukhuwah islamiyyah ini yang memiliki makna lebih luas. Namun, ikatan antar umat Islam mempunyai gambaran yang lebih kuat sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Quran, yang menunjukkan betapa kokoh dan kuatnya hubungan tersebut. Bagaimana makna sebenarnya dari Ukhuwah Islamiyyah? Bagaimana Al-Quran menjelaskan tentang persaudaraan antar umat Islam?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman kajian Masjid Istiqlal Jakarta pada November 2020, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Lytte Lytte igjen Fortsette Lytter... Lytte senere Lytte senere Merk som spilt Vurder Nedlastning GĂ„ til podcast Dele Terdapat ayat-ayat di dalam Al-Quran yang menjelaskan situasi, perintah dan uraian tentang peperangan serta di sisi lain banyak penjelasan juga terkait kedamaian. Ada beberapa kesalahfahaman yang menjadikan ayat-ayat perang dan damai dipertentangkan sehingga muncul Islam banyak mengajarkan peperangan yang penuh kekerasan, padahal tujuan dari peperangan bukanlah sekedar menguasai dan mengalahkan musuh bahkan bukan untuk memaksa ajaran Islam untuk diterima. Lalu bagaimana penjelasan atas ayat perang dan ayat damai? Mengapa perlu ada peperangan dalam ajaran Islam?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada September 2020, berasal dari kajian yang diselenggarakan bersamaKH Buya Syakur Yasin MA, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Lytte Lytte igjen Fortsette Lytter... Lytte senere Lytte senere Merk som spilt Vurder Nedlastning GĂ„ til podcast Dele Begitu banyak uraian menyangkut Nabi Muhammad oleh para ulama dulu hingga sekarang dan tidak pernah habis, bahkan walau habis umur seseorang untuk menguraikan Nabi Muhammad pasti ada yang terlewat tentang Beliau. Nabi Muhammad diberikan tugas Allah untuk menjadi penerang bagi umat Islam dan mengajarkan kedamaian, yang semuanya dipraktikkan beliau langsung dalam contoh-contoh pencerahan dari Nabi Muhammad? Bagaimana Nabi mengajarkan tentang perdamaian? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman kajian bersama ICC Jakarta pada November 2020, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu Follow YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Lytte Lytte igjen Fortsette Lytter... Lytte senere Se mer

sebagianmeditator atau ahli sufi menggunakan pendekatan falsafah ini dalam mencari tuhan, iaitu tahap mengenal diri dari segi wilayah-wilayah alam pada dirinya, misalnya mengenali hatinya dan suasananya, fikiran, perasaannya, dan lain-lain sehingga dia boleh membezakan dari mana ilham itu muncul, apakah dari fikirannya, dari perasaannya, atau Meraih Kemenangan Gemilang di Bulan Ramadhan Bagian DuaSemua umat muslim pasti menginginkan agar melalui bulan Ramadhan dengan sempurna dan dapat meraih kemenangan yang gemilang atas perjuangannya dalam sebulan penuh. Namun kemenangan bukanlah hal yang mudah didapatkan, terdapat tantangan dan bahkan musuh yang menghalangi jalan menuju kemenangan di bulan Ramadhan. Apa saja tantangan dan musuh itu? Bagaimana cara menghadapinya? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada April 2021, yang diambil dari kajian Gema Ramadhan Telkom bersama Prof. M. Quraish Shihab dengan tema asli "Meraih Kemenangan Gemilang dengan Akhlak Mulia", sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 14, 20231746Meraih Kemenangan Gemilang di Bulan Ramadhan Bagian SatuSemua umat muslim pasti menginginkan agar melalui bulan Ramadhan dengan sempurna dan dapat meraih kemenangan yang gemilang atas perjuangannya dalam sebulan penuh. Namun kemenangan bukanlah hal yang mudah didapatkan, terdapat tantangan dan bahkan musuh yang menghalangi jalan menuju kemenangan di bulan Ramadhan. Apa saja tantangan dan musuh itu? Bagaimana cara menghadapinya? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada April 2021, yang diambil dari kajian Gema Ramadhan Telkom bersama Prof. M. Quraish Shihab dengan tema asli "Meraih Kemenangan Gemilang dengan Akhlak Mulia", sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 12, 20231428Cara Memperoleh Ridha Allah di bulan Ramadhan Bagian DuaNabi bersabda bahwa ada dua cara yang dapat ditempuh untuk meraih ridha Allah, yaitu melalui bersyahadat atas keEsaan Allah dan memohon ampunannya. Namun, tidak cukup hanya itu, Nabi juga menyebutkan dua hal lainnya yang seharusnya tidak ditinggalkan umat Islam di bulan Ramadhan, yang tidak kalah pentingnya untuk saja dua hal yang dipesankan Nabi untuk dilakukan di bulan Ramadhan? Bagaimana sesungguhnya cara yang benar dari bersyahadat dan memohon ampunan pada Allah? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Juli 2013, berasal dari kajian yang diselenggarakan setiap Ahad awal bulan di kediaman M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 31, 20232031Cara Memperoleh Ridha Allah di bulan Ramadhan Bagian SatuRamadhan adalah bulan istimewa dimana pahala dilipatgandakan, sehingga umat muslim berlomba-lomba beribadah dan melakukan kebaikan di Ramadhan. Tentunya sebagai muslim yang paling diharapkan adalah diterimanya amal perbuatannya, namun alangkah lebih baik lagi jika mendapatkan pula ridha Allah. Bagaimana cara untuk mendapat ridha Allah di Ramadhan? Apa yang sebaiknya dilakukan di bulan ini? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Juli 2013, berasal dari kajian yang diselenggarakan setiap Ahad awal bulan di kediaman M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 31, 20231605Pesan Untuk Para Pencari Ilmu Bagian DuaSetelah menjelaskan tentang pengertian ulama dan hal yang harus dihindari untuk para pencari ilmu, Prof. M. Quraish Shihab memberikan pengertian tentang apa itu ilmu secara lebih rinci. Sehingga dengan mengetahuinya, para pencari ilmu dapat memperoleh hakekat suatu ilmu yang akan dicari. Apa itu Ilmu? Bagaimana sebaiknya mendapatkannya? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Februari 2023, yang diambil dari kajian Kuliah Umum Program PKU Masjid Istiqlal bersama Prof. M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 31, 20231642Pesan Untuk Para Pencari Ilmu Bagian Satu Sosok ulama sangat identik dengan bobot keilmuan yang dimilikinya, namun pengertian ulama sendiri dapat dilihat dari berbagai perspektif yang tetap tidak terlepas akan adanya ilmu yang dimilikinya. Ilmu juga mempunyai pengertian tentang kejelasan sesuatu, sehingga sesuatu yang bersifat abu-abu tidak bisa dinamakan sebagai ilmu, di sinilah Prof. M. Quraish Shihab akan memberikan pesan-pesan bagi para pencari ilmu. Bagaimanakah perbedaan pengertian dari istilah ulama? Apa pesan dari Prof. M. Quraish Shihab bagi para pencari ilmu? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Februari 2023, yang diambil dari kajian Kuliah Umum Program PKU Masjid Istiqlal bersama Prof. M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 31, 20231143Penafsiran Al-Quran, Tantangan dan Kesalahannya Bagian TigaAl-Quran akan selalu menjadi sumber utama dan pedoman hidup umat Islam yang harus diimani dan dijalankan dalam kehidupan, namun butuh adanya penafsiran agar dapat memahami Al-Quran dengan baik. Tetapi, penafsiran terhadap Al-Quran mempunyai banyak tantangan bahkan muncul adanya kesalahan-kesalahan penafsiran oleh sebagian orang. Bagaimana bentuk tantangan ketika menafsirkan Al-Quran? Bagaimana contoh kesalahan dalam penafsiran? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Januari 2023, yang diambil dari kajian Halaqah Tafsir di masjid Bayt Al-Quran Pondok Cabe , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 31, 20231716Penafsiran Al-Quran, Tantangan dan Kesalahannya Bagian DuaAl-Quran akan selalu menjadi sumber utama dan pedoman hidup umat Islam yang harus diimani dan dijalankan dalam kehidupan, namun butuh adanya penafsiran agar dapat memahami Al-Quran dengan baik. Tetapi, penafsiran terhadap Al-Quran mempunyai banyak tantangan bahkan muncul adanya kesalahan-kesalahan penafsiran oleh sebagian orang. Bagaimana bentuk tantangan ketika menafsirkan Al-Quran? Bagaimana contoh kesalahan dalam penafsiran? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Januari 2023, yang diambil dari kajian Halaqah Tafsir di masjid Bayt Al-Quran Pondok Cabe , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 31, 20231255Penafsiran Al-Quran, Tantangan dan Kesalahannya Bagian SatuAl-Quran akan selalu menjadi sumber utama dan pedoman hidup umat Islam yang harus diimani dan dijalankan dalam kehidupan, namun butuh adanya penafsiran agar dapat memahami Al-Quran dengan baik. Tetapi, penafsiran terhadap Al-Quran mempunyai banyak tantangan bahkan muncul adanya kesalahan-kesalahan penafsiran oleh sebagian orang. Bagaimana bentuk tantangan ketika menafsirkan Al-Quran? Bagaimana contoh kesalahan dalam penafsiran? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Januari 2023, yang diambil dari kajian Halaqah Tafsir di masjid Bayt Al-Quran Pondok Cabe , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 01, 20231135Yang Sering Terlupakan Nikmat dan SyukurAlangkah banyaknya anugerah yang telah Allah berikan namun seringkali terlupakan oleh manusia, yaitu berupa nikmat dan juga rasa untuk bersyukur atas nikmat tersebut. Syukur manusia terhadap nikmat seringkali belum mencapai tahap "bersyukur" yang benar, sehingga tidak merasakan kelezatan atas nikmat yang didapatkannya. Bagaimana cara bersyukur yang benar? Apa saja yang dapat disebut nikmat? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada April 2022, yang diambil dari kajian Shell bersama Prof. M. Quraish Shihab , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 13, 20231659Realitas Surga & Neraka yang Tidak Sama Hari Kebangkitan - Bagian DuaSalah satu alasan diperlukannya hari kebangkitan adalah agar terpenuhinya keadilan bagi semua orang agar memperoleh ganjaran atas segala perilakunya dengan balasan yang setimpal, yaitu dengan menikmati surga atau merasakan derita neraka. Surga dan neraka sudah dilukiskan Al-Quran dengan berbagai keindahan dan kengeriannya yang membuat manusia selalu berharap dan menghindarinya, namun realitas sesungguhnya surga dan neraka tidak sama dengan gambaran dalam benak manusia. Bagaimanakah realitas surga dan neraka? Mengapa gambaran surga dan neraka dalam al-Quran tidak sama persis dengan realitasnya?____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada September 2022, yang diambil dari kajian Jumat Subuh Cari Ustadz bersama Prof. M. Quraish Shihab , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 12, 20231210"Reinkarnasi" Manusia Setelah Kematian Hari Kebangkitan - Bagian Satu Manusia akan menemui ajal mereka menuju kematian dan akan menjalani proses peradilan untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya, maka untuk menjalaninya manusia mengalami "reinkarnasi", hidup kembali. Berbeda dengan agama lainnya dalam memahami reinkarnasi, Islam memahami konsep reinkarnasi ini dalam bentuk yang berbeda. Bagaimana konsep "reinkarnasi" dalam Islam? Apa proses yang dijalani manusia setelah kematian? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada September 2022, yang diambil dari kajian Jumat Subuh Cari Ustadz bersama Prof. M. Quraish Shihab , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 12, 20231522Cara Mendapat Ilmu Ladunni Awal surah al-Alaq - Bagian TigaManusia disebutkan di surah al-'Alaq mempunyai dua cara untuk menambah pengetahuan, melalui qalam dan diajarkan langsung oleh Allah. Qalam atau pena disebut sebagai media pembelajaran dengan maksud bahwa penambahan ilmu melalui membaca yang tertulis, di sisi lain manusia dapat diberikan keistimewaan untuk langsung mendapatkan ilmu dari Allah tanpa usaha, yang disebut ilmu ladunni. Bagaimana cara mendapatkan ilmu ladunni tersebut? Mengapa menggunakan istilah qalam untuk aktivitas belajar dengan membaca? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Oktober 2022, yang diambil dari kajian sekolah Islam al-Izhar bersama Prof. M. Quraish Shihab , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 15, 20221458Keragaman Manusia adalah Keniscayaan Awal surah al-Alaq - Bagian Dua Awal surah al-'Alah menjelaskan tentang kekuasaan Allah sebagai Sang Maha Pencipta, dan terkhusus disebutkan tentang penciptaan manusia yang berasal dari 'alaq. Manusia diciptakan Allah berbeda satu dengan yang lainnya, karena Allah menghendaki adanya keragaman bagi manusia. Bagaimana makna 'alaq dalam awal surah ini? Apakah manusia tidak dapat menjadi sama? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Oktober 2022, yang diambil dari kajian sekolah Islam al-Izhar bersama Prof. M. Quraish Shihab , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 15, 20221425Nov 24, 20221158Nov 24, 20221214Makna Wasathiyyah dan Syarat PelaksanaannyaSikap moderat sering diistilahkan dengan faham wasathiyyah, atau faham jalan tengah, yang diambil dari penfsiran surat al-Baqarah ayat 143. Faham wasathiyyah mempunyai beragam pengertian yang berbeda-beda dari para ulama, bahkan definisi paling komplit belum ada dipaparkan oleh para ulama manapun, namun pelaksanaannya dapat diterapkan dan dicontohkan oleh para ulama dengan tentunya memenuhi syarat-syarat wajib untuk melaksanakan wasathiyyah. Bagaimana perbedaan makna wasathiyyah dari para ulama? Apa saya syarat-syarat pelaksanaan wasathiyyah? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada November 2020, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 18, 20221741Mengukuhkan Ukhuwah IslamiyyahUkhuwah Islamiyyah, sering difahami sebagai persaudaraan antar sesama umat Islam saja, namun terdapat pengertian lain dari ukhuwah islamiyyah ini yang memiliki makna lebih luas. Namun, ikatan antar umat Islam mempunyai gambaran yang lebih kuat sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Quran, yang menunjukkan betapa kokoh dan kuatnya hubungan tersebut. Bagaimana makna sebenarnya dari Ukhuwah Islamiyyah? Bagaimana Al-Quran menjelaskan tentang persaudaraan antar umat Islam? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman kajian Masjid Istiqlal Jakarta pada November 2020, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 03, 20221621Ayat-ayat Perang dan DamaiTerdapat ayat-ayat di dalam Al-Quran yang menjelaskan situasi, perintah dan uraian tentang peperangan serta di sisi lain banyak penjelasan juga terkait kedamaian. Ada beberapa kesalahfahaman yang menjadikan ayat-ayat perang dan damai dipertentangkan sehingga muncul Islam banyak mengajarkan peperangan yang penuh kekerasan, padahal tujuan dari peperangan bukanlah sekedar menguasai dan mengalahkan musuh bahkan bukan untuk memaksa ajaran Islam untuk diterima. Lalu bagaimana penjelasan atas ayat perang dan ayat damai? Mengapa perlu ada peperangan dalam ajaran Islam? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada September 2020, berasal dari kajian yang diselenggarakan bersamaKH Buya Syakur Yasin MA, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 31, 20221634Nabi Pemberi Pencerahan dan Simbol PerdamaianBegitu banyak uraian menyangkut Nabi Muhammad oleh para ulama dulu hingga sekarang dan tidak pernah habis, bahkan walau habis umur seseorang untuk menguraikan Nabi Muhammad pasti ada yang terlewat tentang Beliau. Nabi Muhammad diberikan tugas Allah untuk menjadi penerang bagi umat Islam dan mengajarkan kedamaian, yang semuanya dipraktikkan beliau langsung dalam kehidupannya. Bagaimana contoh-contoh pencerahan dari Nabi Muhammad? Bagaimana Nabi mengajarkan tentang perdamaian? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman kajian bersama ICC Jakarta pada November 2020, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 20, 20220841Setiap Langkah Nabi Muhammad adalah Pengajaran Bagian TigaNabi Muhammad diberikan keistimewaan Allah pada akhlak beliau yang luar biasa, oleh karenanya beliau menjadi teladan bagi seluruh manusia. Keteladanan beliau muncul di setiap langkah dan aktivitas beliau, dengan para istri, para Sahabat dan masyarakat. Segala langkah dan kehidupan Nabi Muhammad yang menjadi teladan itu telah diatur oleh Allah, sehingga terkadang terdapat peristiwa yang sulit difahami, namun diatur Allah sebagai pengajaran bagi manusia. Apa salah satu contoh peristiwa tersebut? Bagaimana cara Nabi mengajarkan teladannya kepada umatnya? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Maret 2011, berasal dari kajian yang diselenggarakan setiap Ahad awal bulan di kediaman M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 19, 20222353Nabi Muhammad sebagai Bukti Bagian DuaBanyak keterangan yang menjelaskan keberhasilan Nabi Muhammad dalam berdakwah, namun sejatinya tidak terdapat sebab yang logis terkait keberhasilan dakwah Nabi Muhammad di Mekkah. Nabi Muhammad juga diutus agar menjadi bukti yang dapat mengubah keyakinan masyarakat Arab yang masih dalam kesesatan. Lalu apa yang menjadikan Nabi sukses berdakwah di Mekkah? Bagaimana penjelasan bahwa Nabi adalah bukti dari Allah?____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Maret 2011, berasal dari kajian yang diselenggarakan setiap Ahad awal bulan di kediaman M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 07, 20221420Memahami Uraian Maulid dengan Benar Bagian SatuSudah menjadi tradisi masyarakat, ketika merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan membaca riwayat kehidupan Nabi melalui kitab-kitab maulid karangan para Ulama. Namun, dalam uraian maulid yang ditulis ada banyak keterangan yang "tidak masuk akal" dan "berlebihan" ketika menjelaskan keadaan Nabi Muhammad. Lalu apakah uraian maulid yang sudah sering dibaca tersebut salah? Bagaimana cara memahami uraian tersebut dengan benar? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Maret 2011, berasal dari kajian yang diselenggarakan setiap Ahad awal bulan di kediaman M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 03, 20221603Sikap dalam Menghadapi Fitnah Bagian DuaSalah satu sikap dalam menghadapi fitnah adalah mendiamkan segala isu dan tuduhan buruk, sehingga isu tersebut akan hilang. Tetapi tidak semuanya sikap diam merupakan sikap yang bijaksana dalam menghadapi fitnah, bahkan diam dapat disebut sebagai setan yang bisu. Bagaimana sikap yang tepat dalam menghadapi fitnah? Bagaimanakah contoh sikap diam yang diperbolehkan? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada April 2015, berasal dari kajian yang diselenggarakan setiap Ahad awal bulan di kediaman M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 27, 20221414Sikap dalam Menghadapi Fitnah Bagian SatuIstilah Fitnah mempunyai arti yang sangat banyak, dan mempunyai perbedaan yang sangat besar antara makna fitnah dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Fitnah di dalam Al-Quran khususnya mempunyai beragam maksud, salah satunya dapat berbentuk sebagai suatu konflik atau perselisihan. Al-Quran sendiri memberikan tuntunan sikap-siakp dalam menghadapi fitnah ini agar manusia dapat melaluinya dengan cara yang dibenarkan agama. Bagaimana makna keseluruhan dari kata fitnah? Apa saja bentuk sikap-sikap tersebut? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada April 2015, berasal dari kajian yang diselenggarakan setiap Ahad awal bulan di kediaman M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 27, 20222007Tantangan Pembelajaran Al-Quran Masa KiniAl-Quran merupakan kalamullah yang tidak akan berubah sejak masa turunnya hingga akhir zaman, tetapi penafsiran dan pemahaman terhadap Al-Quran dapat berubah-ubah dikarenakan banyak faktor, termasuk perkembangan ilmu. Perubahan penafsiran ini menjadi suatu tantangan bagi pembelajar Al-Quran untuk terus memberikan nuansa pemikiran baru tanpa menafikan pemikiran yang lama. Bagaimana cara menghadapi tantangan tersebut? Apakah perubahan penafsiran memang diperlukan? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Oktober 2020, berasal dari kajian saat pembukaan kuliah virtual Pesantren Pasca Tahfidz Bayt Al-Quran, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 27, 20222122Tadabbur Surah at-Tahrim Ayat 6 Bagian DuaBanyak cara yang dapat digunakan dalam melakukan interaksi dengan Al-Quran, bisa dengan membaca, memahami dan menghayati. Dalam istilah keagamaan terdapat tiga kata yang biasa digunakan, yaitu qiraah, tilawah, dan tadabbur, ketiganya memiliki makna yang berbeda-beda yang berdampak terhadap pembacanya. Lalu apakah perbedaan makna dari ketiganya? Dan kali ini Prof. M. Quraish Shihab akan menyampaikannya beserta penafsiran 3 ayat pilihan dari Surat at-Tahrim. ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman Kajian Prof. M. Quraish Shihab bersama Bank Indonesia pada Januari 2022, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 01, 20221436Tadabbur Surah at-Tahrim Ayat 6 Bagian SatuBanyak cara yang dapat digunakan dalam melakukan interaksi dengan Al-Quran, bisa dengan membaca, memahami dan menghayati. Dalam istilah keagamaan terdapat tiga kata yang biasa digunakan, yaitu qiraah, tilawah, dan tadabbur, ketiganya memiliki makna yang berbeda-beda yang berdampak terhadap pembacanya. Lalu apakah perbedaan makna dari ketiganya? Dan kali ini Prof. M. Quraish Shihab akan menyampaikannya beserta penafsiran 3 ayat pilihan dari Surat at-Tahrim. ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman Kajian Prof. M. Quraish Shihab bersama Bank Indonesia pada Januari 2022, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 24, 20222242Jun 24, 20221651May 19, 20221020Budaya Saling MenghormatiIslam mengajarkan akhlak terhadap seluruh alam, dengan cara memberikan penghormatan kepada semua makhluk terutama manusia sebagai makhluk yang paling dimuliakan oleh Allah. Penghormatan yang diajarkan oleh Islam mempunyai langkah-langkah dan beragam cara yang berbeda, namun tetap berpedoman terhadap nilai-nilai yang berkenaan dengan lingkungan sekitarnya. Bagaimanakah budaya saling menghormati ini dalam Islam? Apakah ada batasan dalam penghormatan ini? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman Kajian Prof. M. Quraish Shihab bersama Badan Pengelola Keuangan Haji dalam Iqra Talks pada 13 Desember 2021 yang telah diolah dan disunting oleh tim Youtube MQS, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 13, 20221841Memaknai Ibadah Puasa Bagian DuaPuasa merupakan bentuk pendidikan bagi manusia untuk mengendalikan hawa nafsunya, dan juga populer disebutkan bahwa puncak tujuan dari puasa merupakan ketakwaan terhadap Allah sebagaimana difahami oleh beberapa orang dari salah satu ayat Al-Quran. Namun, takwa pada dasarnya bukanlah puncak tujuan dari ibadah puasa, takwa hanyalah permulaan dari tujuan puasa. Lalu apakah ultimate goal dari puasa? Apakah terdapat hal lain yang harus dilakukan agar ibadah puasa lebih bermakna? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman Kajian Prof. M. Quraish Shihab bersama Bank Indonesia dalam Kajian Peradaban Islam pada 16 April 2021, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 21, 20221607Memaknai Ibadah Puasa Bagian SatuBulan Ramadhan ini semua umat Muslim diwajibkan untuk berpuasa, dimana secara syariat dengan cara menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa dari mulai fajar hingga terbenamnya matahari. Tetapi esensi puasa bukanlah hanya sekedar menahan diri, puasa dapat bernilai ibadah jika sudah memenuhi tujuan puasa. Bagaimana agar puasa dinilai ibadah kepada Allah? Apa saja tujuan dari puasa? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman Kajian Prof. M. Quraish Shihab bersama Bank Indonesia dalam Kajian Peradaban Islam pada 16 April 2021, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 13, 20221739Jangan Pisahkan Akal dan HatiAllah menganugerahkan manusia dengan akal dan hati dengan segala potensinya, masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda namun harus saling berkaitan tidak bisa dipisah. Jika akal dan hati terpisahkan maka manusia akan cenderung pada satu hal, kehidupannya tidak berimbang dan tidak dapat memberikan manfaat bagi manusia lainnya. Bagaimana kaitan antara akal dan hati ini? Apakah fungsinya bisa tergantikan antara satu dan lainnya? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman Kajian Prof. M. Quraish Shihab bersama Bank Indonesia dalam Kajian Peradaban Islam pada 26 Januari 2021, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 07, 20221510Empat Potensi ManusiaManusia dalam melaksanakan kehidupannya sudah dianugerahi potensi oleh Allah untuk melaksanakan kebaikan. Berbagai potensi yang ada dalam diri manusia haruslah diarahkan ke kegiatan positif, agar dapat dinilai sebagai seseorang yang berbudi pekerti tinggi dan mempunyai akhlak yang bagus. Di antara berbagai potensi yang diberikan, terdapat empat potensi pokok yang harus dikembangkan dan dikontrol oleh manusia. Apa saja empat potensi ini? Bagaimana cara untuk mengembangkan potensi tersebut? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman Kajian Prof. M. Quraish Shihab bersama Bank Indonesia dalam Kajian Peradaban Islam pada 26 Januari 2021, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 30, 20221749Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidhr Bagian DuaSetelah melakukan perjalanan , akhirnya Nabi Musa bertemu dengan Nabi Khidhr dan meminta untuk mengangkatnya menjadi murid untuk mendapatkan ilmu dari Nabi Khidhr. Nabi Khidhr pun menerimanya dengan beberapa syarat, hingga akhirnya terjadilah perpisahan karena pelanggaran Nabi Musa terhadap syarat dari gurunya. Mengapa syarat ini begitu sulit dilakukan oleh Nabi Musa? Apa bentuk syarat yang dilanggar oleh Nabi Musa itu? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman Kajian Prof. M. Quraish Shihab bersama Bank Indonesia dalam Kajian Peradaban Islam pada 26 Januari 2021, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 25, 20221542Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidhr Bagian SatuBanyak kisah yang terkandung dalam surah al-Kahfi, salah satunya kisah Nabi Musa yang diperintahkan Allah untuk berguru kepada salah satu hamba Allah yang dianugerahi ilmu tinggi, yang terkenal dengan nama Khidhr. Perjalanan Nabi Musa untuk berguru mengandung berbagai hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik di masa kini. Apa yang menyebabkan Nabi Musa diperintahkan berguru pada Nabi Khidhr? Apa saja pelajaran di dalamnya? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman Kajian Prof. M. Quraish Shihab bersama Bank Indonesia dalam Kajian Peradaban Islam pada 26 Januari 2021, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 17, 20222229Mar 07, 20221849Feb 17, 20221849Semua Non Muslim Disebut Kafir?Kehidupan dalam masyarakat majemuk tentunya tidak terlepas dari perbedaan agama, dan Islam mengajarkan untuk selalu berlaku damai dan harmonis terhadap sesama manusia termasuk penganut agama lainnya, yaitu non muslim. Di sisi lain Islam mengenal adanya istilah kafir dalam literatur kajian agama, dan istilah ini terkadang digunakan oleh beberapa golongan untuk menghukumi para pemeluk agama selain islam. Apakah dalam Al-Quran semua non muslim disebut kafir? Apa makna sesungguhnya dari istilah kafir? ________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Oktober 2016, berasal dari kajian yang diselenggarakan setiap Ahad awal bulan di kediaman M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 09, 20224744Praktik Keberagamaan yang Salah Bid'ahPerkembangan zaman memunculkan banyak hal-hal baru dalam kehidupan masyarakat, termasuk praktik beragama. Hal baru ini dianggap oleh beberapa kelompok merupakan bid'ah yang dilarang oleh syariat Islam, kelompok ini pun cenderung menyalahkan hal baru yang datang padahal banyak ulama tidak melarangnya. Bagaimana konsep bid'ah yang benar? Apakah semua yang baru itu dilarang oleh Islam? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Februari 2014, berasal dari kajian yang diselenggarakan setiap Ahad awal bulan di kediaman M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 03, 20222820Praktik Keberagamaan yang Salah MengkafirkanDalam Islam perlu diperhatikan adanya perbedaan antara agama, ilmu agama, dan praktik keberagamaan. Adanya perbedaan faham memahami agama menimbulkan perbedaan pemikiran di antara umat Islam, tetapi terbatasnya ilmu dan emosi berlebih dapat memunculkan praktik keberagamaan yang salah, di antaranya adalah fenomena takfiri, mengkafirkan orang lain. Apa yang menyebabkan fenomena ini muncul? Bagaimana ciri-ciri dari kelompok "takfiri" ini? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Februari 2014, berasal dari kajian yang diselenggarakan setiap Ahad awal bulan di kediaman M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 26, 20222357Pintu Ijtihad dan PermasalahannyaHukum Islam tidak akan bisa lepas dari keterkaitannya terhadap waktu dan tempat, sehingga hukum yang difatwakan oleh para ulama pun menjadi berbeda-beda. Untuk mencari ketetapan itu diperlukan adanya ijtihad dari para ulama yang mempunyai kapabilitas, namun setelah adanya pendapat perlunya pintu ijtihad dibuka kembali timbul berbagai persoalan lain. Bagaimanakah pentingnya ijtihad ini? Persoalan apa yang muncul akibat terbukanya pintu ijtihad? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Februari 2017, berasal dari kajian yang diselenggarakan setiap Ahad awal bulan di kediaman M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 19, 20221836Islam Selalu Sesuai di Segala Waktu dan TempatIslam datang sudah berabad-abad yang lalu, namun ajarannya tidak pernah tereduksi dan sesuai untuk diterapkan di segala waktu dan tempat. Ajarannya tidak hanya terpaku dengan cara yang lama dan dapat mengikuti perkembangan yang ada, sehingga perbedaan waktu dan tempat tidak menjadikan Islam terhambat untuk diamalkan oleh ummatnya. Apa yang menjadikan Islam bisa selalu sesuai di segala waktu dan tempat? Bagaimana cara para ulama menyesuaikan ajaran ini? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Februari 2017, berasal dari kajian yang diselenggarakan setiap Ahad awal bulan di kediaman M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 12, 20221426Perbedaan Pemikiran Hukum IslamPerbedaan pendapat oleh para sahabat dalam memahami hukum Islam sudah terjadi sejak masa Nabi, pasca wafat Nabi Muhammad perkembangan pemikiran terkait produk hukum berupa fiqh semakin banyak hingga terbentuk beberapa madzhab fiqh. Selain itu perbedaan pendapat antara ulama salaf dan kontemporer juga mempengaruhi cara pandang masing-masing terhadap penentuan hukum. Bagaimana bentuk perbedaan pemikiran ini? Apa saja perubahan yang terjadi? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Maret 2014, berasal dari kajian yang diselenggarakan setiap Ahad awal bulan di kediaman M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 06, 20222621Perbedaan Pemikiran Segi AkidahSetelah wafatnya Nabi Muhammad, terjadi perdebatan dan perselisihan terutama dalam pemilihan khalifah, menggantikan Nabi sebagai pemimpin umat. Akibat perselisihan itu muncul juga perkembangan pemikiran yang berbeda-beda antar kelompok, salah satunya pada segi akidah, dan berujung pada perpecahan kelompok umat Islam. Seperti apa perbedaan pemikiran dalam bidang akidah ini? Apa yang menyebabkan timbulnya perbedaan? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Februari 2016, berasal dari kajian yang diselenggarakan setiap Ahad awal bulan di kediaman M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 29, 20211510Perbedaan Pemikiran Para Sahabat NabiPemikiran manusia dipengaruhi oleh perbedaan pemahaman yang terkadang disebabkan perbedaan waktu dan tempat, begitupun yang terjadi terhadap pada sahabat Nabi bahkan semasa Nabi hidup. Para Sahabat dalam memahami perintah atau Sabda Nabi pun mengalami perbedaan, namun semuanya dapat bertanya kepada Nabi secara langsung untuk mengatasinya. Bagaimana sikap Nabi terhadap perbedaan tersebut? Apa contoh perbedaan yang ada di masa Sahabat? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Februari 2016, berasal dari kajian yang diselenggarakan setiap Ahad awal bulan di kediaman M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 24, 20211900Akhlaq Kepada Rasul dan Orang TuaNabi Muhammad SAW diperintahkan untuk menyempurnakan akhlak, dan Rasul merupakan manusia paling berjasa untuk seluruh alam. Wajar bagi manusia untuk berterima kasih dengan menjaga akhlak kepada beliau. Selain kepada Rasul, semua orang pasti berjasa juga kepada orang tua dan wajib menjaga akhlak kepada keduanya. Bagaimana praktik akhlak kepada Rasul dan orang tua? Apakah sudah benar akhlak yang kita lakukan selama ini? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Februari 2016, berasal dari kajian yang diselenggarakan setiap Ahad awal bulan di kediaman M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab 08, 20211716Dec 01, 20211638Nov 24, 20211556Nov 17, 20211827Nov 11, 20211323Nov 03, 20211501Oct 27, 20212440Oct 13, 20212128Oct 06, 20212056Sep 30, 20211635Sep 22, 20212104Sep 20, 20212306Sep 10, 20211851Sep 01, 20212125Aug 25, 20211848Aug 18, 20212129Aug 11, 20211637Aug 06, 20212728Jul 28, 20211829Jul 28, 20212058Jul 20, 20211806Jul 07, 20211752Jun 30, 20212017Jun 16, 20211644Jun 09, 20211525Jun 02, 20212327May 26, 20211756May 12, 20211538May 05, 20211820Apr 28, 20211654Apr 21, 20211818Apr 14, 20211635Apr 08, 20212802Mar 31, 20212509Mar 25, 20212601Mar 17, 20213128Mar 05, 20212142Feb 24, 20211810Feb 17, 20212101Feb 10, 20212252Feb 03, 20211546Feb 02, 20211437Jan 20, 20212154Jan 20, 20211816Jan 06, 20211425Dec 23, 20201405Dec 16, 20201452Dec 09, 20201841Dec 03, 20202511Nov 25, 20202148Nov 18, 20201657Nov 11, 20201654Nov 04, 20202042Oct 29, 20202927Oct 21, 20201748Oct 14, 20201832Oct 07, 20202021Sep 30, 20202357Sep 23, 20202108Sep 16, 20201611Sep 12, 20201624Sep 03, 20202321Aug 31, 20202013Aug 19, 20201907Aug 12, 20200740Aug 05, 20202329Aug 05, 20201152Jul 23, 20201029Jul 20, 20201251Jul 14, 20201027Jul 01, 20201610Jun 24, 20201226Jun 17, 202015 Al-Hadid 24-29 - Part 2Setiap jiwa seseorang mendambakan keadilan, dan keadilan ada untuk keharmonisan hidup. Keadilan juga berhubungan erat dengan jalan tengah. Bagaimanakah jalan tengah itu? Bagaimana praktiknya di kehidupan kita? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 23, 202011 Al-Hadid 24-29 - Part 1Setiap jiwa seseorang mendambakan keadilan, dan keadilan ada untuk keharmonisan hidup. Keadilan juga berhubungan erat dengan jalan tengah. Bagaimanakah jalan tengah itu? Bagaimana praktiknya di kehidupan kita? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 23, 202011 Al-Hadid 21-24 - Part 2Allah memberikan peringatan kepada manusia dengan berbagai bentuk, dapat dalam musibah, fitnah, ataupun adzab. Bagaimana sikap terbaik kita? Apakah semua peringatan pasti berbentuk buruk? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 23, 202010 Al-Hadid 21-24 - Part 1Allah memberikan peringatan kepada manusia dengan berbagai bentuk, dapat dalam musibah, fitnah, ataupun adzab. Bagaimana sikap terbaik kita? Apakah semua peringatan pasti berbentuk buruk? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 23, 202010 Al-Hadid 17-20 - Part 2Banyak kecaman yang ditujukan untuk hal duniawi, karena daya tariknya yang sangat kuat terhadap nafsu manusia. Namun, dunia sangat penting sebagai tempat mengumpulkan bekal untuk akhirat. Lantas apa yang harus kita lakukan agar tidak terpikat dengan dunia? Bagaimana jika seseorang bersikap anti dunia? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 23, 202009 Al-Hadid 17-20 - Part 1Banyak kecaman yang ditujukan untuk hal duniawi, karena daya tariknya yang sangat kuat terhadap nafsu manusia. Namun, dunia sangat penting sebagai tempat mengumpulkan bekal untuk akhirat. Lantas apa yang harus kita lakukan agar tidak terpikat dengan dunia? Bagaimana jika seseorang bersikap anti dunia? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 23, 202011 Al-Hadid 12-16 - Part 2Ketika manusia dibangkitkan, Nabi Muhammad akan mencari ummatnya dengan melihat tanda cahaya yang muncul dari diri ummatnya. Lantas cahaya apakah ini? Bagaimana agar mendapat cahaya ini di hari kemudian? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 23, 202013 Al-Hadid 12-16 - Part 1Ketika manusia dibangkitkan, Nabi Muhammad akan mencari ummatnya dengan melihat tanda cahaya yang muncul dari diri ummatnya. Lantas cahaya apakah ini? Bagaimana agar mendapat cahaya ini di hari kemudian? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 23, 202011 Al-Hadid 5-11 - Part 2Allah akan memberikan balasan berlipat ganda untuk hamba-Nya yang memberikan pinjaman untuk-Nya, bahkan dikembalikan hingga 700 kali dan mendapat ganjaran mulia. Siapakah orang yang bisa memberi pinjaman pada Yang Mahakaya? Bagaimana cara agar mendapatkan anugerah itu? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 23, 202013 Al-Hadid 5-11 - Part 1Allah akan memberikan balasan berlipat ganda untuk hamba-Nya yang memberikan pinjaman untuk-Nya, bahkan dikembalikan hingga 700 kali dan mendapat ganjaran mulia. Siapakah orang yang bisa memberi pinjaman pada Yang Mahakaya? Bagaimana cara agar mendapatkan anugerah itu? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 23, 202011 Al-Hadid 1-4 - Part 2Allah mempunyai beragam sifat yang mulia bagi zat-Nya, setiap sifatnya menunjukkan kekuasaan dan kesempurnaan-Nya. Apakah bisa kita memberikan sifat ke Allah sendiri? Bagaimana makna sifat-sifat Allah yang kadang maknanya terkesan bertentangan? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 23, 202012 Al-Hadid 1-4 - Part 1Allah mempunyai beragam sifat yang mulia bagi zat-Nya, setiap sifatnya menunjukkan kekuasaan dan kesempurnaan-Nya. Apakah bisa kita memberikan sifat ke Allah sendiri? Bagaimana makna sifat-sifat Allah yang kadang maknanya terkesan bertentangan? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 23, 202011 Al-Waqiah 77-96 - Part 2Al-Quran terpelihara sejak mulai diturunkannya ke dunia, Allah selalu menjaga kemuliaan dan keitimewaannya hingga hari akhir nanti. Bagaimana cara Allah memeliharanya? Apakah manusia mempunyai andil untuk menjaga kemuliaan Al-Quran? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 23, 202014 Al-Waqiah 77-96 - Part 1Al-Quran terpelihara sejak mulai diturunkannya ke dunia, Allah selalu menjaga kemuliaan dan keitimewaannya hingga hari akhir nanti. Bagaimana cara Allah memeliharanya? Apakah manusia mempunyai andil untuk menjaga kemuliaan Al-Quran? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 23, 202011 Al-Waqiah 63-76 - Part 1Setiap makhluk mempunyai tujuan penciptaan, dan manusia diberikan Allah tugas untuk menghantarkan makhluk-Nya sesuai tujuan penciptaan mereka. Bagaimana cara menghantarkannya? apakah ada hikmah dialam penciptaan seluruh makhluk? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 18, 202010 Al-Waqiah 63-76 - Part 2Setiap makhluk mempunyai tujuan penciptaan, dan manusia diberikan Allah tugas untuk menghantarkan makhluk-Nya sesuai tujuan penciptaan mereka. Bagaimana cara menghantarkannya? apakah ada hikmah dialam penciptaan seluruh makhluk? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 18, 202011 Al-Waqiah 51-62 - Part 2Salah satu cara Al-Quran menggugah manusia supaya percaya dan patuh terhadap Allah adalah dengan pesan untuk berkaca, melihat dirinya sendiri. Mengapa harus mengambil pelajaran dari manusia yang kecil ini? Apa saja yang harus diperhatikan dari diri kita? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 16, 202010 Al-Waqiah 51-62 - Part 1Salah satu cara Al-Quran menggugah manusia supaya percaya dan patuh terhadap Allah adalah dengan pesan untuk berkaca, melihat dirinya sendiri. Mengapa harus mengambil pelajaran dari manusia yang kecil ini? Apa saja yang harus diperhatikan dari diri kita? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 16, 202011 Al-Waqiah 27-50 - Part 2Surga didapatkan orang beriman berkat rahmat Allah, karena kenikmatannya tidak sebanding dengan amal manusia. berbeda dengan balasan neraka yang diberikan karena dosa yang dilakukan. Apakah balasan neraka juga sebanding? Bagaimana bentuk balasan bagi penghuni surga dan neraka? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 16, 202012 Al-Waqiah 27-50 - Part 1Surga didapatkan orang beriman berkat rahmat Allah, karena kenikmatannya tidak sebanding dengan amal manusia. berbeda dengan balasan neraka yang diberikan karena dosa yang dilakukan. Apakah balasan neraka juga sebanding? Bagaimana bentuk balasan bagi penghuni surga dan neraka? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 16, 202011 Al-Waqiah 1-26 - Part 2Manusia di akhirat dibagi menjadi 3 golongan, golongan kanan mendapat kebaikan, golongan kiri mendapat keburukan, dan ada kelompok yang mendapatkan anugerah terbesar yaitu didekatkan di sisi Allah. Siapakah kelompok itu? Apakah amalan agar menjadi kelompok istimewa itu? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 16, 202012 Al-Waqiah 1-26 - Part 1Manusia di akhirat dibagi menjadi 3 golongan, golongan kanan mendapat kebaikan, golongan kiri mendapat keburukan, dan ada kelompok yang mendapatkan anugerah terbesar yaitu didekatkan di sisi Allah. Siapakah kelompok itu? Apakah amalan agar menjadi kelompok istimewa itu? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 16, 202011 Ar-Rahman 62-78 - Part 2Allah tidak akan membalas secara adil orang mukmin di akhirat, karena amal manusia tidak akan sebanding dengan besarnya anugerah Allah. Lalu bagaimanakah balasan yang Allah berikan? Apakah anugerah kebajikan-Nya juga dilimpahkan saat di dunia? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan di YouTube channel Quraish ShihabMay 16, 202010 Ar-Rahman 62-78 - Part 1Allah tidak akan membalas secara adil orang mukmin di akhirat, karena amal manusia tidak akan sebanding dengan besarnya anugerah Allah. Lalu bagaimanakah balasan yang Allah berikan? Apakah anugerah kebajikan-Nya juga dilimpahkan saat di dunia? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan di YouTube channel Quraish ShihabMay 16, 202013 Ar-Rahman 46-61 - Part 2Kenikmatan yang Allah berikan di akhirat sangatlah luar biasa, hingga keindahan surga diciptakan melebihi jangkauan akal manusia. Lantas bagaimana dengan gambaran yang diberikan Al-Quran? Adakah nikmat yang paling besar bagi penduduk surga? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish 16, 202012 Ar-Rahman 46-61 - Part 1Kenikmatan yang Allah berikan di akhirat sangatlah luar biasa, hingga keindahan surga diciptakan melebihi jangkauan akal manusia. Lantas bagaimana dengan gambaran yang diberikan Al-Quran? Adakah nikmat yang paling besar bagi penduduk surga? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish 16, 202011 Ar-Rahman 29-45 - Part 2Manusia dan jin diciptakan lebih terhormat dibandingkan makhluk lainnya, karena beratnya tanggung jawab yang diamanahkan. Apa saja tanggung jawab itu? apakah ada yang tidak ditanya tentang pertanggungjawabannya? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 16, 202010 Ar-Rahman 29-45 - Part 1Manusia dan jin diciptakan lebih terhormat dibandingkan makhluk lainnya, karena beratnya tanggung jawab yang diamanahkan. Apa saja tanggung jawab itu? apakah ada yang tidak ditanya tentang pertanggungjawabannya? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 16, 202013 Ar-Rahman 14-28 - Part 2Allah sudah memberikan nikmat yang besar kepada manusia, namun itu hanyalah sebagian kecil dari apa yang dimiliki Allah. Seberapa besar anugerah yang sudah diberikan? Bagaimana Allah mengendalikan semua makhluk-Nya? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 09, 202014 Ar-Rahman 14-28 - Part 1Allah sudah memberikan nikmat yang besar kepada manusia, namun itu hanyalah sebagian kecil dari apa yang dimiliki Allah. Seberapa besar anugerah yang sudah diberikan? Bagaimana Allah mengendalikan semua makhluk-Nya? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 09, 202010 Ar-Rahman 1-13 - Part 2Allah meletakkan neraca keseimbangan pada seluruh makhluk-Nya, sehingga semuanya berjalan teratur, tidak saling bertabrakan satu sama lain. Lalu apakah manusia sebagai khalifah juga ditugaskan menjaga neraca keseimbangan? Bagaimana cara agar alam raya tetap seimbang? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 09, 202011 Ar-Rahman 1-13 - Part 1Allah meletakkan neraca keseimbangan pada seluruh makhluk-Nya, sehingga semuanya berjalan teratur, tidak saling bertabrakan satu sama lain. Lalu apakah manusia sebagai khalifah juga ditugaskan menjaga neraca keseimbangan? Bagaimana cara agar alam raya tetap seimbang? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 09, 202011 Al-Qamar 43-55 - Part 2Manusia diberikan kebebasan Allah untuk memilih takdirnya, untuk berpindah dari takdir satu ke takdir lainnya, berbeda dengan alam raya yang harus patuh terhadap ketentuan Allah padanya. Seberapa jauh kebebasan manusia itu? Apakah kebebasan itu memiliki konsekuensi yang sepadan? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 09, 202011 Al-Qamar 43-55 - Part 1Manusia diberikan kebebasan Allah untuk memilih takdirnya, untuk berpindah dari takdir satu ke takdir lainnya, berbeda dengan alam raya yang harus patuh terhadap ketentuan Allah padanya. Seberapa jauh kebebasan manusia itu? Apakah kebebasan itu memiliki konsekuensi yang sepadan? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 09, 202011 Al-Qamar 33-42 - Part 2Tidak akan dapat dihitung seberapa besar nikmat Allah kepada manusia, manusia masih diberikan kemudahan dengan kewajiban mensyukuri pemberian-Nya. Namun apakah nikmat itu? bagaimana cara bersyukur dengan benar? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 09, 202012 Al-Qamar 33-42 - Part 1Tidak akan dapat dihitung seberapa besar nikmat Allah kepada manusia, manusia masih diberikan kemudahan dengan kewajiban mensyukuri pemberian-Nya. Namun apakah nikmat itu? bagaimana cara bersyukur dengan benar? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 09, 202013 Al-Qamar 22-32 - Part 2Ada ungkapan "Jika ingin berbicara dengan Allah maka berdoalah, namun jika ingin Allah berbicara kepadamu maka bacalah Al-Quran" Bagaimana membaca Al-Quran dengan sempurna? apa yang dilakukan agar kita selalu mendapat hikmah dari Al-Quran? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 09, 202011 Al-Qamar 22-32 - Part 1Ada ungkapan "Jika ingin berbicara dengan Allah maka berdoalah, namun jika ingin Allah berbicara kepadamu maka bacalah Al-Quran" Bagaimana membaca Al-Quran dengan sempurna? apa yang dilakukan agar kita selalu mendapat hikmah dari Al-Quran? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 09, 202012 Al-Qamar 11-21 - Part 2Al-Quran dimudahkan Allah untuk dipelajari manusia, dengan syarat adanya peran manusia untuk mempelajarinya. Apakah kemudahannya hanya untuk yang bersungguh-sungguh? Apa saja kemudahan yang diberikan? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 09, 202012 Al-Qamar 11-21 - Part 1Al-Quran dimudahkan Allah untuk dipelajari manusia, dengan syarat adanya peran manusia untuk mempelajarinya. Apakah kemudahannya hanya untuk yang bersungguh-sungguh? Apa saja kemudahan yang diberikan? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 09, 202010 Al-Qamar 1-10 - Part 2Semua ayat-ayat Al-Quran merupakan hikmah yang ketika diamalkan oleh hamba Allah akan mendatangkan manfaat dan mencegah keburukan. Sebenarnya apa itu makna hikmah? Dan bagaimana menjadi hamba Allah yang sempurna? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 09, 202012 Al-Qamar 1-10 - Part 1Semua ayat-ayat Al-Quran merupakan hikmah yang ketika diamalkan oleh hamba Allah akan mendatangkan manfaat dan mencegah keburukan. Sebenarnya apa itu makna hikmah? Dan bagaimana menjadi hamba Allah yang sempurna? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 09, 202011 An-Najm 33-62 - Part 2Allah SWT mempunyai kekuasaan yang sangat mutlak, manusia hanya diberikan sebagian kuasa-Nya untuk menjalankan tugas sebagai khalifah. Potensi apa saja yang Allah berikan kepada manusia? bagaimana seharusnya kita beribadah kepada-Nya? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 09, 202016 An-Najm 33-62 - Part 1Allah SWT mempunyai kekuasaan yang sangat mutlak, manusia hanya diberikan sebagian kuasa-Nya untuk menjalankan tugas sebagai khalifah. Potensi apa saja yang Allah berikan kepada manusia? bagaimana seharusnya kita beribadah kepada-Nya? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 09, 202011 An-Najm 24-32 - part 2Setiap manusia mempunyai harapan, namun sering kali hal yang tidak diinginkan dapat terjadi kepada dirinya dan berlaku terbalik dari harapannya. Lalu apa yang harus dilakukan? apakah cukup pasrah dengan takdir yang sudah terjadi? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 03, 202016 An-Najm 24-32 - part 1Setiap manusia mempunyai harapan, namun sering kali hal yang tidak diinginkan dapat terjadi kepada dirinya dan berlaku terbalik dari harapannya. Lalu apa yang harus dilakukan? apakah cukup pasrah dengan takdir yang sudah terjadi? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 03, 202010 An-Najm 12-23 - Part 2Aqidah adalah kepercayaan yang pasti dengan pengetahuan dan argumentasi yang jelas. Jadi, aqidah harus disertai keyakinan yang mantap bukan hanya dugaan. Bagaimana jika saat beriman seseorang mengalami keraguan? Bagaimana dengan orang yang hanya mengandalkan akal? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 03, 202014 An-Najm 12-23 - Part 1Aqidah adalah kepercayaan yang pasti dengan pengetahuan dan argumentasi yang jelas. Jadi, aqidah harus disertai keyakinan yang mantap bukan hanya dugaan. Bagaimana jika saat beriman seseorang mengalami keraguan? Bagaimana dengan orang yang hanya mengandalkan akal? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 03, 202011 An-Najm 1-11 - part 2Tidak ada lagi alasan untuk ragu terhadap kebenaran Al-Quran bahwa itu bersumber dari Allah, kebenaran informasi di dalamnya. Bagaimanakah proses penyampaian wahyu ini? Apakah Nabi Muhammad mengalami ujian selama menerima wahyu? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 03, 202013 An-Najm 1-11 - Part 1Tidak ada lagi alasan untuk ragu terhadap kebenaran Al-Quran bahwa itu bersumber dari Allah, kebenaran informasi di dalamnya. Bagaimanakah proses penyampaian wahyu ini? Apakah Nabi Muhammad mengalami ujian selama menerima wahyu? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 03, 202011 Ath-Thur 39-49 - Part 2Allah Mahasuci tidak layak pada-Nya keburukan sedikit pun, bahkan ketidaksempurnaan juga harus dijauhkan dari Allah. Lalu, apa yang harus kita lakukan ketika mendengar keburukan dinisbahkan kepada Allah? Apakah Allah juga membantah tuduhan buruk tersebut? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 03, 202014 Ath-Thur 39-49 - Part 1Allah Mahasuci tidak layak pada-Nya keburukan sedikit pun, bahkan ketidaksempurnaan juga harus dijauhkan dari Allah. Lalu, apa yang harus kita lakukan ketika mendengar keburukan dinisbahkan kepada Allah? Apakah Allah juga membantah tuduhan buruk tersebut? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 03, 202010 Ath-Thur 29-38 - Part 2Hidup Bersama Al-Qur'an Tafsir Al-Mishbah Episode 4 Ath-Thur 29-38 Iman adalah pembenaran hati bukan pembenaran akal, maka adanya pengetahuan hanya mengukuhkan rasa percaya di hati bukan penyebab mutlak keimanan. Bagaimana dengan orang-orang yang tidak mempercayai Al-Quran? Apakah Allah memberikan petunjuk bagi mereka? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan di YouTube channel Quraish ShihabMay 03, 202011 Ath-Thur 29-38 - Part 1Hidup Bersama Al-Qur'an Tafsir Al-Mishbah Episode 4 Ath-Thur 29-38 Iman adalah pembenaran hati bukan pembenaran akal, maka adanya pengetahuan hanya mengukuhkan rasa percaya di hati bukan penyebab mutlak keimanan. Bagaimana dengan orang-orang yang tidak mempercayai Al-Quran? Apakah Allah memberikan petunjuk bagi mereka? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish ShihabMay 03, 202011 Ath-Thur 18-28 - Part 2Orang yang bertakwa akan diberikan Allah balasan surga di akhirat nanti. Namun, perlu diketahui bahwa seseorang dimasukkan ke surga adalah karena rahmat Allah SWT, bukan karena amalnya. Bagaimana dengan amal-amal yang diperintahkan Allah untuk dikerjakan di dunia? apakah semua itu tidak mempunyai manfaat di akhirat? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish Shihab hidupbersamaalquran tafsiralmishbah quraishshihab ramadan1441Apr 26, 202012 Ath-Thur 18-28 - Part 1Orang yang bertakwa akan diberikan Allah balasan surga di akhirat nanti. Namun, perlu diketahui bahwa seseorang dimasukkan ke surga adalah karena rahmat Allah SWT, bukan karena amalnya. Bagaimana dengan amal-amal yang diperintahkan Allah untuk dikerjakan di dunia? apakah semua itu tidak mempunyai manfaat di akhirat? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikanvideonya di YouTube channel Quraish Shihab hidupbersamaalquran tafsiralmishbah quraishshihab ramadan1441Apr 26, 202013 Ath-Thur 11-17- Part 2Tidak harus butuh pengetahuan untuk percaya terhadap sesuatu, karena iman tidak mutlak lahir dari pengetahuan. Pengetahuan hanya mengukuhkan rasa percaya di hati. Itu sebabnya definisi iman adalah pembenaran hati bukan pembenaran akal. Lantas bagaimana dengan orang-orang yang mengingkari Al-Quran sebagai wahyu dari Allah? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish Shihab hidupbersamaalquran tafsiralmishbah quraishshihab ramadan1441Apr 26, 202011 Ath-Thur 11-17 - Part 1Tidak harus butuh pengetahuan untuk percaya terhadap sesuatu, karena iman tidak mutlak lahir dari pengetahuan. Pengetahuan hanya mengukuhkan rasa percaya di hati. Itu sebabnya definisi iman adalah pembenaran hati bukan pembenaran akal. Lantas bagaimana dengan orang-orang yang mengingkari Al-Quran sebagai wahyu dari Allah? Simak Penjelasan lengkap Tafsir Al-Quran bersama M. Quraish Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di YouTube channel Quraish Shihab hidupbersamaalquran tafsiralmishbah quraishshihab ramadan1441Apr 26, 20200934Q. S. Ath Thur 1-10Jangan jadikan nama Allah sebagai alat untuk bersumpah terus menerus sehingga engkau tidak dipercaya kalau sering mengucapkannya. Sumpah manusia itu terkandung di dalamnya kalau berbohong maka bersedia dikutuk Tuhan, maka jangan sering-sering bersumpah. Lalu bagaimana jika ada seseorang yang bersumpah padahal dia berbohong? Simak Penjelasan lengkap tafsir Al-Quran dari Shihab dan Najelaa Shihab, di Hidup Bersama Al-Quran Ramadan edisi spesial Tafsir Al-Mishbah. Saksikan videonya di Youtube Channel Quraish 25, 20202100

Perjalananhaji benar-benar perjalanan orang-orang terpuji. Mengapa demikian? Bekal yang mereka bawa sudah disterilkan dari barang-barang haram karena hati tidak akan sepakat jika menuju Rumah Allah dengan bekal dari hasil haram. Sangat tidak pantas tentu saja menghadap Allah dengan bekal dana korupsi, penipuan, atau perzinahan.

Episodes Listen later Mark as played Rate Download Go to podcast Share Semua umat muslim pasti menginginkan agar melalui bulan Ramadhan dengan sempurna dan dapat meraih kemenangan yang gemilang atas perjuangannya dalam sebulan penuh. Namun kemenangan bukanlah hal yang mudah didapatkan, terdapat tantangan dan bahkan musuh yang menghalangi jalan menuju kemenangan di bulan saja tantangan dan musuh itu? Bagaimana cara menghadapinya?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada April 2021, yang diambil dari kajian Gema Ramadhan Telkom bersama Prof. M. Quraish Shihab dengan tema asli "Meraih Kemenangan Gemilang dengan Akhlak Mulia", sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Listen Listen again Continue Playing... Listen later Listen later Mark as played Rate Download Go to podcast Share Semua umat muslim pasti menginginkan agar melalui bulan Ramadhan dengan sempurna dan dapat meraih kemenangan yang gemilang atas perjuangannya dalam sebulan penuh. Namun kemenangan bukanlah hal yang mudah didapatkan, terdapat tantangan dan bahkan musuh yang menghalangi jalan menuju kemenangan di bulan saja tantangan dan musuh itu? Bagaimana cara menghadapinya?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada April 2021, yang diambil dari kajian Gema Ramadhan Telkom bersama Prof. M. Quraish Shihab dengan tema asli "Meraih Kemenangan Gemilang dengan Akhlak Mulia", sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Listen Listen again Continue Playing... Listen later Missing episodes? Click here to refresh the feed. Listen later Mark as played Rate Download Go to podcast Share Nabi bersabda bahwa ada dua cara yang dapat ditempuh untuk meraih ridha Allah, yaitu melalui bersyahadat atas keEsaan Allah dan memohon ampunannya. Namun, tidak cukup hanya itu, Nabi juga menyebutkan dua hal lainnya yang seharusnya tidak ditinggalkan umat Islam di bulan Ramadhan, yang tidak kalah pentingnya untuk saja dua hal yang dipesankan Nabi untuk dilakukan di bulan Ramadhan? Bagaimana sesungguhnya cara yang benar dari bersyahadat dan memohon ampunan pada Allah?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Juli 2013, berasal dari kajian yang diselenggarakan setiap Ahad awal bulan di kediaman M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Listen Listen again Continue Playing... Listen later Listen later Mark as played Rate Download Go to podcast Share Ramadhan adalah bulan istimewa dimana pahala dilipatgandakan, sehingga umat muslim berlomba-lomba beribadah dan melakukan kebaikan di Ramadhan. Tentunya sebagai muslim yang paling diharapkan adalah diterimanya amal perbuatannya, namun alangkah lebih baik lagi jika mendapatkan pula ridha cara untuk mendapat ridha Allah di Ramadhan? Apa yang sebaiknya dilakukan di bulan ini?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Juli 2013, berasal dari kajian yang diselenggarakan setiap Ahad awal bulan di kediaman M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Listen Listen again Continue Playing... Listen later Listen later Mark as played Rate Download Go to podcast Share Setelah menjelaskan tentang pengertian ulama dan hal yang harus dihindari untuk para pencari ilmu, Prof. M. Quraish Shihab memberikan pengertian tentang apa itu ilmu secara lebih rinci. Sehingga dengan mengetahuinya, para pencari ilmu dapat memperoleh hakekat suatu ilmu yang akan itu Ilmu? Bagaimana sebaiknya mendapatkannya? ____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Februari 2023, yang diambil dari kajian Kuliah Umum Program PKU Masjid Istiqlal bersama Prof. M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Listen Listen again Continue Playing... Listen later Listen later Mark as played Rate Download Go to podcast Share Sosok ulama sangat identik dengan bobot keilmuan yang dimilikinya, namun pengertian ulama sendiri dapat dilihat dari berbagai perspektif yang tetap tidak terlepas akan adanya ilmu yang dimilikinya. Ilmu juga mempunyai pengertian tentang kejelasan sesuatu, sehingga sesuatu yang bersifat abu-abu tidak bisa dinamakan sebagai ilmu, di sinilah Prof. M. Quraish Shihab akan memberikan pesan-pesan bagi para pencari perbedaan pengertian dari istilah ulama? Apa pesan dari Prof. M. Quraish Shihab bagi para pencari ilmu?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Februari 2023, yang diambil dari kajian Kuliah Umum Program PKU Masjid Istiqlal bersama Prof. M. Quraish Shihab, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Listen Listen again Continue Playing... Listen later Listen later Mark as played Rate Download Go to podcast Share Al-Quran akan selalu menjadi sumber utama dan pedoman hidup umat Islam yang harus diimani dan dijalankan dalam kehidupan, namun butuh adanya penafsiran agar dapat memahami Al-Quran dengan baik. Tetapi, penafsiran terhadap Al-Quran mempunyai banyak tantangan bahkan muncul adanya kesalahan-kesalahan penafsiran oleh sebagian bentuk tantangan ketika menafsirkan Al-Quran? Bagaimana contoh kesalahan dalam penafsiran?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Januari 2023, yang diambil dari kajian Halaqah Tafsir di masjid Bayt Al-Quran Pondok Cabe , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Listen Listen again Continue Playing... Listen later Listen later Mark as played Rate Download Go to podcast Share Al-Quran akan selalu menjadi sumber utama dan pedoman hidup umat Islam yang harus diimani dan dijalankan dalam kehidupan, namun butuh adanya penafsiran agar dapat memahami Al-Quran dengan baik. Tetapi, penafsiran terhadap Al-Quran mempunyai banyak tantangan bahkan muncul adanya kesalahan-kesalahan penafsiran oleh sebagian bentuk tantangan ketika menafsirkan Al-Quran? Bagaimana contoh kesalahan dalam penafsiran?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Januari 2023, yang diambil dari kajian Halaqah Tafsir di masjid Bayt Al-Quran Pondok Cabe , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Listen Listen again Continue Playing... Listen later Listen later Mark as played Rate Download Go to podcast Share Al-Quran akan selalu menjadi sumber utama dan pedoman hidup umat Islam yang harus diimani dan dijalankan dalam kehidupan, namun butuh adanya penafsiran agar dapat memahami Al-Quran dengan baik. Tetapi, penafsiran terhadap Al-Quran mempunyai banyak tantangan bahkan muncul adanya kesalahan-kesalahan penafsiran oleh sebagian orang. Bagaimana bentuk tantangan ketika menafsirkan Al-Quran? Bagaimana contoh kesalahan dalam penafsiran?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Januari 2023, yang diambil dari kajian Halaqah Tafsir di masjid Bayt Al-Quran Pondok Cabe , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Listen Listen again Continue Playing... Listen later Listen later Mark as played Rate Download Go to podcast Share Alangkah banyaknya anugerah yang telah Allah berikan namun seringkali terlupakan oleh manusia, yaitu berupa nikmat dan juga rasa untuk bersyukur atas nikmat tersebut. Syukur manusia terhadap nikmat seringkali belum mencapai tahap "bersyukur" yang benar, sehingga tidak merasakan kelezatan atas nikmat yang didapatkannya. Bagaimana cara bersyukur yang benar? Apa saja yang dapat disebut nikmat?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada April 2022, yang diambil dari kajian Shell bersama Prof. M. Quraish Shihab , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Listen Listen again Continue Playing... Listen later Listen later Mark as played Rate Download Go to podcast Share Salah satu alasan diperlukannya hari kebangkitan adalah agar terpenuhinya keadilan bagi semua orang agar memperoleh ganjaran atas segala perilakunya dengan balasan yang setimpal, yaitu dengan menikmati surga atau merasakan derita neraka. Surga dan neraka sudah dilukiskan Al-Quran dengan berbagai keindahan dan kengeriannya yang membuat manusia selalu berharap dan menghindarinya, namun realitas sesungguhnya surga dan neraka tidak sama dengan gambaran dalam benak manusia. Bagaimanakah realitas surga dan neraka? Mengapa gambaran surga dan neraka dalam al-Quran tidak sama persis dengan realitasnya?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada September 2022, yang diambil dari kajian Jumat Subuh Cari Ustadz bersama Prof. M. Quraish Shihab , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Listen Listen again Continue Playing... Listen later Listen later Mark as played Rate Download Go to podcast Share Manusia akan menemui ajal mereka menuju kematian dan akan menjalani proses peradilan untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya, maka untuk menjalaninya manusia mengalami "reinkarnasi", hidup kembali. Berbeda dengan agama lainnya dalam memahami reinkarnasi, Islam memahami konsep reinkarnasi ini dalam bentuk yang berbeda. Bagaimana konsep "reinkarnasi" dalam Islam? Apa proses yang dijalani manusia setelah kematian? ____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada September 2022, yang diambil dari kajian Jumat Subuh Cari Ustadz bersama Prof. M. Quraish Shihab , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Listen Listen again Continue Playing... Listen later Listen later Mark as played Rate Download Go to podcast Share Manusia disebutkan di surah al-'Alaq mempunyai dua cara untuk menambah pengetahuan, melalui qalam dan diajarkan langsung oleh Allah. Qalam atau pena disebut sebagai media pembelajaran dengan maksud bahwa penambahan ilmu melalui membaca yang tertulis, di sisi lain manusia dapat diberikan keistimewaan untuk langsung mendapatkan ilmu dari Allah tanpa usaha, yang disebut ilmu ladunni. Bagaimana cara mendapatkan ilmu ladunni tersebut? Mengapa menggunakan istilah qalam untuk aktivitas belajar dengan membaca? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Oktober 2022, yang diambil dari kajian sekolah Islam al-Izhar bersama Prof. M. Quraish Shihab , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Listen Listen again Continue Playing... Listen later Listen later Mark as played Rate Download Go to podcast Share Awal surah al-'Alah menjelaskan tentang kekuasaan Allah sebagai Sang Maha Pencipta, dan terkhusus disebutkan tentang penciptaan manusia yang berasal dari 'alaq. Manusia diciptakan Allah berbeda satu dengan yang lainnya, karena Allah menghendaki adanya keragaman bagi manusia. Bagaimana makna 'alaq dalam awal surah ini? Apakah manusia tidak dapat menjadi sama? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Oktober 2022, yang diambil dari kajian sekolah Islam al-Izhar bersama Prof. M. Quraish Shihab , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu sekarang. ____________________________ Follow Subscribe YouTube Quraish Shihab Channel Dapatkan buku karya M. Quraish Shihab Listen Listen again Continue Playing... Listen later Listen later Mark as played Rate Download Go to podcast Share Nabi Muhammad mendapatkan wahyu pertama kali berupa awal surah al-'Alaq yang didapatkan langsung melalui Malaikat Jibril, dengan perintah pertama yang menggetarkan hati Nabi, yaitu perintah membaca. Namun, menariknya dalam perintah ini tidak disebutkan objek bacaan untuk Nabi. Lantas bagaimana makna perintah membaca tersebut? Apa yang diperintahkan kepada Nabi untuk dibaca?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Oktober 2022, yang diambil dari kajian sekolah Islam al-Izhar bersama Prof. M. Quraish Shihab , sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Listen Listen again Continue Playing... Listen later Listen later Mark as played Rate Download Go to podcast Share Tidak sedikit dari kelompok yang mengatasnamakan Islam yang merespons terhadap situasi dan kondisi yang terjadi dengan sikap yang ekstrim dikarenakan kurangnya pengetahuan yang utuh tentang perbedaan agama, ilmu agama, dan keberagamaan. Sehingga kurangnya pemahaman tersebut menjadikan banyak orang yang tidak dapat bersikap secara moderat, padahal agama Islam mengajarkan wasathiyyah. Apa maksud dari sikap moderat? Apa perbedaan dari agama, ilmu agama, dan keberagamaan?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada Maret 2021, berasal dari kajian yang diselenggarakan bersama Dharma Wanita Persatuan Kemenag RI, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Listen Listen again Continue Playing... Listen later Listen later Mark as played Rate Download Go to podcast Share Sikap moderat sering diistilahkan dengan faham wasathiyyah, atau faham jalan tengah, yang diambil dari penfsiran surat al-Baqarah ayat 143. Faham wasathiyyah mempunyai beragam pengertian yang berbeda-beda dari para ulama, bahkan definisi paling komplit belum ada dipaparkan oleh para ulama manapun, namun pelaksanaannya dapat diterapkan dan dicontohkan oleh para ulama dengan tentunya memenuhi syarat-syarat wajib untuk melaksanakan wasathiyyah. Bagaimana perbedaan makna wasathiyyah dari para ulama? Apa saya syarat-syarat pelaksanaan wasathiyyah?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada November 2020, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Listen Listen again Continue Playing... Listen later Listen later Mark as played Rate Download Go to podcast Share Ukhuwah Islamiyyah, sering difahami sebagai persaudaraan antar sesama umat Islam saja, namun terdapat pengertian lain dari ukhuwah islamiyyah ini yang memiliki makna lebih luas. Namun, ikatan antar umat Islam mempunyai gambaran yang lebih kuat sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Quran, yang menunjukkan betapa kokoh dan kuatnya hubungan tersebut. Bagaimana makna sebenarnya dari Ukhuwah Islamiyyah? Bagaimana Al-Quran menjelaskan tentang persaudaraan antar umat Islam?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman kajian Masjid Istiqlal Jakarta pada November 2020, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Listen Listen again Continue Playing... Listen later Listen later Mark as played Rate Download Go to podcast Share Terdapat ayat-ayat di dalam Al-Quran yang menjelaskan situasi, perintah dan uraian tentang peperangan serta di sisi lain banyak penjelasan juga terkait kedamaian. Ada beberapa kesalahfahaman yang menjadikan ayat-ayat perang dan damai dipertentangkan sehingga muncul Islam banyak mengajarkan peperangan yang penuh kekerasan, padahal tujuan dari peperangan bukanlah sekedar menguasai dan mengalahkan musuh bahkan bukan untuk memaksa ajaran Islam untuk diterima. Lalu bagaimana penjelasan atas ayat perang dan ayat damai? Mengapa perlu ada peperangan dalam ajaran Islam?____________________________Podcast episode ini merupakan hasil rekaman pada September 2020, berasal dari kajian yang diselenggarakan bersamaKH Buya Syakur Yasin MA, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Listen Listen again Continue Playing... Listen later Listen later Mark as played Rate Download Go to podcast Share Begitu banyak uraian menyangkut Nabi Muhammad oleh para ulama dulu hingga sekarang dan tidak pernah habis, bahkan walau habis umur seseorang untuk menguraikan Nabi Muhammad pasti ada yang terlewat tentang Beliau. Nabi Muhammad diberikan tugas Allah untuk menjadi penerang bagi umat Islam dan mengajarkan kedamaian, yang semuanya dipraktikkan beliau langsung dalam contoh-contoh pencerahan dari Nabi Muhammad? Bagaimana Nabi mengajarkan tentang perdamaian? ____________________________ Podcast episode ini merupakan hasil rekaman kajian bersama ICC Jakarta pada November 2020, sehingga harap difahami jika terdapat konteks kajian yang berbeda dengan waktu Follow YouTube Quraish Shihab Channel buku karya M. Quraish Shihab Listen Listen again Continue Playing... Listen later Show more Jasa- jasa Dzun Nun yang paling besar adalah sebagai peletak dasar mengenai jenjang perjalanan sufi menuju Allah Swt, yang disebut dengan al - maqomat. Ajaran beliau dalam memberi petunjuk arah jalan menuju kedekatan dengan Allah Swt yang sesuai dengan pandangan sufi. Selain itu, beliau juga merupakan pelopor doktrin al - ma ' rifah. 34. Perjalanan Menuju Allah Keadaan hamba yang dipersiapkan untuk memasuki jalan kerohanian itu sudah sangat berbeza daripada keadaannya yang asal. Minatnya kepada orang ramai sudah tidak ada lagi. Dia tidak memperdulikan lagi televisyen, radio, surat khabar, talipon, kunjungan sahabat handai dan lain-lain. Dia lebih suka bersendirian. Dalam suasana bersendirian itulah dia dibawa kepada stesen kerohanian yang pertama. STESEN PERTAMA Si hamba membetulkan niatnya “Ilahi! Engkaulah maksud dan tujuan. Keredaan Engkau yang daku cari“. Tiada niat lain lagi baginya. Dia tidak mengharapkan untuk menjadi wali atau mendapat kekeramatan. Dia tidak meminta ilmu keduniaan atau ilmu akhirat. Dia adalah umpama seorang pesalah yang sedang menanti dengan rela hukuman pancung yang akan dijatuhkan kepadanya. Dia menyerahkan batang lehernya’ bulat-bulat kepada pancungan’ takdir. Dalam penyerahan itu si hamba merasakan hatinya seperti disinari cahaya yang terang, lebih terang daripada segala cahaya yang ada di bumi. Dalam suasana hati yang demikian dia merasakan kewujudan jalinan hubungan yang erat dengan Kenabian Ibrahim Rasa kehadiran Ibrahimiyah membuat si hamba mengenangkan keluhuran Nabi Ibrahim yang hanif, dengan kekuatan sabar, reda dan tawakalnya. Ibrahim meninggalkan isteri yang sarat mengandung di tempat yang tidak ada penghuni, demi menjunjung perintah Tuhan. Ibrahim sanggup mengorbankan anak kesayangan demi menjunjung perintah Tuhan. Ibrahim mempunyai kekuatan hati kerana hati beliau berserah sepenuhnya kepada Allah Sewaktu akan dicampakkan ke dalam api Ibrahim berkata “Tuhanku melihat keadaanku. Dia tahu apa yang baik untukku. Dia tidak akan membiarkan daku”. Api kehilangan keupayaan membakar apabila berhadapan dengan kekuatan penyerahan Ibrahim Si hamba berdoa kepada Tuhan “Wahai Tuhanku! Kurniakanlah kepadaku sebahagian daripada apa yang telah Engkau kurniakan kepada Khalil-Mu, Ibrahim Kurniakanlah kepadaku rasa penyerahan yang sebenarnya kepada-Mu. Perkuatkanlah kesabaranku menghadapi ujian-Mu. Teguhkan tawakalku menanti keputusan-Mu. Kurniakanlah kepadaku keredaan yang sebenarnya dalam menerima takdir yang datang daripada-Mu, baik atau buruk”. Hati si hamba sentiasa memanggil Tuhannya “Ya Allah! Ya Allah! Ya Allah! Ya Allah! Ya Allah!” Inilah hamba-Mu yang berdiri kerana menjunjung perintah-Mu. Inilah hamba-Mu yang rukuk kerana memuji dan memuja-Mu. Inilah hamba-Mu yang sujud kerana mengharapkan Wajah-Mu. Wahai Tuhanku. Janganlah Engkau jadikan kejahilan dan kedaifanku sebagai hujah untuk Engkau tidak menerima kedatanganku”. Kemudian didatangkan kecenderungan membaca al-Quran kepada hati si hamba. Si hamba memulakannya dengan membaca Surah al-Hadiid, Surah yang ke lima puluh tujuh. Dia membacanya dengan penuh penghayatan dan memahami maksudnya. Surah ini mengajar manusia supaya sanggup berkorban kerana Allah demi menegakkan kebenaran. Diterangkan bahawa kehidupan di dalam dunia ini adalah perjuangan di antara yang benar dengan yang salah. Orang yang beriman kepada Allah Rasul-Nya dan hari akhirat mestilah mempertahankan keyakinan yang benar dan apa sahaja yang benar. Surah ini juga memperingatkan bahawa mengenakan tipu daya kepada manusia. Manusia mestilah sedar bahawa dunia dengan segala kemewahannya tidak ada nilainya jika dibandingkan dengan perjuangan pada jalan Allah Manusia digesa supaya mengejar nikmat yang ada pada sisi Allah disediakan untuk orang yang bertaubat dan bertakwa. Manusia juga diperingatkan supaya bersabar menerima ujian daripada Allah Ia mengajar manusia supaya beriman kepada Qadak dan Qadar. Tidaklah mengena satu bencana atas bumi dan tidak pula pada diri kamu melainkan semua itu sudah tercatit dalam Kitab sebelum Kami melakukannya. Yang demikian bagi Allah sangatlah mudah. Allah khabarkan demikian supaya kamu tidak berputus asa terhadap apa yang telah hilang daripada kamu dan tidak menyombong dengan apa yang datang kepada kamu. Dan Allah tidak suka kepada orang yang menyombong. Ayat 22 & 23 Surah al-Hadiid Allah menerangkan bahawa segala yang berlaku adalah menurut takdir yang Dia telah tentukan. Membuat yang demikian sangatlah mudah bagi Tuhan kerana Ilmu-Nya meliputi yang awal, yang akhir, yang zahir dan yang batin. Orang yang beriman tidak seharusnya berputus asa apabila berpisah daripada sesuatu yang dia sayangi kerana mungkin menurut Ilmu Allah yang demikian baik baginya. Kesusahan dan bala bencana membuat manusia menjadi sabar, reda, bertawakal dan bersyukur, lalu dia dibawa hampir dengan-Nya. Ini jauh lebih baik daripada apa yang terpisah daripadanya. Surah al-Hadiid juga memperkenalkan Allah melalui nama-nama-Nya. Nama-nama Tuhan menjadi jambatan menghubungkan hamba dengan Tuhan. Jika nama Tuhan ditilik dengan hati nescaya terlihat apa yang tidak dapat dilihat oleh mata. Seterusnya si hamba membaca pula Surah as-Sajdah, Surah yang ke tiga puluh dua. Surah ini mengajak manusia memerhatikan hubungan mereka dengan Pencipta. Tuhan menciptakan manusia pertama daripada tanah dan keturunan manusia dikembangkan melalui air mani. Tuhan sempurnakan ciptaan manusia dengan pengurniaan kepada mereka roh dan diperlengkapkan dengan berbagai-bagai bakat serta keupayaan. Surah ini menceritakan keadaan orang yang beriman sujud kepada-Nya apabila mereka diperingatkan dengan-Nya Orang beriman memisahkan diri mereka daripada tempat tidur pada malam hari kerana melakukan ibadat kepada-Nya, memuji dan memuja-Nya dengan rasa takut dan harap. Manusia diberitahu bahawa Allah adalah Pencipta, Pengatur dan Pengurus segala-galanya. Hanya Dia yang berkuasa memberi pertolongan dan pembelaan. Dia Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Oleh itu layaklah jika hamba mengadu dan merayu kepada-Nya sahaja, tidak kepada yang lain. Manusia diperingatkan supaya menggunakan bakat dan keupayaan yang Tuhan kurniakan kepada mereka untuk berbakti kepada-Nya bukan berbuat maksiat. Si hamba semakin merasakan keakraban dengan al-Quran. Dibacanya pula Surah Luqman dengan penuh penghayatan. Surah ini menceritakan sifat orang yang beriman seperti yang telah digambarkan oleh Surah as-Sajdah. Luqman adalah seorang hamba Allah yang salih. Beliau banyak bertafakur merenung alam keliling dan kehidupan di dalamnya. Tuhan bukakan kepadanya rahsia kehidupan. Beliau dapat melihat kehidupan ini dengan pandangan hikmah, kerana itu beliau digelar ahli hikmah. Ahli hikmah melihat yang tersirat sedangkan orang lain melihat yang tersurat. Keseronokan membaca al-Quran berterusan. Dibacanya pula Surah Yusuf. Surah ini menceritakan bahawa orang yang memperolehi hikmah adalah orang yang tahan menanggung ujian. Ujian merupakan proses penyucian dan pembentukan jiwa manusia. Si hamba beralih pula kepada Surah Saba’. Surah Yusuf menceritakan hamba-Nya yang diuji dengan kesusahan. Surah Sabaa pula menceritakan tentang hamba-hamba-Nya yang diuji dengan kesenangan dan kekuasaan. Nabi Daud a. s menjadi raja yang sangat luas daerah kekuasaannya, hinggakan angin dan gunung ditundukkan kepadanya. Anakandanya, Sulaiman mewarisi kekuasaan tersebut. Kekuasaan Sulaiman ditambah lagi hinggakan haiwan dan jin tunduk kepadanya. Kerajaan dan kekuasaan yang begitu luar biasa tidak sedikit pun menggugat iman Daud dan Sulaiman Si hamba kemudiannya membaca Surah Faatir. Surah ini menggambarkan dengan indah bangunan alam maya ciptaan Tuhan. Diceritakan keharmonian perjalanan anggota-anggota alam. Manusia yang menggunakan akal fikiran akan dapat menghayati kerapian ciptaan Tuhan untuk mereka merasakan kebesaran dan keagungan Tuhan. Surah Faatir menekankan bahawa segala-galanya berpusat kepada Kudrat dan Iradat Tuhan yang tidak terbatas. Semuanya diciptakan dan diaturkan oleh satu kuasa sahaja, iaitu Allah Yang Maha Esa. Manusia diciptakan dan dihantarkan ke bumi. Kemudian dikirimkan petunjuk supaya manusia dapat menjalankan urusan dan bertugas sebagai khalifah di bumi. Mereka diberi peringatan bahawa mereka akan berhadapan dengan gangguan-gangguan. Gangguan tersebut memperingatkan mereka kepada tujuan mereka dihantarkan ke bumi. Setelah membaca Surah-surah al-Hadiid, as-Sajdah, Luqman, Yusuf, Saba’ dan Faatir, si hamba mendapat keinsafan yang mendalam. Dibacanya pula Surah at-Taubah sebagai pengakuan bahawa dia bertaubat daripada segala kesalahan dan kekeliruannya. Si hamba menghayati tujuh buah Surah daripada al-Quran. Pembacaan al-Quran kali ini sangat menyentuh jiwanya. Hatinya berasa terang dan jelas memandang kepada jalan yang mahu ditujunya. Tujuan dan matlamatnya untuk menghampiri Tuhan semakin teguh. Sesungguhnya membaca al-Quran dalam suasana kehadiran Hakikat Ibrahimiyah memperkuatkan tapak kakinya untuk terus berjalan kepada Tuhan. Tidak ada apa lagi yang boleh mengalihkan pandangannya daripada matlamatnya. Kemudian hatinya dibawa kepada suasana kehadiran Hakikat Musawiyah. Musa adalah Kalim Allah, iaitu orang yang Allah bercakap-cakap dengannya. Musa mengerti tentang Kalam Allah yang tidak bersuara dan berhuruf. Dalam suasana kehadiran Musawiyah itu si hamba memulakan pembacaan al-Quran dari permulaannya. Dimulakannya dengan membaca Surah al-Faatihah, Ibu Kitab, kunci pembuka keghaiban, cahaya yang terang benderang menerangi hati nurani. Hati yang diterangi oleh cahaya al-Faatihah merenung al-Quran, huruf demi huruf, ayat demi ayat. Al-Quran dibaca bukan sekadar mengeluarkan bunyi dan erti-makna malah lebih mendalam daripada itu al-Quran melahirkan daya rasa yang seni, yang melampaui apa yang mampu disampaikan oleh bunyi dan makna. “Jika ada satu Kitab yang mampu dijalankan gunung-gunung dengannya atau dibelah bumi dengannya atau dibuat bercakap orang yang telah mati dengannya, maka al-Quran adalah Kitab tersebut”. Apabila hati menghayati maksud ayat ini, maka al-Quran jualah yang membawa hati kepada jalan yang lurus, membelahnya untuk diisi dengan kebaikan dan menghidupkannya untuk memandang kepada Tuhan. Bacaan al-Quran bertindak seumpama air sejuk yang enak menyerap ke seluruh rongga dan ruang. Bacaannya memberi kesan kepada seluruh diri zahir dan Diri Batin, menyerap ke seluruh maujud, menjadi darah dan daging, menjadi cita-cita dan keinginan. nur al-Quran menghancurkan hijab yang didirikan oleh syaitan, dunia dan hawa nafsu. Tenaga nur al-Quran akan menghapuskan apa sahaja yang cuba menawan hati. nur al-Quran membebaskan hati daripada segala bentuk perhambaan kepada makhluk dan menetapkan satu perhambaan sahaja iaitu perhambaan kepada Allah yang tidak bersekutu dengan-Nya sesuatu apa jua pun. Bila ruang hati sudah penuh dengan nur al-Quran baharulah manusia itu benar-benar menjadi hamba Allah yang sesuai dengan Kalam Allah Penghayatan bacaan al-Quran tanpa penyerapan nur al-Quran tidak memadai untuk membentuk insan al-Quran, seperti generasi Muslim yang diasuh secara langsung oleh Nabi Muhammad Si hamba sampai kepada ayat 54, Surah al-Baqarah Dan ingatlah tatkala Musa berkata kepada kaumnya “Wahai kaumku! Sesungguhnya kamu telah menzalimi diri-diri kamu dengan sebab kamu menyembah anak sapi. Oleh itu minta ampun kepada Tuhan dan bunuhlah diri-diri kamu. Yang demikian itu baik bagi kamu pada sisi Tuhan kamu. Lantas Dia ampunkan kamu kerana sesungguhnya Dia Maha Pengampun, Penyayang.” Ayat 54 Surah al-Baqarah Hati si hamba disentuh oleh ayat di atas. Bukan kaum Nabi Musa sahaja yang menzalimi diri mereka. Manusia lain juga tidak kurang menzalimi diri sendiri. Mereka juga menyembah berbagai-bagai anak sapi’ yang dibentuk oleh hawa nafsu mereka. Musa menyarankan agar bertaubat dan diri yang zalim itu dibunuh. Si hamba yang berada dalam suasana kehadiran Hakikat Musawiyah menyahut seruan ayat 54, Surah al-Baqarah itu. Si hamba berdiri menghadap kiblat sambil mengangkat tangannya. Dia melafazkan dengan penuh kekhusyukan Aku bertaubat daripada menzalimi diri sendiri. Si hamba mengerti bahawa kezaliman yang paling besar adalah meletakkan taraf ketuhanan Allah tidak pada kedudukan yang adil dan meletakkan taraf makhluk melebihi apa yang sepatutnya. Dia benar-benar ikhlas membunuh’ dirinya yang zalim agar diri yang adil sahaja tegak berdiri. Si hamba bersyukur kepada Allah kerana memberinya taufik, hidayat dan kekuatan untuk melakukan taubat yang demikian. Peristiharan hamba yang ikhlas itu menjadi kenyataan kepada firman Tuhan Dan tidak! Aku bersumpah dengan jiwa yang selalu menegur dirinya nafsu lawwamah. Ayat 2 Surah al-Qiyamah Nafsu lawwamah adalah diri hamba yang menginsafi segala kesalahan yang telah dilakukannya dan benar-benar ingin memperbaiki diri sendiri. STESEN KE DUA Sambil membaca al-Quran si hamba memperbanyakkan zikir. Dipalukannya zikir itu kuat-kuat ke dalam lubuk hatinya, seumpama jentera yang memukul tiang konkrit ke dalam tanah hingga bergegar tanah di sekelilingnya. Ucapan zikir bergema di dalam diri. Gemanya menyelinap ke seluruh ruang diri. Di dalam suasana kehadiran Hakikat Musawiyah hati si hamba diperkuatkan bagi melawan anasir syirik yang cuba menguasai jiwanya. Kemudian dia berpindah pula kepada suasana kehadiran Hakikat Isaiyah. Si hamba meneruskan pembacaan al-Quran dalam suasana yang baharu ini. Dalam suasana ini hati banyak memerhatikan urusan taubat. Hati mencari-cari cara taubat yang lebih baik. Dia mahu memutuskan dirinya daripada rantai-rantai yang mungkin boleh mengheretnya semula kepada kesalahan. Dia mahu menjadi orang yang benar dengan taubatnya. Dia terus membaca al-Quran dari satu Surah ke Surah yang lain dalam suasana hati memohon keampunan kepada Allah mengharapkan taubatnya diterima oleh-Nya. Dalam suasana bertaubat memohon keampunan Allah dalam kehadiran Hakikat Isaiyah atau dalam sinaran cahaya kenabian Isa si hamba mendapat pengertian bahawa bertaubat bukan sekadar menyesal dan meninggalkan kesalahan. Lebih penting daripada itu adalah menyesuaikan baki hayat yang masih ada dengan al-Quran secara zahir dan batin. Taubat adalah pintu kepada al-Quran, bukan sekadar pintu meninggalkan kesalahan dan dosa. Taubat yang sebenarnya berlaku di dalam sinaran nur al-Quran, dalam suasana hati yang sama dengan hati orang yang sedang mengerjakan sembahyang dengan khusyuk. Setelah selesai membaca Surah Maryam sebelum memasuki daerah Surah Taha, si hamba digerakkan’ supaya meletakkan tangannya ke atas dada al-Quran, pada muka pertama Surah Taha dan dia mengucapkan Aku bertaubat daripada perbuatan syirik dan munkar. Kemudian si hamba menadah tangannya ke langit dan bermunajat kepada Tuhan “Wahai Tuhanku! Engkau Mengetahui kezaliman dan kejahatan diriku. Jika tidak kepada Engkau kepada siapa lagi hendakku pohonkan keampunan. Sesungguhnya Engkau jualah Tuhan Yang Maha Mengampuni dan Maha Mengasihani. Ya Allah, ya Tuhanku! Ampuni segala dosa-dosaku, dosa-dosa kedua ibu-bapaku ,dosa-dosa isteri dan anak-anakku, dosa-dosa saudara-saudaraku dan dosa-dosa sekalian kaum Muslimin dan Muslimat. Sesungguhnya Engkau jualah yang mengampunkan dosa-dosa hamba-Mu. Amin!” Si hamba menyapu mukanya dengan kedua-dua tapak tangannya yang telah menyentuh al-Quran dan menadah ke langit itu. Dia merasakan aliran wap sejuk berjalan ke seluruh tubuhnya. Dia berada dalam keadaan demikian beberapa ketika. STESEN KE TIGA Si hamba meneruskan perjalanannya di dalam daerah-daerah Surah al-Quran. Hatinya memasuki suasana kehadiran kenabian Daud Nabi Daud telah menerima tanah kepunyaan Nasuha untuk didirikan masjid. Nasuha yang pada mulanya enggan menyerahkan tanah tersebut tetapi kemudian mendapat taufik dan hidayat daripada Tuhan, lalu dia bertaubat. Taubat itu dinamakan taubat nasuha, iaitu taubat orang yang meyakini akan berjumpa dengan Tuhan dan kembali kepada-Nya. Setelah menerima tanah Nasuha, bekerjalah Nabi Daud membina rumah Allah. Si hamba yang telah benar dengan taubatnya bekerja membina hatinya untuk menjadi rumah Allah. Setelah melepasi daerah Surah Muhammad, si hamba masuk ke dalam daerah Surah al-Fat-h, sampai kepada ayat ke 29. Muhammad Pesuruh Allah! Dan orang-orang yang besertanya keras terhadap orang kafir dan berkasih sayang sesama mereka. Engkau lihat mereka rukuk, sujud, mencari kurniaan dan keredaan Allah. Tanda-tanda mereka ada di muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat mereka di Taurat dan sifat mereka di Injil, sebagai tanaman yang keluarkan tunasnya, lalu Dia teguhkan ia. Maka jadilah ia gemuk dan tegap berdiri di atas pangkalnya. Adalah kerana Dia hendak jengkilkan kafir-kafir itu dengan kesuburan mereka yang mukmin. Allah janjikan mereka yang beriman dan beramal salih dari mereka keampunan-Nya dan ganjaran yang besar. Ayat 29 Surah al-Fat-h Si hamba membaca ayat di atas dengan khusyuk. Diulanginya beberapa kali. Kemudian dia digerakkan supaya menghadap kiblat dan mengangkat tangannya. Dia mengadakan baiah janji setia dengan sepenuh jiwa raganya Daku mengadakan baiah dengan Rasulullah Tangan kanan yang menyaksikan baiah di atas diletakkannya ke dada sebelah kiri, berbetulan dengan kedudukan hati. Sebaik sahaja tapak tangannya yang menyaksikan baiah itu menyentuh dadanya dirasakannya seolah-olah “Muhammad ur-Rasulullah ” menjadi pedang yang tajam memancung tangkal hatinya. Pancungan tersebut seumpama petir memanah ke hatinya. Terlalu kuat pancungan dan panahan tersebut hinggakan dia terbaring. Dia merasakan tusukan bisa di dalam hatinya. Dia bermohon kepada Allah agar diberikan kepadanya kekuatan untuk menahan bisa yang sedang merobekkan hatinya itu. Pada saat itu Kaabatullah muncul dalam pandangan mata hatinya. Dalam penyaksian tersebut hatinya mengucup’ Hajaral Aswad dengan penuh rasa tawadhuk kepada Allah Baharulah berkurangan kepedihan yang menikan hatinya. Pengalaman yang singkat itu membuat si hamba mengerti kebesaran ucapan kalimah “Muhammad-ur-Rasulullah.” Ia adalah pedang kebenaran yang memancung apa sahaja yang selain Allah yang berada di dalam hati. Ia merobekkan istana iblis yang telah sekian lama terbina di sana. Ia meruntuhkan dinding dan tembok yang didirikan oleh syaitan, hawa nafsu dan dunia. Pedang kebenaran menghalau segala yang keji. Bila segala yang keji sudah menyingkir terbinalah sebuah istana yang indah di dalam hati. Kalbu hati orang mukmin adalah istana Allah. STESEN KE EMPAT Hati si hamba masuk pula kepada suasana kehadiran Cahaya Kenabian Sulaiman Sulaiman menyudahkan pembinaan masjid yang pembinaannya dimulakan oleh ayahandannya, Daud Mereka membina masjid di atas tanah Nasuha yang bertaubat. Daud dan Sulaiman merupakan dua orang hamba Allah yang diberikan kerajaan dan kekuasaan yang tidak diberikan kepada manusia lain. Kurniaan Allah yang begitu besar menambahkan kesyukuran mereka. Si hamba yang telah memasuki pintu taubat menemui pula pintu kesyukuran. Si hamba yang hatinya dikuasai oleh rasa bersyukur kepada Allah meneruskan pembacaan al-Quran. Alunan kesyukuran pada jiwa ketika membaca al-Quran berbeza daripada alunan taubat. Kedua-duanya tidak mampu dihuraikan. Hati yang telah merasainya akan mengerti. Di dalam alunan kesyukuran itu si hamba sampai kepada daerah Surah ar-Rahman. Dia sampai kepada ayat ke 13 Dan kurniaan Tuhan kamu yang mana lagi hendak kamu dustakan? yat 13 Surah ar-Rahman Si hamba terpegun sejenak. Bacaannya terhenti. Dicubanya membaca sekali lagi ayat tersebut tetapi lidahnya kelu. Dia merasakan kekerdilan diri yang amat sangat. Apabila dia mencuba lagi untuk meneruskan bacaannya dirasakannya sebuah gunung yang besar terhempap ke atas kepalanya. Tiba-tiba mata hatinya menyaksikan keagungan ar-Rahman. Keagungan ar-Rahman menguasai hatinya. Dia merasakan seolah-olah nafasnya dan perjalanan darahnya terhenti. Ingatan kepada ar-Rahman itu menggoncangkan sekalian maujudnya. Apabila dia berhadapan dengan ar-Rahman dirasakannya dirinya umpama lilin yang cair dimakan api, umpama tepung yang diterbangkan angin kencang. Tidak ada daya dan upayanya untuk menghampiri daerah ar-Rahman. Dia sujud ke Hadrat Tuhan ar-Rahman dan bermunajat “Wahai ar-Rahman! Engkau perlihatkan Keagungan-Mu kepada hamba-Mu yang kerdil dan daif ini. Dalam serba kelemahan dan kekurangan ini hamba-Mu memohonkan keampunan dan kemaafan-Mu. Maafkan daku wahai Yang Maha Agung! Tidak terdaya hamba-Mu ini melalui Surah ar-Rahman Yang Agung ini. Izinkan daku meneruskan perjalananku kepada Surah-surah yang lain dengan meninggalkan apa yang tidak terdaya daku melaluinya”. Pengalaman berhadapan dengan Surah ar-Rahman membuatkan si hamba mengerti bagaimana Gunung Thursina hancur lebur bila dihadapkan kepada tajalli Tuhan. Berhadapan dengan Surah ar-Rahmaan sudah menghancur-leburkan kewujudan insan, Apa lagi jika benar-benar berhadapan dengan keagungan-Nya. Kesucian dan kemuliaan malaikat Jabrail masih tidak cukup kuat untuk berhadapan dengan keagungan Allah ar-Rahman! Si hamba sampai kepada daerah Surah al-Ikhlas. Diulangi bacaannya beberapa kali. Kemudian diletakkan tangannya di atas dada Surah al-Ikhlas dan diucapkannya dengan penuh kekhusyukan. Diucapkannya kalimah di atas beberapa kali dengan sepenuh jiwa raganya. Dia merasakan sesuatu keanehan. Dirasakannya kalimah suci itu menyelinap ke seluruh tubuhnya dan ke seluruh jiwa raganya. Tiada ruang lagi pada dirinya yang tidak diresapi oleh kalimah suci itu. Sekalian maujudnya menyaksikan Tapak tangan kanannya yang menyentuh dada al-Quran semasa dia mengucapkan Kalimah Syahadah tadi diletakkannya di dadanya, berbetulan dengan hati. Seluruh maujudnya, zahir dan batin, dikuasai oleh kalimah La ilaha illa Llah. Ia menjalar ke dalam darah, daging, urat saraf, tulang belulang dan seluruh tubuhnya dari hujung rambut sampai hujung kaki. Sekaliannya menyaksikan dengan penuh tawadhuk kepada Tuhan bahawa La ilaha illa Llah. Apa yang dirasainya daripada ucapan Kalimah Tauhid kali ini sangat berbeza daripada yang sudah-sudah. Tidak pernah dia merasakannya begini, walaupun dia selalu mengucapkan kalimah tersebut. Pengalaman La ilaha illa Llah yang diperolehinya kali ini tidak akan ditukarkan dengan sesuatu, walaupun dengan sebuah gunung emas. Dunia dan isinya bukanlah harga untuk ditukar dengan kalimah suci ini. Si hamba bermunajat kepada Tuhan dengan segala kerendahan hatinya “Ya Allah! Ya Ahad! Bawalah daku kepada-Mu. Jangan Engkau tinggalkan daku walau satu detik pun. Jangan Engkau biarkan yang selain-Mu mengurus daku walau satu saat pun. Janganlah Engkau kembalikan daku kepada pekerjaan zalim, munkar dan melampaui batas. Daku berlindung kepada-Mu pada setiap waktu. Engkau jualah sebaik-baik Pelindung!” Kemudian si hamba mengucapkan “Aku reda Allah jualah Tuhan, Islam jualah agama, Muhammad adalah Nabi dan Rasul, al-Quran adalah imam ikutan, Kaabah adalah Kiblat dan Mukminin serta Mukminat adalah saudara!” Kemudian si hamba menghabiskan bacaan al-Quran hingga ke Surah yang terakhir. Dia telah diberi kesempatan mengalami sesuatu yang unik semasa melalui daerah-daerah Surah al-Quran. Pengalaman hati sukar dijelaskan. Hati yang merasai suka, duka, senang dan susah. Hati mengalami suasana yang dipanggil sabar, reda, tawakal dan syukur. Hati juga merasai suasana kehadiran cahaya kenabian, sebagaimana hati mengalami kehadiran Hadrat Ilahi. Merasai kehadiran cahaya kenabian bukan berhadapan secara nyata, bertutur-kata dengan mereka. Rasa kehadiran berlaku di dalam hati. Tutur-katanya bukanlah percakapan tetapi pengertian yang tiba-tiba tertanam pada lubuk hati. STESEN KE LIMA Setelah selesai membaca al-Quran si hamba meneruskan perjalanannya dengan memperbanyakkan zikir dan bersembahyang sunnat, sesuai dengan firman Tuhan Sesungguhnya aku adalah Allah! Tidak ada Tuhan melainkan Aku. Sebab itu abdikan dirimu kepada-Ku dan dirikanlah sembahyang buat mengingati Aku. Ayat 14 Surah Taha Pengembaraan di dalam sembahyang membentuk hati yang kuat berserah diri kepada Allah Keinginan untuk bertemu dengan-Nya semakin kuat. Si hamba yakin bahawa hanya dengan menyerahkan segala urusan kepada-Nya sahaja boleh membawa seseorang hamba hampir kepada-Nya. Dalam keadaan demikian pergantungan si hamba itu kepada Allah semakin teguh. Pengharapannya kepada makhluk tinggal hanya sedikit sahaja lagi. Ingatannya kepada Allah sangat kuat dan ingatannya kepada makhluk sangat berkurangan. Lama kelamaan kuatlah penghayatan dalam hatinya suasana “Maksud dan tujuan hanyalah Allah Keredaan-Nya yang dicari”. Dalam keasyikan mengerjakan berbagai-bagai sembahyang sunnat itu hati si hamba disentuh oleh sepotong ayat yang sering dibaca dalam sembahyang. Si hamba dengan ikhlas membuat penyaksian Dengan Nama Allah, Pemurah, sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku semuanya untuk Allah, Tuhan sekalian alam. Si hamba memperakui bahawa tiada daya dan upaya melainkan dengan Allah Oleh kerana segala daya dan upaya adalah hak Allah maka segala sembahyang, ibadat-ibadat, seluruh penghidupan dan juga kematian adalah diperuntukkan kepada Allah tidak kepada yang lain. Tidak ada motif keduniaan dan keakhiratan. STESEN KE ENAM Si hamba tenggelam dalam penghayatan bahawa tiada daya dan upaya melainkan dengan Allah Bertambah kuat dia melakukan sembahyang dan zikir sebagai menyatakan bahawa segala daya dan upaya yang dikurniakan Allah kepadanya digunakannya untuk mencari keredaan Allah jua. Hatinya menyaksikan bahawa segala perkara, semua kejadian, apa sahaja yang bergerak dan yang diam, semuanya terjadi kerana daya dan upaya yang dari Allah Pergantian malam dengan siang, pasang dan surut air laut, senang dan susah, sihat dan sakit dan semuanya adalah kenyataan kepada daya dan upaya yang dari Allah jua. Daya dan upaya yang dari Allah itu muncul dalam berbagai-bagai keadaan, rupa bentuk, sifat, ruang dan waktu. Si hamba melihat perbuatan dan kelakuan muncul daripada dirinya sebenarnya adalah daya dan upaya yang datang dari Allah STESEN KE TUJUH Dalam suasana yang dipenuhi dengan sembahyang dan zikir si hamba digerakkan untuk bertafakur. Dia gemar merenung segala perkara dan menghubungkannya dengan Tuhan. Sesuatu perkara yang pada mulanya kelihatan sulit, setelah direnungnya dengan mendalam dia mendapat jawapan yang memuaskan hatinya. Melalui proses tafakur itulah dia banyak mendapat kefahaman tentang berbagai-bagai perkara yang pernah dimusykilkannya dahulu. Dahulu akalnya tidak mampu mencari jawapan. Kini dia mendapat jawapan dengan mudah. Sedikit demi sedikit, melalui penemuan secara bertafakur, hatinya merasakan bahawa jawapan yang datang kepadanya bukan terjadi dengan tiba-tiba, tetapi ia berlaku secara terancang dan diuruskan dengan bijaksana. Hatinya merasakan bahawa dirinya diberi pengajaran dengan cara yang sangat misteri. Dari situ dia menyedari bahawa ada Pembimbing Rohani yang bertindak memberinya petunjuk, panduan dan nasihat dengan cara yang sangat sukar untuk difahami. Dia tidak mengetahui hakikat pembimbing tersebut tetapi dia merasakan kehampiran dengannya. Rasa kehadiran pembimbing tersebut membuatnya lebih berani bertafakur mengenai perkara-perkara ketuhanan yang pada zahirnya sukar dimengerti. Apa juga perkara yang mencetus minatnya untuk bertafakur, didapatinya jawapan yang memuaskan hatinya. Melalui proses tersebut dia mula mengenal Tuhan melalui pandangan yang berbeza daripada pengenalannya yang lalu. Kehadiran Pembimbing Rohani menjadikan si hamba bersikap pasif, jiwanya tenang dan yakin, membiarkan Petunjuk Ghaib membawanya’ ke mana sahaja. Pada peringkat ini si hamba seolah-olah memiliki dua jenis diri. Diri pertama adalah diri yang memiliki sifat kemanusiaan biasa. Diri kedua adalah diri yang bergerak di bawah kekuasaan Petunjuk Ghaib atau Pembimbing Rohani. Bila dikuasai oleh Petunjuk Ghaib akan lahirlah perbuatan yang ganjil, tidak logik yang kadang-kadang menyalahi adab sopan dan nilai kemanusiaan biasa. Walaupun lahir perbuatan yang kelihatan bodoh dan remeh temeh tetapi baginya perbuatan yang dicetuskan oleh Petunjuk Ghaib itu mengandungi pengajaran yang halus tentang Tuhan. Oleh itu si hamba berasa tenang dan tenteram walaupun keganjilan yang muncul pada dirinya telah membuat orang-orang yang hampir dengannya menjadi gelisah. Si hamba bukan sekadar melihat Haula dan Kuwwata sebagai bakat dan tenaga yang menggerakkan makhluk, malah dilihatnya Haula dan Kuwwata adalah jambatan yang menghubungkan hamba dengan Tuhan. Tanpa Haula dan Kuwwata tidak mungkin hamba boleh menghadap kepada-Nya dan menghampiri-Nya. Haula dan Kuwwata adalah urusan-Nya yang pada satu aspek memungkinkan makhluk bergerak dan melahirkan kesan, sementara pada aspek yang lain pula merupakan Rahsia’ yang memungkinkan hamba berhubung dengan Tuhan. STESEN KE LAPAN Si hamba masih lagi di dalam suasana bersembahyang, berzikir dan bertafakur. Rasa kehambaannya semakin mendalam. Dia hanya mementingkan soal hubungannya dengan Tuhan. Soal-soal kehidupan harian tidak mendapat perhatiannya. Dia tidak mengambil berat tentang soal-soal zahiriah seperti makan, minum, pakaian dan lain-lain. Kelakuannya sudah agak berlainan dengan kelakuan orang biasa. Cara dia makan kadang-kadang menimbulkan fitnah kepada orang yang memandangnya. Dia dapat melihat keganjilan yang berlaku kepada dirinya tetapi dia tidak berdaya menghalangnya dan juga dia tidak keberatan hal yang demikian terjadi kepada dirinya. Dia merasakan dirinya benar-benar tidak berdaya dan upaya. Dia merasakan dirinya digerakkan untuk melakukan sesuatu tanpa dia boleh membantah atau mengubahnya. Dia melihat anggotanya sebagai alat yang digunakan oleh kuasa dalaman yang menguasainya. Dia lebih banyak berada dalam keadaan dia tidak tahu mengapa dia berbuat sesuatu yang ganjil. Perbuatan yang tidak dapat dikawalnya itu disandarkannya kepada Pembimbingnya. Dia yakin bahawa dengan mematuhi Petunjuk Ghaib itu dia akan sampai kepada Tuhan. Dia benar-benar mahu mengabdikan diri kepada Tuhan. Bukankah dia telah menyaksikan bahawa Dengan nama Allah, Pemurah, sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku semuanya untuk Allah, Tuhan sekalian alam. Tiap kali dia membaca ayat tersebut di dalam sembahyang jiwanya menggeletar, darah daging dan urat sarafnya ikut menggeletar. Tiba-tiba muncul dalam lubuk hatinya firman Tuhan Adakah manusia menyangka bahawa mereka akan dibiarkan berkata “Kami telah beriman”, padahal mereka tidak diuji? Ayat 2 Surah al-Ankabut Dia mendengar dari dalam lubuk hatinya Juru-bicara’ mengatakan “Apakah kamu menyangka akan dibiarkan berkata, Sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku semuanya kerana Allah’, padahal engkau tidak diuji?” Ucapan Juru-bicara tersebut sangat menyentuh jiwanya. Adakah dia benar dengan apa yang selalu dibacakannya di dalam sembahyang itu? Allah adalah Maharaja yang sangat cemburu. Dia tidak mengizinkan hamba-Nya mempersekutukan kasih sayang dan taat setia kepada-Nya. Dia tidak mahu ada yang selain-Nya lebih dicintai dan ditaati daripada kecintaan dan ketaatan kepada-Nya. Tanda Dia cemburu adalah Dia mengharamkan sesiapa sahaja menyamakan Diri-Nya dengan sesuatu. Dia tidak mengampunkan dosa syirik. Si hamba itu telah mengatakan bahawa dia mencintai Allah lebih daripada segala yang lain. Pengakuan itu adalah bohong belaka kerana dia melebihkan kasihnya kepada dirinya daripada kasihnya kepada Tuhannya. Dia tidak mahu dirinya mengalami kesusahan dan penderitaan dalam membuktikan kecintaan-Nya kepada Allah Jika seseorang hamba itu benar-benar mencintai Tuhannya dia akan sanggup menyerahkan dirinya kepada Tuhannya. Juru-bicara dari dalam hatinya membacakan firman Tuhan Katakanlah “Kami datang dari Allah dan kepada-Nya kami kembali”. Ayat 156 Surah al-Baqarah Si hamba terpegun sejenak. Dia merasakan ayat tersebut ditujukan khusus untuknya. “Kembalikan sembahyang kamu kepada Allah! Kembalikan ibadat kamu kepada Allah! Kembalikan hidup kamu kepada Allah! Kembalikan mati kamu kepada Allah!” Itulah gema yang memenuhi ruang hatinya. Sujudlah si hamba itu kepada Tuhannya dengan penuh tawadhuk dan bermunajatlah dia kepada Tuhannya “Ya Allah! Engkaulah Tuhan, tiada Tuhan kecuali Engkau. Aku hanyalah hamba-Mu. Tidak ada satu hak pun pada diriku. Semuanya adalah hak Engkau. Nyawaku juga adalah hak Engkau. Engkau berhak mengambil apa yang menjadi hak Engkau. Aku tidak akan membantah atau mengeluh menerima ketentuan-Mu. Terimalah daku sebagai hamba yang berserah diri kepada-Mu. Izinkan daku mengerjakan sembahyang buat kali penghabisan sebelum Engkau mengambil nyawaku”. Si hamba berdiri untuk mengerjakan sembahyang. Baginya itulah sembahyangnya yang penghabisan dalam hidupnya. Dia berdiri, rukuk dan sujud dengan penuh penyerahan. Tidak ada keresahan atau terkilan. Tidak ada takut atau berdukacita. Tidak ada kegembiraan atau keghairahan. Hatinya menyerah sepenuhnya kepada Allah tanpa sebarang perasaan, harapan dan cita-cita. “Ya Allah! Inilah hamba-Mu yang berdiri dengan penuh penyerahan kepada-Mu. Ya Allah! Inilah hamba-Mu yang rukuk dengan penuh penyerahan kepada-Mu. Ya Allah! Inilah hamba-Mu yang sujud dengan penuh penyerahan kepada-Mu. Lakukanlah apa yang Engkau kehendaki”. Begitulah lebih kurang suasana hati si hamba ketika melakukan sembahyang yang penghabisan. Selepas mengucapkan salam si hamba sujud dengan penuh akur kepada ketentuan Tuhannya. Dia sujud lama sekali tanpa menyedari apa yang berlaku kepada dirinya dan di mana dia sedang berada. Kemudian hatinya mendengar ucapan Juru-bicara dari dalam dirinya “Bangkitlah dari sujudmu sebagai insan baharu yang mati makhluk dari hatinya sehingga tidak melihat lagi ada makhluk yang berkuasa mendatangkan manfaat dan mudarat, yang tidak berkehendak lagi kepada dunia dan akhirat dan yang hidup dengan lakuan Allah semata-mata”. Si hamba bangkit dari sujudnya dan mengucapkan syukur kepada Allah STESEN KE SEMBILAN Rasa kekerdilan diri semakin kuat menguasai hati si hamba. Bila diri berasa kerdil dapatlah hati merasakan kebesaran, ketinggian dan keagungan Allah Apa sahaja yang berkait dengan Allah akan menggetarkan hati nurani. Nama-nama Allah sifat-sifat-Nya dan ayat-ayat-Nya memberi kesan yang kuat kepada hati. Setiap disebut atau didengarnya nama dan ayat-ayat Allah hatinya merasakan seperti ditikam dengan lembing tajam. Setiap patah suara azan yang berkemundang di udara menerpa’ ke dadanya seumpama anak panah yang bisa. Dalam keadaan yang demikian si hamba sujud mengakui kebesaran, ketinggian dan keagungan Allah Tuhan sekalian alam. Pengalaman yang demikian membuatnya mengerti maksud mukmin yang diceritakan oleh al-Quran. Orang-orang mukmin apabila diperingatkan dengan Allah nescaya gementarlan hati mereka. Ayat 2 Surah al-Anfaal Si hamba bersyukur kepada Allah kerana mengajarkan maksud ayat al-Quran melalui pengalaman yang membuatnya lebih mengerti dengan apa yang al-Quran katakan. Dia telah dikurniakan nikmat yang besar kerana diberi kesempatan untuk memahami maksud ayat al-Quran melalui pengalaman rasa. Bertambahlah kesyukurannya dan rasa kekerdilan diri di hadapan keagungan Allah Di dalam suasana kekerdilan diri berhadapan dengan keagungan Allah itu Juru-bicara dari dalam dirinya membacakan ayat Masuklah engkau ke dalam golongan hamba-Ku dan masuklah engkau ke dalam syurga-Ku. Ayat 30 Surah al-Fajr Si hamba tersentak mendengar ucapan’ tersebut. Dia tergamam seketika. Sebelum sesuatu berputik di dalam hatinya dia mendengar’ peringatan daripada Petunjuk Ghaib “Apa yang kamu cari masih jauh di hadapan. Jangan kamu berhenti dan terpesona dengan keindahan syurga”. Si hamba dengan merendahkan diri bermunajat kepada Tuhannya “Wahai Tuhanku! Tutupkanlah pandanganku daripada melihat syurga-Mu agar keindahannya tidak memukau daku, yang nanti menyebabkan langkahku menuju-Mu terhenti. Wahai Tuhan Yang Maha Mengasihani. Janganlah Engkau jadikan syurga sebagai penghalang di antara Engkau dengan aku. Ambillah kembali syurga-Mu dan serahkannya kepada sesiapa sahaja yang ada tuntutan terhadap diriku agar aku bebas daripada mereka dan hanya menjadi hamba-Mu sahaja. Janganlah Engkau adakan selain-Mu sebagai hijab di antara Engkau dengan aku. Inilah hamba-Mu yang tidak ada maksud dan tujuan selain Engkau, wahai Tuhanku!” STESEN KE SEPULUH Si hamba membebaskan dirinya daripada sebarang pergantungan kepada daya usaha dan ikhtiar memilih, kosong daripada kehendak dan tujuan yang bersangkutan dengan dunia dan juga akhirat. Hatinya menjadi kosong daripada hawa nafsu, keinginan, harapan, cita-cita dan angan-angan. Jadilah hatinya benar-benar kosong. Dia adalah umpama mayat di tangan pemandi mayat. Si hamba telah membuktikan kehambaan dan pengabdiannya kepada Tuhan dengan rela menyerahkan apa sahaja kepada-Nya dan bersedia menjalankan perintah-Nya seperti malaikat yang bersifat teguh. Apakah itu sudah memadai bagi menghilangkan kecemburuan Tuhan Yang Maha Cemburu? Pengorbanan yang demikian boleh dilakukan oleh seorang manusia untuk kekasihnya yang juga seorang manusia. Bukan sedikit manusia yang sanggup membunuh diri demi kekasihnya. Bukan sedikit manusia yang sanggup membinasakan orang lain demi kekasihnya. Pengorbanan untuk Allah mestilah lebih agung daripada segala bentuk pengorbanan yang boleh dilakukan oleh manusia untuk sesama manusia. Pengorbanan yang paling tinggi boleh dilakukan oleh seorang hamba untuk Tuhannya adalah menetapkan keesaan-Nya, tidak menyengutukan-Nya dengan sesuatu, baik daripada anasir bumi atau langit, anasir nyata atau ghaib atau apa sahaja termasuklah dirinya sendiri. Allah Maha Esa, bagaimana yang lain boleh berhadapan dengan-Nya? Selagi ada istilah hamba selagi itu ada hamba yang berhadapan dengan-Nya. Selagi ada kesanggupan melakukan sesuatu selagi itu ada diri yang berkesanggupan berhadapan dengan-Nya. Selagi mengharapkan pangkat kewalian selagi itulah ada diri yang berharap menjadi wali berhadapan dengan-Nya. Selagi bercita-cita untuk dunia dan akhirat selagi itulah ada diri yang bercita-cita berhadapan dengan-Nya. Selagi ada itu dan ini selagi itulah ada diri yang itu dan ini berhadapan dengan-Nya. Tidak ada yang layak berhadapan dengan-Nya kerana Dia Maha Esa. Siapakah yang boleh duduk dalam majlis keesaan-Nya melainkan Diri-Nya sendiri? Apa juga yang tersisa pada si hamba dilenyapkan. Jadilah si hamba itu seumpama tong kosong yang berlubang. Setiap kali hujan turun ia menyucikan sisa-sisa kekotoran yang melekat pada dindingnya. Apabila dinding itu sudah tidak ada sebarang kekotoran, maka air yang bersih dan jernih keluar daripadanya tanpa sedikit pun berubah rupa dan warnanya sebagaimana air yang masuk ke dalamnya. Apa yang turun dari langit itulah juga keluar daripada tong kosong yang berlubang dan suci bersih. Tidak ada pertukaran dan perubahan. STESEN KE SEBELAS Si hamba telah menyerahkan apa sahaja yang bernama hak kepada Yang Empunya hak. Hati si hamba kosong daripada segala-galanya. Perhatian terhadap dirinya sendiri sudah tidak ada lagi, begitu juga dengan perhatiannya kepada segala sesuatu di sekelilingnya. Bila hati si hamba benar-benar kosong, maka Allah penuhkannya dengan Kehendak dan Tujuan-Nya semata-mata. Allah yang nengurus kehidupan si hamba yang telah terpisah daripada segala hak itu. Allah yang menguasai Loh Kun. Si hamba menjadi alat yang melaluinya Urusan Allah menjadi nyata. Bila Allah katakan “Jadi!” maka jadilah ia. Bila Allah katakan “Bergerak!” maka bergeraklah ia. Bila Allah katakan “Diam!” maka diamlah ia. Bila Allah katakan Sesungguhnya Aku adalah Allah! Tidak ada Tuhan melainkan Aku! Sembahlah Aku!Si hamba pun mengatakan Anaa Al Haq Aku adalah Yang Haq !Si hamba pun mengatakan Anaa Al Haq Aku adalah Yang Haq ! STESEN KE DUA BELAS Sesungguhnya Aku adalah Allah! Tidak ada Tuhan melainkan Aku! Sembahlah Aku dan dirikanlah sembahyang untuk mengingati daku. Ayat 14 Surah Taha Allah memerintahkan supaya mendirikan sembahyang. Si hamba berdiri mengerjakan sembahyang. Dalam suasana tong kosong yang berlubang, apa juga suasana sembahyang yang Tuhan kurniakan itulah yang zahir padanya. Bagaimana kedudukan sembahyang pada sisi Tuhan begitulah yang nyata pada si hamba. Allah mengatakan sembahyang itu adalah ingatan kepada-Nya, maka yang ada dalam sembahyang itu adalah ingatan kepada-Nya. Bila kesedaran terhadap diri sendiri sudah tidak ada, si hamba hanya menjadi yang menyaksikan’. Si hamba sudah tidak ada’ untuk ingat kepada Allah Oleh itu yang ada’ adalah Allah yang ingat kepada Diri-Nya sendiri. Si hamba sudah tidak ada’ untuk mengerjakan sembahyang, yang ada’ adalah Allah dan sembahyang itu adalah “Puji-pujian Allah kepada Diri-Nya.” Pada ketika si hamba berada dalam suasana dirinya tidak ada’. Dia mengalami suasana “Keesaan Allah Dalam majlis keesaan tidak ada dua. Tidak ada yang ada dalam majlis keesaan-Nya melainkan Dia. Dia yang memuji Diri-Nya. Pujian Allah kepada Diri-Nya adalah kelazatan yang paling lazat dan kebahagiaan yang paling bahagia, melebihi apa yang ada di bumi, di langit dan di syurga. Buat seketika hati si hamba diizinkan menikmati kelazatan dan kebahagiaan yang maha agung itu dalam suasana dirinya tidak ada’, yang ada hanyalah Yang Maha Esa. Siapakah yang layak mendampingi-Nya melainkan Diri-Nya sendiri. Siapakah yang layak berhadapan dengan-Nya melainkan Diri-Nya sendiri. Siapakah yang layak berkata-kata dengan-Nya melainkan Diri-Nya sendiri. Siapakah yang layak mendengar ucapan-Nya melainkan Diri-Nya sendiri. Dalam Majlis Keesaan yang ada hanyalah Yang Maha Esa. Allah mengizinkan sebahagian daripada hamba-hamba-Nya mendapat pengertian tentang “Allah Maha Esa” melalui pengalaman kerohanian ketika hamba-hamba tersebut hilang perhatian dan kesedaran kepada sesuatu kecuali Allah Yang Maha Esa. Apa yang berlaku kepada si hamba pada ketika itu seolah-olah Tuhan berkata “Aku cabutkan dirimu buat seketika untuk Aku masukkan suasana keesaan-Ku agar engkau mengenali keesaan-Ku.” STESEN KE TIGA BELAS Yang nyata sudah ghaib. Yang ghaib sudah hilang. Tiada lagi kenyataan dan yang menyatakan. Tiada lagi ilmu untuk membahaskan. Tiada lagi penyaksian untuk menyaksikan. Tiada lagi cahaya untuk menerangkan. Tiada lagi kewujudan untuk membuktikan. Alam perasaan dan rujukan sudah tiada. Tiada atas tiada bawah. Tiada hadapan tiada belakang. Tiada kanan tiada kiri. Tiada ruang tiada zaman. Tiada siang tiada malam. Tiada panjang tiada pendek. Tiada jauh tiada dekat. Tiada perpisahan tiada penyatuan. Tiada persamaan tiada perbezaan. Tiada perkaitan dengan wujud tiada perkaitan dengan tidak wujud. Tahu berkamil dengan tidak tahu. Kenal berkamil dengan tidak kenal. Itulah Allah, Rabbil Izzati! Benteng keteguhan-Nya tidak mungkin diruntuhkan! “Sesungguhnya Engkau adalah Allah yang aku saksikan dengan mata keyakinan, bukan dengan mata zahir, bukan dengan mata ilmu dan bukan juga dengan mata makrifat; tiada huruf, tiada suara, tiada rupa, tiada warna, tiada cahaya kerana sesungguhnya Engkau adalah Tiada sesuatu serupa dengan-Nya
Petuahke-49 : Etika Perjalanan Menuju Allah #2 Petuah Singkat SUFI Agung Petuah harian ke-49 🐬 ~Etika Perjalanan Menuju Allah~ 📗Bagian Kedua Syeikh Abu Madyan berkata, â›” Jangan pernah memperhatikan dan mencela cacat seseorang. â›” Meskipun kekurangan dan kebusukannya jelas terpampang.
Tentang Safar dan Uns Jalan ruhani adalah suatu kata kias yang biasa disebutkan oleh para penempuh jalan spiritual. Kata kias itu bisa mengarah ke atas seolah-olah Tuhan ada di atas, biasanya yang berparadigma ini menulis “Naik Tangga Spiritual”, ada juga yang menyebut “jalan yang lurus”. Akan tetapi, pada umumnya para Sufi meyakini bahwa Allah ada di dalam diri kita, adanya Allah di dalam diri ini tidak dimaksudkan seperti pada konsep ruang dan waktu yang berasumsi bahwa perjalanan adalah berangkat dari satu titik stasiun ke titik stasiun yang lain. Dekatnya Allah dengan diri kita tidak seperti dekatnya jarak ruang dan waktu. Allah adalah berbeda dengan mahluk-Nya, Allah terbebas dari dimensi ruang dan waktu. Safar Safar atau perjalanan spiritual siyahah ruhaniah adalah perjalanan rekreatif yang bersifat spiritual. Menurut Syaikh Muhyi ad din Ibn Arabi bahwa safar adalah ber-tawajuhnya hati kepada al Haqq dengan dzikir. Safar dimulai ketika ketika hati berpaling kepada Allah dengan mengingat-Nya dzikir. Safar arti sinonimnya adalah sayr wa suluk. Salik Salik adalah seorang pelancong, jamaknya salikun atau sang penempuh spiritual. Tentang Uns Uns arti harafiahnya adalah kedekatan, keakraban, atau sifat merasa selalu berteman, tidak pernah merasa sepi. Uns adalah keadaan jiwa dan seluruh ekspresi terpusat penuh pada satu titik centrum yaitu Allah, tidak ada yang dirasa, tidak ada yang diingat, dan tidak ada yang diharap kecuali Allah. Walaupun situasi atau keadaan uns itu mirip atau hampir sama dengan fana, tetapi kaum Sufi tidak menyebutnya fana, tetapi al Mahwu, yaitu sekedar pemusatan seluruh ekspresi secara utuh kepada satu arah. Kesenangan dan kegembiraan hati hamba karena tersingkap baginya kedekatan qurb, keindahan dan kesempurnaan Allah SWT. Uns merupakan keadaan spiritual ketika hati dipenuhi cinta dan keindahan, kelembutan, belas kasih serta pengampunan Allah. Contohnya, keindahan uns tidak dapat dilukiskan, seperti yang dialami oleh pendengar dalam konser spiritual sama’ yang menyebabkannya mengalami kemabukan wajd ketika menemukan Allah. Uns merupakan wasilah untuk memperoleh Qurb, jadi bukan qurb itu sendiri, sebab ia merupakan kesucian kalbu dari selain Allah SWT. Bagaimana pendapat pakarnya? Situasi Al Uns ini mirip dengan al Fana, menurut Dzun An-Nun, sekiranya orang memperoleh keadaan uns, kiranya dia dilemparkan ke neraka dia tidak akan merasakannya. Menurut Al Junaid, apabila seseorang telah mencapai jiwa al Uns, andaikan tubuhnya ia ditusuk dengan pedang ia tidak akan merasakannya. Demikian sekilas mengenai uns, selanjutnya mari kita masuk kepada pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut perjalanan spiritual dengan harapan kita tahu kapan kita akan memulainya dan kemana kita akan menuju. Insya Allah.. 1. Apakah yang dimaksud perjalanan spiritual syair wa suluk? Pencapaian seseorang dalam memahami esensi Allah dalam dirinya. 2. Dimana perjalanan spiritual dilakukan? Di hati, di fisik, di pikiran? Jawabannya di hati. Pokok dari ajaran tarekat tasawuf adalah untuk men “ suci “ kan hati. Syarat penyucian hati yang per-tama adalah Taubat secara Lahir dan Batin. Taubat lahir berkaitan dengan Perkataan, perbuatan, perasaan, menghindarkan diri dari dosa dan memperbanyak kebaikan. Taubat batin berkaitan erat dengan rohani, mengembalikan sikap rohani kita kepada tahap kesucian-nya yang semula, yaitu bersih tanpa noda dan tanpa dosa. Keterkaitan antara rohani dengan jasad dan dunia akan melahirkan tenaga, baik yang positif maupun negatif. Tenaga negatif itu munculnya dari nafsu. Nafsu yang asalnya bersifat baik, kini sudah dikuasai oleh sifat-sifat buruk. Nafsu yang pada asalnya menghadap kepada Tuhan kini telah berpaling menghadap kepada yang bukan Tuhan. Dasar dari taubat batin adalah membawa nafsu kembali keasalnya semula, yaitu mengarah kepada Tuhan. Rantai yang menyeret nafsu kearah yang salah harus segera diputuskan. Tiga daerah nafsu yang perlu diketahui adalah Ammarah, Lawwamah dan Mulhamah. Rantai yang mengikat nafsu didalam daerah nafsu ammarah ini adalah nafsu yang paling kasar dan paling kuat. Pengikat nafsu di daerah ini adalah sifat-sifat yang tidak terpuji seperti Sombong, Ujub, Riya dan Sama’ah. Sifat-sifat tersebut membuat manusia merasa dirinya lebih baik, lebih mulia dan lebih cerdik dari pada orang lain. Suka menunjuk-nunjuk dirinya sendiri, suka dipuji-puji dan suka nama-nya menjadi terkenal. Di daerah ini tidak ada nilai-nilai murni kemanusiaan dan tidak ada peraturan. Orang yang berada di-daerah ini sangat tamak akan harta. Tidak peduli dari mana sumber harta itu diperolehnya. Nafsu yang berada di-daerah ammarah ini suka dengki, dendam, khianat dan berangan-angan. Nafs Mulhalmah, dia menghadap kepada Tuhan dengan merendahkan diri dan berhajat kepada-Nya. Sifat merendah-kan diri yang sudah lahir dalam hati-nya akan membuat-nya tidak lagi suka meng-kritik orang lain secara sembarangan. Dia lebih memandang orang lain dengan pandangan simpati, bukan mengutuk. Zikir-nya sudah masuk ke-dalam lubuk hati-nya yang paling dalam yang akan menguat-kan rasa ke-tergantungan-nya semata-mata hanya kepada Allah SWT saja. Apabila keikhlasan ahli mulhamah ini sudah semakin bertambah kuat maka dia akan melakukan kebaikan bukan lagi karena takut akan Allah’ akan tetapi semata-mata ha-nyakarena Allah’ atau karena ingin mendapat-kan keridloan-Nya. Orang yang sudah berada pada tahap ini akan terus-me-nerus mentaati semua perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-nya, sekali-pun Tuhan tidak menjadikan Surga dan Neraka. Keyakinan-nya hanya kepada Allah SWT semata-mata. Keyakinan-nya kepada Allah SWT sudah sangat mendalam, sebab itu dia sangat kuat melakukan tajrid, yaitu menyerahkan segala urusannya hanya kepada Allah SWT saja, tidak kepada yang lain. Dia telah berada pada tahap yang di-ridlo-i oleh Allah SWT. 89. 27. “Wahai jiwa yang tenang”. 89. 28. “Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.” Selain mengajar-kan perjalanan kerohanian melalui daerah-daerah nafsu, tarekat tasawuf juga mengajar-kan perkembangan kesadaran rohani melalui berbagai-bagai peringkat kebatinan. Suasana kebatinan itu dinamakan Latifah Rabbaniah, yaitu unsur ghaib yang merupa-kan urusan Tuhan yang tidak mampu difikir-kan oleh manusia. Latifah Rabbaniah yang tergolong sebagai Diri Batin adalah 1 Latifah Kalbu, 2 Latifah Roh, 3 Latifah Sir, 4 Latifah Khafi, 5 Latifah Akhfa, 6 Latifah Nafsu Natiqah dan 7 Latifah Kullu Jasad. Latifah Kalbu ada-lah hati nurani. Ia menjadi raja yang memerintah sekalian anggota dan tubuh ma-nusia. Ia menjadi induk bagi semua latifah yang lain. Kalbu atau hati itu-lah yang menjadi perhatian Allah SWT. Jika baik hati-nya akan baiklah seluruh anggota badan, dalam jiwa yang sehat terdapat badan yang kuat, bukan sebalik-nya. Kesungguhan beribadat dan berzikir akan membebas-kan Latifah Kalbu dari hijab alam perasaan yang menutupi-nya. Bila Latifah Kalbu telah bebas dari tutup alam perasaan ia akan menghadap kepada alam ghaib dan menerima ilham yang bebas dari bisikan syaitan. Kesadaran kebatinan pada tahap Latifah Kalbu membuat hati merasa-kan jalinan yang erat dan unik dengan Kenabian Adam atau dapat juga dikatakan bahwa hati mengalami suasana Hakikat Adamiyah. Perjalanan Nabi Adam menjadi pedoman untuk bertaubat dan membersihkan hati dari segala dosa dan kekotoran. Keasyikan dalam suasana latifah ini sering membuat mata-hati kita mampu untuk menyaksikan cahaya dan warna di-alam ghaib. Keasyikan dalam Latifah Kalbu akan mem-bawa seseorang me-nyaksi-kan cahaya berwarna kuning yang gemerlapan. Cahaya latifah yang disaksikannya bukanlah cahaya Tuhan dan sekali-kali bukanlah Tuhan., karena-nya kita harus memperbanyak ucapan “La ilaha illa Llah ”. Latifah Kalbu adalah seumpama ruang yang besar, dimana di dalamnya terdapat berbagai-bagai latifah lagi. Tahap kesadaran latifah yang lebih mendalam di-nama-kan Latifah Roh, atau dikenali sebagai Roh Hewani. Latifah Roh atau Roh Hewani itu di-hijab-kan oleh sifat-sifat keji yang disebut sebagai sifat binatang jinak. Sifat ini akan menyeret manusia ke-jalan yang hanya me-muas-kan nafsu syahwat seperti hewan, tanpa meng-hirau-kan akibat dan dosa. Sifat binatang jinak ini-lah yang membuat manusia berani melakukan kesalahan walau-pun orang lain yang telah membuat kesalahan yang sama telah menerima akibat-nya. Orang lain yang telah mati karena penyakit aids tidak menakut-kan binatang jinak untuk terus berbuat maksiat. Orang lain yang sudah di-hukum gantung sampai mati karena menjual narkoba tidak menakut-kan binatang jinak untuk terus menjual narkoba. Memang sifat binatang tidak mengenal dosa dan tidak takut kepada penyakit. Tenaga ibadat dan zikir yang masuk ke-daerah Latifah Roh akan menghancurkan sifat binatang jinak itu. Bila sifat tersebut telah hancur , maka akan muncul-lah sifat Latifah Roh yang asli, yaitu gemar beribadat, kuat ber-tawakal dan ridlo / rela dengan takdir Tuhan. Kesadaran pada tahap ini Latifah Roh akan membuat seseorang banyak melakukan ibadat dan berzikir tanpa merasa penat dan jemu. Di-daerah ini akan muncul hubungan kerohanian antara Kenabian Ibrahim dengan Nabi Nuh Pertemuan’ dengan Hakikat Ibrahimiyah dan Nuhiyah akan menguat-kan kesanggupan seseorang untuk berjuang dan berkorban demi mendapat-kan ke-ridlo’an Allah SWT. Keasyikan dalam daerah Latifah Roh ini akan membawa mata hati kita untuk dapat menyaksikan cahaya yang berwarna merah yang gilang gemilang. Cahaya latifah ini juga bukan-lah cahaya Tuhan dan sekali-kali bukan Tuhan, perlu dinafikan dengan memperbanyak ucapan “La ilaha illa Llah ”. Setelah melewati daerah Latifah Roh seseorang akan mengalami pula suasana ke-rohani-an di-daerah Latifah Sir atau di-nama-kan Roh Insani. Latifah Sir atau Roh Insani ini dihijab oleh sifat buruk yang di-nama-kan sifat binatang buas. Sifat tersebut mendorong manusia untuk saling bermusuhan, melakukan kezaliman, saling mendendam dan saling membenci. Kesadaran kebatinan pada tahap Latifah Sir inilah yang sering membuat hati gila akan Allah hingga ke-tahap tidak-rasional. Dalam daerah ini juga terjalin hubungan kerohanian dengan Kenabian Musa Hakikat Musawiyah membawa-nya merasakan kedekatan dengan Allah dan me-rasai nikmat Cinta Ilahi. Ke-asyik-an dalam daerah ini membawa mata hati menyaksikan cahaya berwarna putih yang gemerlapan. Cahaya latifah ini juga bukan-lah cahaya Tuhan dan sekali-kali bukan Tuhan, karena-nya mesti dinafikan dengan ucapan “La ilaha illa Llah ” sebanyak mungkin. Seterus-nya hati akan mengalami suasana Latifah Khafi. Latifah ini dihijab-kan oleh sifat syaitaniah yang menerbit-kan perasaan dengki, khianat dan busuk hati. Apabila tenaga ibadat dan zikir yang dilakukan dengan bersungguh-sungguh dapat meng-hancur-kan sifat syaitaniah, maka akan muncul sifat latifah yang asli iaitu sabar, syukur, ridlo dan tawakal yang sebenar-nya. Kesadaran pada tahap Latifah Khafi ini, akan membuat seseorang mengalami hubungan kerohanian dengan Kenabian Isa atau Hakikat Isaiyah. Kesadaran di-daerah ini akan menambah kekuatan rohani untuk menghampiri Allah pada tahap ini akan selalu muncul perkara yang luar biasa seperti kemampuan untuk mengobati penyakit dan mempunyai firasat yang tajam, walau-pun bidang-bidang tersebut tidak pernah dipelajarinya. Keasyikan dalam Latifah Khafi membawa seseorang mampu untuk me-nyaksi-kan cahaya hitam yang tidak terhingga. Cahaya ini juga bukan-lah cahaya Tuhan dan se-kali-kali bukan Tuhan. Ia mesti dinafi-kan dengan memperbanyak ucapan “La ilaha illa Llah ”. Kesadaran kebatinan seterus-nya di-nama-kan Latifah Akhfa yang dihijab oleh sifat Rabbaniah ketuhanan yang tidak layak dipakai oleh makhluk. Sifat tersebut melahir-kan rasa sombong, ujub dan ria. Apabila tenaga ibadat dan zikir mampui untuk mem-bebas-kan Latifah Akhfa dari sifat Rabbaniah maka akan muncul sifat kebaikan seperti ikhlas dan tawaduk yang sebenar-nya. Kesadaran dalam daerah ini membuat seseorang gemar bertafakur. Dalam kesadaran latifah ini juga lahir hubungan kerohanian yang erat dengan Kenabian Muhammad atau Hakikat Muha-mmadiah. Orang yang bersangkutan akan mengalami rasa kasih, keasyikan dan kerinduan yang amat sangat terhadap Rasulullah SAW. Ucapan salawat merupa-kan ucapan yang sangat merdu dan meng-asyik-kan. Keasyikan terhadap Rasulullah dalam daerah Latifah Akhfa ini juga membuat seseorang akan mengalami suasana pertemuan’ dengan rohani Rasulullah seperti dalam mimpi. Hakikat Muhammadiah membawa seseorang memasuki suasana Cinta Allah SWT yang lebih halus, lebih ber-seni, lebih nikmat serta memperoleh muraqabah atau berhadapan dengan Allah SWT semata-mata, tidak kepada selain-Nya. Keasyikan pada latifah ini juga membawa seseorang untuk dapat menyaksi-kan cahaya hijau yang gilang gemilang. Cahaya ini juga bukan cahaya Tuhan dan sekali-kali bukan Tuhan, perlu dinafikan dengan ucapan “La ilaha illa Llah ”. Latifah seterus-nya dinamakan Latifah Nafsu Natiqah. Latifah ini juga dikenal sebagai diri yang boleh berfikir. Nafsu Natiqah dihijab oleh sifat ammarah yang banyak mem-bentuk khayalan dan melahir-kan penyakit panjang angan-angan. Dalam daerah inilah gambar-gambar yang disukai oleh nafsu syahwat ditayang-kan. Keinginan kepada ke-senangan dan ke-seronok-an dunia berpuncak di-daerah ini. Apabila tenaga ibadat dan zikir sanggup meng-hapus-kan sifat ammarah, akan muncul-lah suasana hati yang ten-teram dan fikiran yang tenang. Keasyikan dalam kesadaran Nafsu Natiqah ini akan membawa seseorang menyaksikan cahaya yang berwarna ungu yang gilang gemilang. Cahaya ini juga bukan cahaya Tuhan dan sekali-kali bukan Tuhan, perlu dinafikan sebanyak mungkin dengan ucapan “ La ilaha illa Llah ”. Latifah yang terakhir di-kenal sebagai Latifah Kullu Jasad yang meliputi seluruh tubuh. Latifah ini dihijab oleh sifat jahil dan lalai. Apabila hijab tersebut mampu dihapuskan oleh tenaga ibadat dan zikir akan muncul-lah sifat berilmu dan beramal. Tena-ga zikir yang berjalan lancar dalam daerah ini dapat dirasakan mengalir ke-seluruh tubuh, dari ujung rambut sampai ke-ujung kaki, menyerap ke-segenap rongga dalam tubuh badan, bercampur dengan darah, daging, tulang, sumsum dan seluruh maujud. Suasana yang demikian bisa di-kata-kan bahwa seluruh tubuh berzikir. Keasyikan dalam latifah ini membawa seseorang menyaksi-kan cahaya yang gilang gemilang tidak dapat dibayang-kan dan ditentukan warna-nya. Cahaya ini, seperti juga cahaya-cahaya yang lain, bukan-lah cahaya Tuhan dan sekali-kali bukan Tuhan dan perlu di-nafikan dengan ucapan “ La ilaha illa Llah ”. Tujuan tarekat tasawuf adalah membawa hati keluar dari kegelapan dan masuk kedalam cahaya yang terang benderang. Dalam dunia ini benda-benda nyata bisa di-saksi-kan karena ada-nya cahaya terang seperti matahari, bulan dan lampu. Perkara dunia yang abstrak dapat di-saksi-kan melalui cahaya akal. Alam ghaib dapat pula di-saksi-kan melalui cahaya latifah. Walau-pun cahaya latifah muncul seben-tar saja dalam pandangan mata hati namun ia cukup memadai untuk me-nerangi perjalanan menuju stasiun kerohanian berikutnya. Apabila seseorang mencapai baqa semua cahaya tidak mempunyai warna, maka tidak ada penyak-sian terhadap cahaya, tetapi hati masih dapat merasakan suasana yang terang benderang menerangi perjalanan-nya, sehingga dia tidak merasa keliru atau ragu-ragu. Cahaya-cahaya alam kerohanian memandu seseorang untuk sampai ke-Hadrat Ilahi. Suasana Hadrat Ilahi adalah makam ihsan, yaitu merasai kehadiran Tuhan dalam segala keadaan dan pada setiap saat. Orang yang sampai kepada pengalaman yang demikian itu, akan mengerti maksud firman Allah SWT Allah jualah Cahaya bagi langit dan bumi. Ayat 35 Surah an-Nur Nur Allah SWT adalah Hadirat-Nya atau kehadiran-Nya yang dapat dirasakan oleh hati yang terkait-erat dengan roh-nya yang asli. Nur Allah SWT bukan-lah cahaya yang bo-leh di-fikir-kan, di-gambar-kan atau di-khayal-kan. Maksud melihat Nur Allah SWT ada-lah merasakan ke-hadiran-Nya. Apa-pun warna cahaya yang di-saksi-kan di-dalam alam ghaib adalah cahaya yang Dia gubah sebagai alat untuk menarik hamba-hamba-Nya agar dapat terus berjalan sehingga sampai kepada alamat yang dituju. Alamat yang terakhir hanya dapat di-temui dan di-capai melalui obor-cahaya kebenaran yang sejati. Dan demikian-lah Kami wahyu-kan kepada engkau satu Roh dari urusan Kami. Padahal tidak-lah engkau tahu apa itu Kitab dan apa itu iman. Tetapi Kami jadikan ia nur yang Kami beri petunjuk dengan ia barangsiapa yang kami kehendaki daripada hamba-hamba Kami. Dan sesungguh-nya engkau akan memimpin kepada jalan yang lurus. Yaitu jalan Allah, yang kepunyaan-Nya apa yang ada di-semua langit dan apa yang ada di- bumi. Ketahui-lah! Kepada Allah akan sampai segala urusan. Ayat 52 & 53 Surah asy-Syura Wahyu adalah cahaya kebenaran yang sejati, dijadikan nur yang memberi petunjuk yang dengan-nya segala urusan sampai kepada Allah SWT. 3. Bagaimana caranya perjalanan spiritual itu dilakukan? Jawaban Versi Pertama Oleh Idries Shahh, “Mahkota Sufi, Menembus Dunia Ekstra Dimensi” Tujuh Diri Nafsu Pengembangan diri di Jalan Sufi mensyaratkan Salik untuk melampaui tujuh tahap persiapan, sebelum individualitas siap menunaikan tugasnya secara utuh. Tahap-tahap itu yang kadangkala disebut “manusia”, adalah tingkatan dalam transmutasi kesadaran, istilah teknis untuk nafs, jiwa. Pendek kata, tahap-tahap perkembangan itu, masing-masing memungkinkan kekayaan batin lebih lanjut di bawah bimbingan seorang guru praktis, adalah 1. Nafs al-ammarah nafsu merusak, menguasai diri 2. Nafs al-lawwamah nafsu tercela 3. Nafs al-mulhimah jiwa yang rakus 4. Nafs al-muthmainnah jiwa yang tenang 5. Nafs ar-radiyah jiwa yang tulus 6. Nafs al-mardiyah jiwa yang terbebaskan 7. Nafs ash-shafiyah wa kamilah jiwa yang suci dan sempurna. Nafs disyaratkan melalui proses yang diistilahkan “kematian dan kelahiran kembali”. Proses pertama, yaitu Mati Putih menandai tingkat perkembangan awal murid, ketika ia mulai membangun kembali nafs spontan dan emosional, sehingga hal ini selanjutnya akan menyediakan suatu sarana untuk menjalankan kegiatan kesadaran, yaitu nafs kedua. Sifat-sifat jiwa “tenang, terbebaskan”, dan sebagainya, mengacu pada dampak terhadap individumaupun kelompok dan masyarakat secara umum, dan berbagai fungsi yang sangat jelas pada setiap tahap. Fenomena penting dari tujuh tahap dalam latihan-latihan Sufi itu adalah sebagai berikut 1. Lepas kendali diri, mempercayai diri sebagai personalitas koheren, mulai belajar bahwa ia mempunyai berbagai kemampuan personal, sebagai individu yang berkembang. 2. Permulaan kesadaran diri dan “penentuan”, dimana pemikiran secara spontan melihat apa itu kesadaran diri. 3. Permulaan integrasi mental, ketika jiwa mempunyai kemampuan memasuki tahap yang lebih tinggi dibandingkan kebiasaan sebelumnya. 4. Kedamaian, keseimbangan individualitas. 5. Kemampuan melakukan tugas, tahap pengalaman baru yang tidak bisa dideskripsikan di luar analogi yang sejalan. 6. Aktivitas dan tugas baru, termasuk di luar dimensi individualitas. 7. Pemenuhan tugas rekonstitusi, kemampuan mengajar orang lain, daya bagi pemahaman obyektif Unsur-unsur Sufisme Sepuluh Unsur Sufisme mengacu pada kerangka kerja individual, dimana sebagai Salik, ia menggali potensi untuk bangun atau hidup dalam dimensi yang lebih agung dan berada di luar pengalaman biasa. Al-Farisi mencatatnya sebagai berikut 1. Pemisahan dari kesatuan. 2. Persepsi pendengaran. 3. Persahabatan dan asosiasi. 4. Preferensi yang benar. 5. Penyerahan pilihan. 6. Pencapaian secara cepat “keadaan” tertentu. 7. Penetrasi pemikiran, pengujian diri. 8. Perjalanan dan gerakan. 9. Kepasrahan dalam menerima rezeki. 10. Pembatasan keinginan atau ketamakan. Latihan dan pelatihan Sufi berdasar pada Sepuluh Unsur ini. Sesuai dengan kebutuhan murid, guru akan memilihkan program-program studi dan tindakan untuknya dengan memberikan kesempatan kepadanya untuk melaksanakan berbagai fungsi yang terangkum dalam Unsur-unsur itu. Oleh karena itu, faktor-faktor ini adalah dasar persiapan individu menuju perkembangan dimana apabila ia tidak bisa mengalami atau merasakan, ia dibiarkan mencapainya sendirian. Jawaban Versi kedua Seseorang mesti bebas untuk bisa sepenuhnya menjadi cahaya bagi dirinya sendiri. Cahaya bagi diri sendiri! Cahaya ini tidak bisa diberikan oleh orang lain, Anda juga tidak bisa menyalakannya pada lilin yang lainnya. Jika Anda menyalakannya pada lilin yang lain, itu hanya layaknya sebatang lilin, ia bisa tertiup mati dengan mudah. Penyelidikan untuk mencaritahu apa arti dari menjadi cahaya bagi diri sendiri merupakan bagian dari meditasi. Jawaban Versi ketiga Al-Ghazali dalam Kitab Ajaaibul Qulub[5] jelas membedakan istilah-istilah seperti qalb rasa jiwa, bukan rasa jasadiah/psikis, nafs, ruh, dan aql; dimana istilah-istilah ini dalam konsepsi psikologi modern tak terpetakan dengan tegas karena berada pada tataran jiwa yang bersifat malakut, atau secara psikologi analitik berada di ruang ketaksadaran. Prinsipnya, apa yang disebut sebagai manusia sempurna insan kamil dalam terminologi Al-Qur’an, minimal manusia yang sudah memiliki struktur seperti tercantum dalam An-Nur [24] 35, seorang Insan Ilahi. Manusia dikatakan sebagai khalifatullah wakil Allah di bumi jika ia telah mencapai state tersebut, ia membawa kuasa Allah dan bercitra Ar-Rahman. Ayat tersebut mengisyaratkan tentang manusia, dimana di dalam jasad misykat-nya terdapat nafs jiwa yang qalb zujajah-nya bercahaya seperti bintang karena telah dinyalakan dari dalam dengan api Ruh al-Quds misbah. Adapun misykat sifatnya kusam dan tak tembus pandang, sebagai perlambang jasad yang berasal dari alam mulk ardhiyah, merupakan manifestasi terendah dari kehadiran Al-Haq dalam alam syahadah. Rasulullah SAW menyinggung tentang eksistensi jiwa nafs yang qalbnya telah diperkuat oleh api Ruh al-Quds, sebagai berikut “Qalb itu ada empat macam, pertama, qalb yang bersih, di dalamnya terdapat pelita yang bersinar cemerlang, itulah qalb al-mu’min; kedua, qalb yang hitam terbalik, itulah qalb orang kafir; ketiga, yang terbungkus dan terikat pada bungkusnya, itulah qalb orang yang munafik; dan keempat, qalb yang tercampur, di dalamnya terdapat iman dan nifaq.” “Dialah yang telah menurunkan as-sakinah ke dalam qalb orang-orang al-mu’min, agar keimanan mereka bertambah di samping keimanan yang telah ada” Al-Fath [48] 4. “Barang siapa memiliki juru-nasehat dari dalam qalbnya, berarti Allah telah memberi seorang penjaga hafidh atasnya” Rasulullah SAW. Qalb menjadi hitam dan terbalik jika ia mempertuhankan hawa nafsu, mengingkari dan mendustakan kebenaran al-haq. Hati yang seperti ini akan memandang bagus atas segala yang mereka kerjakan, karena tertutup ilusi dan waham syaithan. Adapun qalb si munafik terikat pada bungkus jasadiyah, merupakan qalb yang terlalu mencintai dunia terikat kepada syahwat jasmaniah; pandangan batinnya tertipu oleh nilai-nilai estetik fisik dengan tanpa melihat hakikatnya, maka ia bisa menjual’ agamanya demi kesenangan sesaat. Seperti telah diulas tadi, bahwa si nafslah yang menjadi fokus pendidikan Ilahi. Alam dunia ini bagi nafs sebenarnya hanya sebuah jenjang ’sekolah dasar’, Rasulullah SAW berkata bahwa alam dunia ini hanyalah sebuah jembatan kecil yang menghubungkan dua alam besar, dan si nafs diuji dalam pengembaraannya di oase’ ini; sementara ia harus menyelesaikan sejumlah jenjang ’sekolah lanjutan’ lagi. Di alam dunia, jasad atau raga insan berperan sebagai kendaraan bagi si nafs untuk menemukan al-haq di bumi jagat ini sebagai pelajaran pertamanya. Si nafs harus mengembara di muka bumi hingga terbuka kepadanya malakut langit, atau hakikat dari segala yang wujud khalq di alam syahadah, dan hakikat dari setiap khalq adalah al-haq. “Akan Kami perlihatkan ayat-ayat Kami di ufuk semesta dan di dalam nafs masing-masing, hingga jelaslah bagi mereka itu bahwa itu adalah al-haq” Al-Fushshilat [41] 53. “Tiap segala sesuatu pasti binasa, kecuali Wajah-Nya” Al-Qashash [28] 88. Sebelum memahami bahwa Dia ada di mana-mana dan Dia lebih dekat dari urat leher, maka si nafs harus melihat kepada aspek wajah-Nya berupa Al-Haq; ia harus melihat bahwa hakikat dari segala sesuatu di alam semesta, berupa ayat-ayat Kauniyyah, adalah al-haq; juga hakikat dari apa yang ada di dalam nafs-nya tak lain adalah al-haq yang mengalir dari Martabat Ilahi. Sebelum si nafs dimasukkan ke dalam kurungan jasad corpus janin di dalam rahim ibu, maka si nafs dipanggil terlebih dulu ke hadapan Allah SWT, katakanlah ini adalah status nafs ketika di alam Nur atau alam Alastu. “Dan ketika Rabb-mu hendak mengeluarkan keturunan bani Adam dari sulbi mereka, dan Allah telah mengambil kesaksian atas nafs-nafs mereka, Bukankah Aku ini Rabb-mu?’ mereka menjawab Benar! Kami menyaksikan’ Agar di hari kiamat kamu tidak berkata Sesungguhnya kami lengah atas kesaksian ini’” Al-Araf [7] 172. Sebelum nafs diturunkan di alam dunia, maka dalam kesaksian ini qadha dan qadarnya ditetapkan terlebih dahulu “amal-amal insan dikalungkan pada leher’nya” Al-Isra’ [17]13. Ketetapan-ketetapan ini berupa misi hidup swadharma yang harus dimanifestasikan di muka bumi, ini merupakan amanah Allah yang telah digariskan sesuai dengan bakat langit si nafs swabhawa, misi hidup setiap insan bersifat unik tidak ada yang sama satu dengan lainnya. Misi dharma si nafs harus ditemukan dan dijalankan di bumi ini, tidak ada perubahan dalam dharma si nafs, karena bakat langit swabhawa si nafs merupakan fitrah yang tidak berubah, dan sebagian besar manusia tidak mengetahui ketetapan dirinya karena qalb-nya terpendam dosa. “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada ad-Din. Fitrah Allah, yang Dia telah menciptakan manusia menurut fitrah ini, tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. Inilah ad-Diin yang teguh, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” Ar-Ruum [30] 30. Jika tanpa Rahmat Allah SWT, ketetapan-ketetapan Allah yang tertulis di dada si nafs tidak akan terbuka, dan ini merupakan rizqi batin manusia yang kuncinya ada di dalam nafs. Sementara untuk mencapai ini sulit karena harus menggeser pusat kesadaran dari ego ke nafs self. Dari alam Nuur, setelah 120 hari penyusunan janin bayi, maka nafs yang telah diamanahi qudratullah beserta ruh yang akan mengisi jasad si bayi diturunkan. Di sini si nafs berada dalam tiga kegelapan. “Kemudian Dia menyempurnakan janin, dan meniupkan kedalamnya ruh-Nya, dan Dia menjadikan bagimu, pendengaran, penglihatan, dan fu’ad, tapi sedikit di antara kamu yang bersyukur” As-Sajdah [32] 9. “Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu tahap demi tahap dalam tiga kegelapan” Az-Zumar [39] 6. Bagi si nafs sewaktu masih di dalam rahim, kegelapan pertama adalah wadah jasadnya sendiri, lapis kegelapan kedua adalah jasad ibunya, dan kegelapan ketiga adalah penjara alam dunia yang bersifat material. Ego dibentuk dan ditumbuhkan melalui fikiran oleh dua kekuatan, pertama persepsi inderawi yang bersifat syahwati, dan kedua oleh hawa nafs. Interaksi timbal balik dua kekuatan ini melalui link ego menjadi cenderung memperkuat satu sama lain dan membangun kompleks-kompleks sayyi’ah jiwa. Manusia digelapkan qalb-nya dan dilumpuhkan nafs-nya oleh dua perkara yaitu cinta dunia dan mempertuhankan hawa. “Berkata ia,’Ya Rabbi, mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dulu di dunia adalah seorang yang melihat?’” Thaha [20] 125. “Karena sesungguhnya bukanlah matanya yang buta tetapi qalb yang di dalam dada” Al-Hajj [22] 46. “Yang demikian itu disebabkan oleh karena mereka mencintai kehidupan dunia di atas akhirat
 Mereka itulah yang qalb, pendengaran, dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka adalah orang-orang yang lalai” An-Nahl [16] 107-108. “Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawanya sebagai tuhannya, maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu tidak lain bagaikan ternak bahkan lebih tersesat jalannya” Al-Furqaan [25] 43-44. “Dan barang siapa buta di dunia ini, maka di akhirat akan buta pula dan lebih tersesat jalannya” Al-Isra [17] 72. Bila nafs dirahmati Allah Ta’ala, maka secara bertahap indera-indera batinnya mulai bangun dan menguat, karena hijab-hijab dosa di qalb-nya mulai tanggal. Si nafs yang telah tumbuh kuat akan segera melakukan proses penggembalaan dan pendidikan atas tentara lahir dan tentara batinnya. “Dan adapun mereka yang takut akan maqam Rabb-nya dan menahan nafsnya dari hawa” An-Naazi’at [79] 40. Jika ego tidak dikonstruksi-baru oleh nafs, maka akan menjadi pabrik penghasil sayyiah, dimana racun’ hati ini secara efektif dapat mematikan qalb. Kesadaran, secara psikologis, berpusat di ego, sementara qalb dan nafs berada di bawah level kesadaran atau di ketaksadaran unconsciousness. Jika cahaya qalb tidak menyentuh ego dan pikiran, maka pada hakikatnya manusia belum mengenal qalb-nya apalagi memfungsikannya. Karena qalb tak berfungsi, maka manusia tersebut dikatakan belum memiliki qalb buta hati kecuali hati jasmaniahnya saja, dan hanya memiliki satu akal yaitu pikirannya saja. “Mereka memiliki qalb tetapi tidak digunakan untuk memahami, mereka memiliki mata tetapi tidak digunakannya untuk melihat, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak digunakannya untuk mendengar, mereka seperti ternak bahkan lebih tersesat” Al-A’raf [7] 179. Dengan transformasi akal dari ego ke lubb, maka kesadaran seseorang ditransformasi terus-menerus hingga menyentuh Lathifah Ilahiyah, sehingga qalb-nya “melihat” al-haq dimana-mana Al-Fushshilat [41] 53. Dalam dunia tashawwuf, hirarki uruj kesadaran batin mencakup tujuh proses Dalam proses ini, tahapan insan untuk memenuhi struktur yang dituntut oleh An-Nuur [24] 35 menjadi terlampaui. Ini adalah proses manusia untuk mengenal Rabb-nya, yang harus diawali dengan kesadaran atas keberadaan nafs dalam jasadnya sebagai jati diri yang sebenarnya. “Barangsiapa mengenal nafsnya maka akan mengenal Rabb-nya.” Rasulullah SAW Dengan bermujahadah pada proses tazkiyyatun-nafs maka instrumen mata dan telinga batin nafs akan mulai bangun secara bertahap. Seperti bangunnya akal jasadi pada bayi oleh tumbukan terus menerus citra alam dunia melalui indera mata dan telinganya, maka pengendalian mata dan telinga jasmani dari hal-hal yang diharamkan Allah Ta’ala akan mencergaskan kembali penglihatan dan pendengaran si nafs, dan dengan sehatnya dua indera batin tersebut akan mulai mengaktivasi akal jiwa lubb. Manusia yang lubb-nya hidup dinamai sebagai Ulul-Albaab, dan hanya Ulul-Albaab yang bisa memahami kalimah Ilahiyah di alam semesta. “Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa diberi hikmah, sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali Ulul-Albaab” Al Baqarah [2] 269. Proses uruj tadi merupakan proses taubat, dimana makna taubat adalah perjalanan kembali menuju Allah, merupakan proses ditariknya si hamba mendekat kepada-Nya, dan ini akan melampaui semesta alam-alam, karena jarak antara si hamba dengan Dia adalah tak hingga. Dan tidak ada alam yang ia lampaui, kecuali lubb-nya akan menguasai urusan-urusan di alam tersebut. Siapa yang bertaubat kembali kepada Allah maka itu baru awal dari hidayah pemberian petunjuk, dan siapa yang tidak mencari Allah tidak bertaubat maka mendzalimi dirinya sendiri. “Dialah yang memperlihatkan kepadamu ayat-ayat-Nya dan menurunkan kepadamu rizki dari langit jiwa. Dan tidak ada yang bisa mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang bertaubatkembali.” Al-Mu’min [40] 13 “Dan sesungguhnya Aku menjadi Maha Pengampun bagi mereka yang bertaubat, beriman, dan beramal shalih, kemudian atasnya petunjuk” Thaha [20] 82. “Siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim” Al-Hujurat [49] 11. Pikiran yang tak jernih bisa mematikan qalb, dan jika qalb mati berarti qalb kehilangan Cahaya Jabarut-nya dan ini berdampak lumpuhnya si nafs dalam diri manusia. Jika nafs dalam diri manusia lumpuh maka lumpuh pula kekuatan amr dalam dirinya, sehingga aksi fungsi transenden ke ruang kesadaran tidak terjadi. Orang yang sehat qalb-nya dari dosa-dosa dan penyakit hati akan sehat pula nafs-nya, dan jika si nafs sehat ia akan membimbing raga untuk menemukan obat bagi penyakit fisiknya, dan ini perlu waktu “Barang siapa sehat qalb-nya maka akan sehat jasmaninya” Rasulullah SAW. Dengan mengerjakan misi hidupnya atau qudrah dirinya dharma yoga maka qalb orang itu terselamatkan dari penyakit fikiran, dan jika qalb selamat qalbun salim ia akan melihat’ Tuhannya. Kata Al-Ghazali, satu-satunya perangkat dalam diri manusia untuk ber-ma’rifatullah adalah qalb-nya. Qalb adalah rasa si jiwa nafs dan bukan rasa psikis emosi yang dapat tersentuh oleh observasi psikologis, ia adalah makhluk ruhani. Lebih jauh Al-Ghazali berkata bahwa jika seseorang tidak mengenal qalb-nya maka tidak akan mengenal nafs-nya; jika nafs tidak dikenal maka dharma tak dikenal; jika dharma tak dijalankan maka terputus jalan untuk menuju Sang Pencipta; dan jika ia terputus jalan maka kesadarannya tidak akan melampaui alam-alam, sehingga kebijakan-kebijakan Ilahi dalam kehidupan semesta tak terpahami oleh akal bawahnya. Maka dikatakan Allah SWT bahwa hanya Ulul-Albaab orang yang memiliki akal jiwa/lubb yang bisa memahami ayat-ayat-Nya, dan lubb itu tidak menyala jika cahaya qalb padam. Inteligensia atau kecerdasan fisik kekuatannya hanya menyentuh sejauh alam fisik. Jika kita mencoba menggunakan kecerdasan fisik untuk menggeneralisasi atau menginduksi imajinasi ke alam malakut, maka hal ini seperti nasib elemen-elemen vektor yang jika dioperasikan bagaimanapun dengan hukum-hukum ruang vektor, tidak akan melompat keluar dari ruang vektornya. Akibatnya “pantai yang lain” selalu tak diketemukan. Kecerdasan bawah’ hanyalah bayangan dari kecerdasan jiwa kecerdasan atas’ yang mestinya bisa dilahirkan dengan jalan mujahadah dalam tazkiyyatun-nafs. Al-Quran menyinggung ihwal pertumbuhan pribadi insan hingga baligh-nya dan ihwal usia 40-tahunan, dimana manusia sudah harus melakukan proses taubat Al-Ahqaaf [46] 15. Dengan proses taubat maka fitrah insani dalam arti yang haqiqi akan terbuka Ar-Ruum [30] 30-31, dimana fitrah ini terkait dengan persoalan swabhawa-swadharma dan qadha-qadar, dan ini terletak di nafs manusia yang harus direalisasi. Jika manusia melupakan Allah SWT, atau menomorduakan urusan Tuhannya, maka Dia akan membuat si manusia tersebut lupa akan nafsnya Al-Hasyr [59] 18-19, dan lumpuhlah si nafs itu dari berkata-kata nathiqah ihwal fitrah dirinya padahal kesaksian tentang perkara “misi hidup” ini telah diambil si nafs sebelum ia dimasukkan ke rahim ibu Al-’Araaf [7] 172. Aspek olah jiwa suluk atau dimensi batin dari agama-agama sebenarnya untuk tujuan transformasi dari “arah dalam,” mengubah sayyi’ah-sayyi’ah menjadi hasanah-hasanah Al-Furqaan [25] 70-71. Apa yang disebut dengan kecerdasan, di tingkat apapun merupakan produk dari transformasi-transformasi diri, terutama transformasi jiwa. Dalam konsep Al-Qur’an, kecerdasan seseorang dalam suatu lingkup dharma berbanding lurus dengan tingkat kesucian jiwa yang diperoleh lewat jalan taubat Al-Mu’min [40] 13. Jika jiwa tumbuh maka akal jiwa lubb akan tumbuh juga, sehingga hiduplah akal luar dan akal dalamnya, sejalan dengan apa yang dikatakan Rasulullah SAW “Tiap-tiap sesuatu bekerja menurut caranya orbitnya masing-masing, maka Rabbmu mengetahui siapa-siapa yang terpimpin jalannya huwa ahda sabiila. Dan mereka bertanya kepadamu ihwal Ar-Ruh, katakanlah bahwa Ar-Ruh itu dari amr Rabbku, dan tidak kamu diberi pengetahuan tentang ini kecuali sedikit” Al-Israa [17] 84-85. Dari ayat di atas, jelas bahwa aspek Ar-Ruh atau Ruh Al-Quds Holy Spirit dihubungkan dengan orbit diri atau misi hidup tiap-tiap insan yang unik satu sama lain. Dan rahasia dari Ar-Ruh ini terletak di nafs, dan seperti Al-Ghazali katakan bahwa jika qalb tak dikenal maka nafs tak dikenal. Siapa yang seolah-olah melupakan Allah, maka Allah buat dia lupa akan nafsnya, sehingga tertutuplah jalan untuk mengenal Dia. Barang siapa tidak mengenal nafsnya maka ia tidak akan mengenal Tuhannya. Jawaban Versi ke empat Anand Krishna, dalam buku karangannya “Haqq Moujud”, menjelaskan bahwa ada tujuh anak tangga menuju Tuhan. Biasakan bicara dengan lembut, setiap hari sisihkan waktu bagi dirimu sendiri dalam keheningan, belajar memaafkan dan melupakan kesalahan orang, sayangi mereka yang berbuat jahat kepadamu, bukalah hatimu bagi segala sesuatu yang baik, hindari lingkungan dan persahabatan yang tidak menunjang evolusi bathin dan terakhir, hargai segala sesuatu, tetapi janganlah terikat pada sesuatu. Keterikatan hendaknya pada yang satu-Allah. Jawaban Versi Kelima Evelyn Underhill 1menguraikan jalan mistik sebagai jalan yang dilewati oleh salik menuju Illahi, langkahnya sebagai berikut – Bangkitnya kesadaran awakening – Pembersihan purification – Penerangan ilumination – Malam gelap jiwa the dark night state – Kesadaran bersatu the unitive state. Jawaban versi keenam Al Attar, dalam “Musyawarah Burung”, mengungkapkan “Burung-burung itupun akhirnya sepakat untuk mencari Simurgh, tetapi sebelum memulai perjalanannya Hudhud menggambarkan tujuh bukit – melambangkan jalan Sufi menuju kesempurnaan – yang harus dilalui Pencarian, Cinta, Pemahaman, Kemandirian dan keterlepasan, Kesatuan Murni, Ketakjuban dan akhirnya kefakiran dan kenihilan kehampaan jiwa. Akhir dari pengembaraan burung-burung dalam mencari Si-Murgh, setelah selubung akal dari jiwa disingkapkan sepenuhnya dan mereka menemukan Si-Murgh tiga puluh burung, adalah merupakan refleksi dari Sang Raja. Pada awalnya penemuan transformasi kesadaran, yaitu proses identifikasi dengan objek pencarian, membuat mereka takjub, mereka tidak tahu apakah mereka masih merupakan diri mereka atau apakah mereka telah menjadi Si-murgh. Dan jika mereka melihat kedua-duanya secara bersama-sama, keduanya adalah Simurgh, tidak kirang dan tidak lebih. Yang ini adalah itu, dan yang itu adalah ini”. Jawaban Versi ketujuh, Al Ghazali dari kitabnya yang lain Al Ghazali, mengungkapkan di dalam kitab Al Munkid Min Al Dzalal “Sungguh jalan ini tidak bisa diikuti kecuali dengan ilmu dan amal, yang harus menempuh tanjakan-tanjakan ruhani dan membersihkannya dari ahlak-ahlak tercela dan sifat jahat. Sedemikian sehingga, hati menjadi kosong dari selain Allah, kemudian mengisinya dengan dzikir. Bagiku, ilmu lebih mudah daripada amal. Aku pelajari kitab-kitab sufi terdahulu, sehingga aku paham secara ilmiah. Penjelasan lebih dalam aku ikuti dan aku dengar dari uraian mereka. Tampak, pada posisi tertentu, perjalanan tasawuf ini tidak bisa ditempuh dengan belajar dari ilmu, tetapi dengan dzauq fruitional experience, hal dan kebersihan hati. Tentu berbeda orang yang kenyang dengan orang yang tahu pengertian kenyang. Masih banyak perjalanan sufi yang lain, seperti Al Jilli, Ibn Arabi, Al junaed, atau yang dari negeri sendiri, Syech Siti Jenar, Hamzah Fansuri, ekspresi antara satu sufi dengan sufi yang lainnya sungguh berbeda. 4. Kapan sebaiknya perjalanan spiritual ini dilaksanakan? Sekarang ini, bahkan sejak saat baru lahir.. 5. Mengapa perlu adanya perjalanan ruhani menuju Allah? Agar kita memahami secara benar esensi Allah pada diri kita, sehingga syahadat yang kita ucapkan adalah benar adanya. 6. Siapa saja yang bisa melakukan perjalanan ruhani menuju Allah? Syaikh Allamah Sayyid Abdullah Haddad, semoga Allah meridhoinya menjawab Para murid dan salik yang akan melakukan perjalanan ruhani itu ada dua macam, pertama salik yang berikhtiar dan berusaha keras. Dia adalah salik qabl al jadzb orang yang berjalan menemukan Tuhan dengan kekuatan sendiri sebelum ada kekuatan yang menariknya. Dan kedua Salik bil ghalabah wa al idhthirar orang-orang yang berjalan menemukan Tuhan karena terkalahkan dan terpaksa. Dia adalah al majdzub al suluk tertarik sebelum berjalan. Sebagian ahli tharekat berpendapat bahwa salik qabl al jadzb lebih utama, tetapi ada juga yang berpendapat sebaliknya. 7. Apa yang dimaksud bersama Allah? Dalam proses menyucikan diri dan mengembalikan rahasia kepada Tuan Pemilik Rahasia, maka manusia itu semestinya mengutamakan kesuciannya untuk menuju ke peringkat asal kejadian rahsia Allah Taala. “AL INSANUL SIRRUHU WA ANA SIRRUHU”, Maksudnya; “Manusia itu adalah rahasiaKu dan aku adalah rahsia manusia itu sendiri”. Dengan memahami Martabat Alam Insan ini , maka sudah pastilah kita dapat mengetahui bahwa diri kita ini adalah SifatNya Allah Taala semata-mata. Diri sifat yang di tajallikan bagi menyatakan SifatNya Sendiri yakni pada Alam saghir dan Alam Allah Taala Memuji DiriNya dengan Asma’Nya Sendiri dan Allah Taala menguji DiriNya Sendiri dengan Afa’alNya Sendiri. Dalam memeperkatakan Martabat Alam Insan kita memperkatakan diri kita sendiri. Diri kita daripada Sifat Tuhan yang berasal daripada Qaibull-Quyyub Martabat Ahdah yaitu pada martabat Zat hingga zahir kita menyifati sifat Muhammad. Oleh yang demikian wujud atau zahirnya kita ini bukan sekali-kali diri kita, tetapi sebenarnyadiri kita ini adalah penyata kepada diri Tuhan semesta alam semata-mata. Seperti FirmanNya INNALILLA WAINNA ILAIHI RAJIUN’ artinya “Sesungguhnya diri mu itu Allah Tuhan Asal Diri Mu dan hendaklah kamu pulang menjadi Tuhan kembali”. Setelah mengetahui dan memahami secara jelas dan terang bahwa asal kita ini adalah Tuhan pada Martabat ahdah dan NyataNya kita sebagai SifatNya pada Martabat Alam Insan dan pada Alam Insan inilah kita memulakan langkah untuk mensucikan sifat diri kita ini pada martabat Sifat kepada Martabat Tuhan kembali yaitu asal mula diri kita sendiri atau Martabat Zat. Ukuran kesalehan atau kedekatan dengan Tuhan itu, tidak dilihat dari pengalaman-pengalaman rohani yang aneh-aneh, misalnya bisa melihat cahaya, menangis histeris, terisak-isak, merasakan kesunyian yang mencekam atau menciptakan peristiwa-peristiwa gaib. Bukti kesalehan-nya justru dibuktikan dengan kita menjadi pelaksana dari kasih sayang Tuhan. 8. Apa Yang dimaksud Di dalam Allah? “Man arafa nafsahu, faqad arafa rabbahu”, bukan semata-mata artinya “siapa yang mengenal dirinya, maka mengenal Tuhannya.” Kata ” Arafa”, juga “Ma’rifat,” berasal dari kata arif, yang bermakna sepenuhnya memahami’, mengetahui kebenarannya dengan sebenar-benarnya’; dan bukan sekedar mengetahui. dan nafsahu berasal dari kata nafs’, salah satu dari tiga unsur yang membentuk manusia Jasad, nafs, dan ruh. Jadi, kurang lebih maknanya adalah “barangsiapa yang arif sebenar-benarnya telah mengetahui akan nafs-nya, maka akan arif pula akan Rabbnya”. Jalan untuk mengenal kebenaran hakiki, mengenal Allah, hanyalah dengan mengenal nafs terlebih dahulu. Setelah arif akan nafs kita sendiri, lalu arif akan Rabb kita, maka setelah itu kita baru bisa memulai melangkah di atas Ad-diin’. Arif akan Rabb, atau dalam bahasa Arab disebut Ma’rifatullah’ meng- arifi Allah dengan sebenar-benarnya, sebenarnya barulah –awal–perjalanan, bukan tujuan akhir perjalanan sebagaimana dipahami kebanyakan orang. Salah seorang sahabat Rasul selalu mengatakan kalimatnya yang terkenal “Awaluddiina ma’rifatullah”, Awalnya diin adalah ma’rifat meng-’arif-i Allah. 9. Apa yang dimaksud khalifah Allah? Prinsipnya, apa yang disebut sebagai manusia sempurna insan kamil dalam terminologi Al-Qur’an, minimal manusia yang sudah memiliki struktur seperti tercantum dalam An-Nur [24] 35, seorang Insan Ilahi. Manusia dikatakan sebagai khalifatullah wakil Allah di bumi jika ia telah mencapai state tersebut, ia membawa kuasa Allah dan bercitra Ar-Rahman. Dalil tentang khalifah ini QS 230, 7129, 2762, 3539, 3826 Kesimpulannya Jadi, perjalanan ruhani kita hakekatnya adalah mengungkap makna INNALILLA WAINNA ILAIHI RAJIUN’ artinya “Sesungguhnya diri mu itu Allah Tuhan Asal Diri Mu dan hendaklah kamu pulang menjadi Tuhan kembali”.

Layaknyasuatu perjalanan mendaki di permukaan bumi yang harus melewati. tempat-tempat persinggahan, begitu pula perjalanan menuju Allah. Persinggahan, yang juga disebut dengan istilah manzilah ini harus. dilewati setiap hamba dalam hidupnya dalam perjalanannya menuju Allah. Semua ini merupakan huraian yang disampaikan oleh Ibnu Qayyim dari.

Imam Al-Ghazali menyebutkan tahapan yang harus dibereskan menuju makrifat. Ilustrasi Berdoa di Bukit Tsur Imam Al-Ghazali memberi perhatian tersendiri pada persoalan terlena. Yakni keterlenaan dari mengingat Allah SWTghaflah. Dalam tuntunannya bagi mukmin teguh yang ingin meniti ke jalan makrifat, Ghazali, dalam kitabnya Ihya Ulumiddin menyebut dua tahap besar yang harus dilakukan. Pertama, tahapan menyucikan hati. Kedua, tahapan menenggelamkan diri ke dalam pendekatan pada Allah Sang Pencipta. Aspek ghaflah adalah soal yang sudah harus dibereskan dalam tahap pertama tersebut. Di tahap pertama, di tahap penyucian hati, taubatlah yang mesti ditempuh. Taubat akan membebaskan hati dari segala kotoran dosa. Hati yang telah terbebaskan dari serakan noda-noda dosa, hati yang telah dijernihkan, hati yang disucikan yang akan dapat menuntun kita ke tahap lebih tinggi dalam perjalanan menuju makrifat. Maka, berbagai keutamaan beristighfar tak pernah henti untuk dikemukakan. Bagi pendamba sejati jalan menuju ke haribaan Allah SWT, taubat dari dosa semacam itu belumlah mencukupi. Bagi mereka, yang juga harus ditaubatkan adalah hal-hal yang melahirkan dosa. Faktor utama yang melahirkan dosa itu adalah ghaflah. Seorang yang terlena dari mengingat Allah, seorang yang sesaat kehilangan kesadaran bahwa dirinya selalu berada dalam pantauan Allah, akan dapat tergelincir dalam lumpur dosa saat itu pula. Sebaliknya seorang yang tengah mengingat Allah akan cenderung terbimbing untuk mengikuti jalan-jalan lurus yang ditunjukkanNya. Sedemikian berharga kepentingan untuk menjaga diri agar tidak terlena tersebut. Kalangan sufi banyak yang memilih mengambil jarak dari hal-hal yang dapat menimbulkan keterlenaan. sumber AntaraBACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Perjalananmenuju Allah adalah perjalanan dari alam lahiriyah ke alam bathiniah, bukan perjalanan ke Mekah Perjalanan yang transcendental. Tata cara semua agama untuk mencapai Cahaya Allah juga sama, yaitu melalui jalan sufi, melalui dzikir-meditasi. Mungkin perlu disosialisasikan ajaran-ajaran spiritual para sufi yang tidak dogmatis
ï»żKompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. “Tentang Perjalanan Ruhani Menuju Tuhan”. Perjalanan menuju Tuhan, fase sebelum di lahirkan ke dunia. Hakekatnya ketika manusia dilahirkan ke dunia fana ini adalah sebuah fase perjalanan menuju Tuhan. Tahapan ini bisa dikatakan fase yang ke dua, mencari jalan pulang menuju Allah Swt. Sebuah tahapan perjalanan ruhani menuju Sang Pencipta yaitu Allah Swt. Dalam perjalanan ruhani ini setiap manusia di wajibkan untuk berusaha mendekatkan diri. Interopeksi diri dan memperbaiki diri ketika mendapat ujiannya saat menjalani kehidupan di dunia. Setiap apa yang kita kerjakan, akan menerima pertanggung jawaban di kehidupan akherat nanti. Sebuah perjalanan ruhani dengan mendekatkan diri adalah salah satu tujuan yang mulia untuk mengenal Rabb-Nya, Allah Swt. Akan tetapi sangat beresiko jika kita tidak memiliki pengetahuannya. Apalagi tanpa sesorang mursid yang membimbing melewati tahapannya. Sebuah tahapan perjalanan ruhani menuju Allah Swt yang wajib di landasi dengan hati bersih dan tulus. Hati yang ikhlas dan tulus menjadi syarat utama jika menempuh jalan ini. Siapapun bisa menempuhnya dan tidak harus manusia yang berpikiran cerdas, berintelektual, untuk mengenal Allah Swt. Tidak jarang pengetahuan tetang syariat dan perbedaan madzab akan menjadi sebuah hijab. Menjadi penghalang dalam proses dan tahapan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Perjalanan ruhani dengan mengenal diri sendiri sebagai makhluk ciptaanNya, membuka jalan untuk mengenal Allah setiap jiwa atau ruh manusia sebelum dilahirkan ke dunia berada di alam ruh. Tempat berkumpulnya ruh atau jiwa sebelum mereka ditiupkan ke alam kandungan. Di jadikanlah setiap ruh berpasang-pasangan sesuai yang tertulis di dalam buku catatan takdir setiap manusia. Allah Swt telah mengambil perjanjian dan kesaksian setiap ruh, sebelum ruh ditiupkannya ke alam kandungan. Ini-lah peristiwa yang terjadi di alam ruh, ditahapan ini setiap jiwa atau ruh memulai perjalanannya. Sebuah fase pertama perjalanan dari alam ruh menuju alam kandungan atau sebelum titik nol/zero. Saat janin berusia tiga bulan dalam rahim ibu, ditiupkanlah ruh ke dalam diri seorang bayi. Tahapan awal kehidupan di alam kandungan atau titik nol sebuah kehidupan. Hingga saatnya dilahirkan ke dunia menjadi seorang manusia dengan semua hakekatnya tidak ada satu jiwa pun atau ruh yang lahir ke dunia. Kecuali Allah telah mengambil perjanjian dan kesaksian mereka di alam ruh. Allah Swt adalah Rabb sekalian alam dan tidak ada satu pun makhluk yang boleh mengingkari ke Esaan-Nya. Dimana setiap jiwa atau ruh telah diambil kesaksian dan perjanjian dengan Allah Swt. Di hadapan Allah Swt, Nabi Adam dan penduduk langit sebagai saksinya. Secara fitrah kadang manusia memang lupa akan perjanjian itu, dan Allah Swt pasti akan mengingatkan. Semoga kita selalu menjadi orang-orang yang diridoi Allah Swt, untuk memegang teguh kesaksian kita. Dinyatakan dalam Al Quran ayat di bawah ini “Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyerukan supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia Allah telah mengambil perjanjianmu, jika kamu adalah orang-orang yang beriman.”QS. Al Hadid, 57 8.. Perjalanan manusia di dunia, mencari jalan pulang menuju Allah menuju Allah Swt menurut para sufi ibarat sebuah perjalanan mendaki gunung yang tinggi. Fase pertama perjalanan menuju Allah Swt dikatagorikan sebagai perjalanan yang sulit, terasa sempit, dan berliku. Dibutuhkan sebuah tekad yang kuat melangkah ke depan karena banyak rintangan dan godaan. Jejak langkah para sufi adalah jalan khusus yang berat untuk diikuti, namun tidak mustahil menjalaninya. 1 2 Lihat Filsafat Selengkapnya
Perjalanansufi Sunan Kali jaga. Puji syukur kita haturkan kehadrotulloh swt, sholawat dan salam atas baginda yang mulia nabi Muhammad saw. kembali lagi blog PPA menyajikan perjalanan tasawuf seorang hamba yang mulia yang lahir dipulau jawa tercinta, yaitu Raden Syahid atau syeh Malaya atau lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kali jaga, yang
perjalanan para penempuh menuju allah. Bahkan fenomena rahasia-rahasia allah yang tersingkap, juga merupakan bagian utama dari tema-tema dunia sufi. Dari peristiwa itu pula kita bisa menggali sufisme Rasulullah SaW. ada beberapa pelajaran-pelajaran sentral dalam peristiwa itu yang bisa kita ambil dalam cara pandangan sufisme kita adanya proses Mukasyafah, Muhadlarah dan 1. Musyahadah ketersingkapan Rahasia Ilahi, kehadiran Ilahi dan Penyaksian Ilahi yang dialami oleh Rasulullah SaW. Pendampingan atau bimbingan Mursyid 2. terhadap proses menuju kepada allah Ta’ala. Fungsi Jibril as, di sana sebagai Mursyid. Tujuan utama dari perjalanan tersebut adalah 3. menuju kepada allah SWT. Sedangkan fenomena-fenomena di balik perjalanan itu, adalah anugerah allah. Dan Hak allah untuk membukakan rahasia-rahasia-nya. namun bukan tujuan itu sendiri. Fungsi Mursyid senantiasa membimbing agar 4. murid mencapai Ma’rifatullah atau Insan kamil. Pencapaian menuju kepada allah melalui 5. Buraq, adalah kecepatan cahaya qalbu, yang dilimpahkan allah. adanya kandungan-kandungan syari’at, tarekat 6. dan hakikat. Hanya manusialah yang mampu menghadap 7. allah Ta’ala. Sebab Jibril hanya mampu di langit lapis ketujuh. Demikian antara lain kandungan dari Mi’raj Sufi Rasulullah SaW. namun masih jutaan misteri sufistik di balik itu semua yang tak terhingga. Di antara hal-hal yang bisa kita ambil pelajaran di sana, di saat Rasulullah SaW diperlihatkan Rahasia-rahasia-nya mukasyafah seperti melihat surga, melihat neraka, melihat ummatnya di masa depan, melihat rahasia jagad semesta, maka, Malaikat Jibril selalu mengingatkan bahwa semua itu bukanlah tujuan. namun tujuan Isra’ dan Mi’raj itu adalah menuju kepada allah Ta’ala. karena itu, jika kita terpaku hanya pada fenomena-fenomena sufi saja, kita akan terjebak oleh Ghurur, atau tipudaya yang bisa menjadi hijab antara kita dengan allah swt. Secara panjang lebar Hujjatul Islam menuangkan Ghurur ini dalam kitabnya al-kasyfu wat-Tabyiin fi Ghururil khalq ajma’in. lihat Tipudaya Terhadap kaum Sufi. Mengapa kita angkat tema Ghurur ini? Sebab, perjalanan ruhani sufi, merupakan perjalanan panjang, sebagaimana perjalanan syari’at kita. Banyak sekali “jebakan-jebakan” yang bisa saja membuat kita gagal dalam proses menuju kepada allah Ta’ala, hanya karena kita terpaku pada fenomena tersebut. Ibnu athaillah as-Sakandari pernah mengingatkan, “kerinduanmu untuk membongkar cacat-cacat batinmu itu lebih baik daripada keinginanmu untuk menyingkap hal-hal yang ghaib.” Banyak perilaku penempuh jalan sufi yang terpesona oleh fenomena-fenomena keghaiban, dan akhirnya asyik dan berhenti pada fenomena-fenomena tersebut. Ia tidak lagi meneruskan perjalanannya menuju kepada allah, tetapi terpaku hanya pada fenomena Ilahiah itu. Ia hanya menikmati perburuan rahasia allah dibanding mencari allah itu sendiri. Dalam al-Qur’an ditegaskan, “Wahai manusia, apa yang memperdayaimu sehingga engkau durhaka kepada Tuhanmu yang Maha Pemurah?” ayat ini sangat jelas agar kita tidak terjebak oleh tipudaya di balik prestasi amaliah kita. apalagi jika kita sekadar berpijak dan bergantung pada amal-amal kita, kita akan kehilangan rasa tergantung kepada allah Ta’ala. Ummat Islam sendiri, seringkali terpesona oleh kehebatan-kehebatan seseorang, yang terkadang mengatasnamakan karamah. Padahal memburu karamah merupakan sikap yang terpedaya dalam perjalanan ruhani kita. Banyak orang yang memiliki kehebatan-kehebatan irrasional, tetapi bukan berarti orang tersebut memiliki derajat luhur di hadapan allah. Sebab, iblis atau jin pun juga memiliki kehebatan yang mampu melintasi bumi dalam sekejap. Mukasyafah atau tersingkapnya rahasia Ilahi, misalnya, bukanlah tujuan dari perjalanan itu. namun Mukasyafah seringkali dialami para sufi, sebagai dampak dari ketulusan hati seseorang, dan semata muncul dari allah Ta’ala, bukan ikhtiar hamba-hamba allah. Banyak orang mengaku mendapatkan kekuatan ruhaniah seperti Mukasyafah atau karamah, lantas ia mengklaim bisa bertemu wali a dan wali B, bahkan bisa menjelma dalam dirinya, padahal terkadang apa yang dilakukan adalah dominasi Jin Muslim dalam dirinya, yang ia tidak tahu, apakah itu malaikat atau jin, atau sirrullah. Semoga kita tetap di jalan istiqamah, menuju kepada allah SWT.*** Tobat merupakan awal perjalanan para penempuh dan merupakan kunci kebahagiaan para pengharap hadirat allah. allah Swt. berfirman “Sesungguhnya allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” al-Baqarah 222. Firman-nya pula “Dan bertobatlah kamu sekalian kepada allah ....“ an-nur 31. Rasulullah Saw. bersabda, “Orang yang bertobat adalah kekasih allah, dan orang yang bertobat dan dosanya seperti orang yang tidak pernah berdosa.” Rasulullah Saw. juga bersabda “kegembiraan allah terhadap tobat seorang hamba-nya yang Mukmin melebihi kegembiraan orang yang singgah di sebuah padang sahara yang tandus dan membahayakan. Ia membawa kendaraan, untuk membawa makanan dan minumannya bekalnya. kemudian dia merebahkan diri dan tidur sejenak. ketika terbangun, ternyata ia tidak mendapatkan kendaraan tunggangannya lantaran terlepas dan melarikan diri. Lalu ia berupaya mencarinya ke berbagai penjuru, hingga merasakan amat lapar dan haus ... atau apa saja yang dikehendaki allah menimpa atas dirinya. kemudian ia berkata, aku akan kembali ke tempat di mana aku tidur tadi, dan akan tidur kembali hingga mati di situ.’ Sesampainya di tempat itu, ia pun meletakkan kepalanya di atas lengannya, lalu tidur untuk mati. Tiba-tiba ia pun terbangun, dan ternyata tunggangannya yang semula hilang itu ada di sisinya lagi, berikut bekal dan minumannya masih ada. allah itu jauh lebih gembira dari orang yang telah mendapatkan kembali tunggangannya dan bekalnya itu.” al-Hadis.
BlWK.
  • c23g1b9npw.pages.dev/314
  • c23g1b9npw.pages.dev/197
  • c23g1b9npw.pages.dev/430
  • c23g1b9npw.pages.dev/493
  • c23g1b9npw.pages.dev/274
  • c23g1b9npw.pages.dev/238
  • c23g1b9npw.pages.dev/429
  • c23g1b9npw.pages.dev/203
  • perjalanan sufi menuju allah